♨♨♨
Geno dan Jinho di larikan ke rumah sakit ketika kedua pemuda itu sama sama tergeletak tidak sadarkan diri setelah Jeno menyuruh kedua anak itu menggunakan pisau untuk saling bunuh, Jeno membawa kedua putranya dengan cepat sampai ke rumah sakit dan segera di tangani oleh para ahli medis.
karna mereka berdua mengalami kekurangan darah akibat perkelahian tadi, bahkan kaki Geno pun retak dan harus menjalani operasi.
Junwoo dan Evelyn tidak ikut mengikuti titah ayah mereka yang tidak mengizinkan keduanya ikut ke rumah sakit sekalian menjaga Areon yang tidak bisa untuk di bawa ke rumah sakit karna masih bayi.
Jinho sudah di pindahkan ke ruang rawat, pemuda itu juga sudah sadar walau kepalanya harus di perban akibat mengalami benturan keras di kepala akibat pukulan batu yang Geno layangkan, Jeno dan Jaehyun segera menghampiri ruang rawat si sulung.
Jaehyun segera menghampiri Jinho, melihat kondisi putranya terbaring di ranjang rumah sakit seperti ini.
"sudah membaik?" tanya Jaehyun pada si sulung yang kini menghembuskan nafas, meraih lengan ibunya dan mengangguk, setidaknya kondisinya lebih baik daripada saat kepalanya hampir di hancurkan menggunakan batu.
Jeno berdiri di belakang Jaehyun sambil bersidekap dada, lalu berdeham keras melirik Jinho yang mengusap usap punggung tangan Jaehyun dan meletakkan punggung tangan Jaehyun pada pipi remaja tersebut, Jinho menatap Jeno dengan jengah melihat ayahnya terlalu posesif , lantas anak laki laki itu melepaskan tangan ibunya, dan kembali terdiam sebelum sesuatu menganjal pikirannya.
ah adiknya, Jinho baru teringat.
mereka tadi bertengkar hebat sampai masuk rumah sakit seperti ini.
"Geno, bagaimana kabarnya?" tanya Jinho menatap Jeno dan Jaehyun bergantian, ingin mengetahui kabar adiknya, melupakan kekesalannya pada Geno soal tadi.
Jeno menatap Jinho menyeringai "bukankah kau ingin Geno mati, lalu untuk apa menanyakan tentangnya lagi?" tanya Jeno memajukan wajahnya menatap anaknya dengan seringaian licik, membuat Jinho terdiam beberapa saat.
"yang terpenting kau masih selamat" lanjut Jeno, lalu memundurkan wajahnya dan mengecup pipi Jaehyun tiba tiba, sehingga pria yang lebih tua berdecak karna ciuman Jeno, bisa bisanya Jeno mencuri ciuman disaat suasana sedang tegang seperti ini.
Jinho menatap ayahnya serius "Apa, maksudmu, bagaimana kabarnya Geno aku sedang bertanya" ujar Jinho.
"hm?" Jeno menggidikan bahunya.
"Appa jangan berbohong katakan Geno bagaimana keadaanya sekarang, ck eomma keadaan adikku? dia baik baik saja kan?" Jinho beralih bertanya pada Jaehyun, harap harap cemas.
"beristirahatlah, Appa dan eomma akan mencari makan, oke" Jeno tersenyum dan terkekeh merangkul pundak Jaehyun, namun Jinho beralih posisi menjadi duduk dan hendak mencabut infusnya, Jeno berdecak tadi dia melihat anak itu bersemangat sekali untuk membuat adiknya tewas, namun kenapa malah bertanya tanya tentang Geno.
"kau ingin apa? mencabut infusan? seperti anak kecil"
"terserah aku akan mencari tau tentang Geno!"
Jeno menghela nafas "adikmu sedang di operasi, dia ada di ruang operasi sekarang, jelas. jadi berbaring dan kembali istirahat" tutur Jeno, Jinho tidak jadi mencabut infusnya, dan kembali merebahkan diri walaupun dia selalu dibayang bayangi kesalahan.
dia lebih dewasa dari Geno seharusnya dia bisa mengendalikan ucapannya.
♨♨♨
Junwoo dan Evelyn kini tengah mengasuh Areon yang begitu aktif, bayi gempal itu sibuk mengemut empengnya, dan mendengarkan Evelyn bercerita dengan Junwoo yang memangkunya.
Bayi 6 bulan itu tampak damai walaupun ibunya sedang tidak ada di sekitar, namun kedua kakaknya kan masih berada di dekatnya, bayi itu tampak nyaman.
Evelyn menyelesaikan cerita dongengnya, lalu tersenyum, dan mencium gemas pipi tembam Aeron.
"humm kau menggemaskan sekali" Evelyn mengusap pipi tembam Aeron dengan gemas, pertama kali dia bisa sedekat ini dengan bayi tampan, lucu, yang bisa membuat harinya tampak lebih cerah ketika melihat gelakan lucu dan gumaman tidak jelas itu.
Junwoo hanya terdiam, pikirannya berterbangan kesana kemari memikirkan tentang kejadian tadi, Jinho dan Geno bertengkar hebat sampai masuk ke rumah sakit.
apa yang mereka pikirkan, saudara tetapi layaknya musuh.
Junwoo menghela nafas pelan, dia tau permasalahan keduanya, bukannya menebak nebak atau merasa terlalu percaya diri jika kedua saudaranya itu memang ribut akibat dirinya tapi Junwoo mendengar sendiri percakapan mereka, tapi saat itu Junwoo pergi tidak mengetahui jika keduanya akan berakhir ribut seperti itu.
"Junwoo, bagaimana kondisi Jinho Hyung, dan Geno, kita tidak mendapat kabar sama sekali dari Appa ataupun Eomma" ujar Evelyn, menatap Junwoo dengan tatapan penasaran, dia menunggu kabar Jinho dan Geno sedari tadi tapi tidak ada kabar satu pun yang datang.
misalkan Jeno menelphone dan memberi tahu kondisi keduanya disana, tapi ini tidak ada sama sekali, Junwoo tersadar menatap Evelyn dengan tatapan lelah, remaja lelaki itu menggelengkan kepalanya tidak tau.
"mungkin Appa sedang sibuk mengurus keduanya, jadi belum sempat mengabari" jawab Junwoo sekenanya.
Evelyn mengangguk, kedua tangan cantik itu saling bertautan, Evelyn sebenarnya khawatir dengan Geno, dengan Jinho juga namun gadis itu benar benar penasaran dengan keadaan Geno juga.
"bagaimana kabar Geno ya" gumamnya pelan, Junwoo mengerjap menatap Evelyn yang tampak menggumamkan sesuatu.
"kau mengatakan sesuatu?" tanya Junwoo, dia mendengar Evelyn bergumam tapi tidak terlalu tau apa yang gadis itu katakan, Evelyn tersentak, tergagap saat tau Junwoo menyadari gumamannya.
gadis itu menggelengkan kepala dengan kepala tertunduk.
♨♨♨
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother | Nohyun
Fiksi Penggemarsequel dari sexy father Bukan cuma cerita kehidupan Jeno dan Jaehyun tapi juga mengulik kisah cinta sedarah antara ketiga putra mereka BxB Gay Jeno x Jaehyun