pulang

6.4K 454 25
                                    

•••

Jaehyun masuk ke kamar mandi, ingin membuang air kecil, toiletnya bersih dan harum sangat terjaga, membuat para pengunjung yang datang nyaman, apalagi Jaehyun benar benar suka dengan toilet yang nyaman dan harum, dia benar benar memperhatikan keadaan tempat buang air kecil dan besar ini.

jika kotor, bau dan pengap lebih baik Jaehyun menahan dirinya dan mencari tempat yang lebih layak.

namun pintu utama kamar mandi terbuka, Jaehyun melihat dari pantulan kaca, sosok Jeno yang berada disana, lelaki April itu tersenyum dan segera memeluk Jaehyun dari belakang.

"untuk apa kau disini Jeno, ingin buang air kecil juga?"

Jeno menggeleng kan kepala dan segera menyelipkan kedua tangannya di sisi lengan Jaehyun, lalu melingkarkan kedua tangannya di perut lelaki manis itu, dan menoleh kearah cermin menatap pemandangan keduanya.

Jaehyun terdiam, lalu mencoba melepaskan diri dari pelukan Jeno, dia ingin buang air kecil sekarang, rasanya Jaehyun tidak tahan lagi.

"Jeno, aku harus buang air kecil sekarang, menyingkirlah dahulu"

Jeno menyeringai.

"memohon sayang" bisik Jeno, lalu mengusakkan hidungnya di telinga Jaehyun sampai merona merah, itu tandanya jika Jaehyun mulai menerima rangsangan geli dan perasaan aneh.

Jaehyun mengerenyit dengan nafas memberat.

"ah hh, Jeno aku mohon, ini sangat tidak nyaman, aku ingin buang air kecil, ku mohon" tutur Jaehyun, Jeno tersenyum singkat dan mulai mengendurkan pelukannya membiarkan Jaehyun untuk masuk ke bilik, pria februari itu tersenyum tipis pada Jeno sebelum masuk kedalam bilik.

"terimakasih Jeno"

dengan langkah tergesa Jaehyun membuka pintu kamar mandi, dia sudah tidak tahan, baru ingin menutup pintu kamar mandi tiba tiba Jeno menerobos masuk bersamanya dan mengunci pintu kamar mandi dari dalam.

Jaehyun tersentak sampai terdorong ke sudut kamar mandi akibat Jeno.

sepertinya kamar mandi ini akan terdengar suara suara aneh dari bilik di ujung sana.

•••

tiga hari pasca selesai operasi, Geno sudah memberontak ingin pulang ke rumah, dia tak mau berlama lama di rumah sakit, anak itu terus saja meminta ayahnya agar bisa membawanya pulang, alhasil Geno di rawat di rumah, begitu juga Jinho, mereka di rawat bersama di kasur yang sama, kamar Jinho menjadi tempat perawatan mendadak.

Jeno bersidekap dada melihat kedua anaknya itu masih belum akur.

"kalian tidak ada yang mau mengalah?"

Jinho dan Geno menoleh pada sang ayah sebentar dan bertatapan satu sama lain, mereka saling menatap lalu membuang pandangan ke arah lain dengan dengusan dongkol.

"tidak" ucap mereka bersamaan.

"Jinho kau-

"tolong Appa, jangan membawa usia di dalam masalah kami, ini bukan masalah aku yang lebih tua dari dia jadi aku yang harus mengalah, karna itu tidak akan!" Balas Jinho menyela ucapan Jeno yang bahkan belum selesai.

"ya terserah kalian, kepala Appa pusing melihat kalian berdua, kalau ada apa apa panggil Appa saja, Appa bersama Eomma mu di kamar sebelah" Jeno melenggang pergi keluar dari kamar putranya, tidak lupa menutup pintu yang dia buka.

Jinho dan Geno menatap pintu itu di tutup, lalu mereka tampak bergelut dengan pikiran masing masing, terbaring disini dengan keadaan mengenaskan, apalagi Geno tak bisa berjalan.

mendengarkan ucapan sang ayah tadi, Jinho menyandarkan diri pada punggung kasur, kamar sebelahnya? kamar tamu.

tetapi kamar tamu itu. . .

"kau memiliki pemikiran sama sepertiku?" ujar Jinho tanpa menatap sang adik.

Geno menggaruk alisnya dan mengerutkan dahi, mata sipitnya melebar "ya"

lalu nafas keduanya tercekat, saat dinding di kamar sebelah tampak terbentur, terdengar suara aneh samar samar di ruangan sebelah sana, Jinho dan Geno menggaruk tengkuk mereka dan menghela nafas.

"Hyung tolong ambilkan headphone mu dan sambungkan dengan bluetooth ponselku" ujar Geno, Jinho meraih headphonenya yang tergeletak di nakas begitu juga earphone, mereka berdua memakai benda itu sambil menggerutu seraya menyambungkan bluetooth ke earphone dan headphone masing masing.

"sepertinya kita akan kedatangan anggota baru lagi".

"hah, aku akan menjadi kakak lagi" ujarnya lesu, tetapi tidak tau juga ini karna mereka sudah lelah mendengarkan pertengkaran orangtuanya, dimana mana tidak tau tempat.

•••

Brother | NohyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang