七 | Panas

246 44 10
                                    

Inget kan kemarin Daren habis ilang? Nah efek dari kejadian siang kemarin baru muncul pagi ini, si Daren panas. Padahal gue udah siap sama seragam mau berangkat bareng papi.

Untung ortu gue ini pengertian ke calon mantu jadi gue diizinin bolos buat jagain Daren di apartemennya. Asal kalian tau ya, si Daren kalo sakit itu manja, pake banget. Kata tante Dira si gitu. DAN TERNYATA IYA!

"Daren, obatnya." Kata gue sambil bukain obat obatan yang harus diminum sama Daren.

"No. Gamau." Daren nutup seluruh badannya yang telungkup pake selimut. Kepalanya doang yang nyembul, pengen liat apa yang gue lakuin, terus dia sembunyi lagi, persis kaya kura kura gabut.

Gue ngedeket bawa mug isi air sama obat tiga butir. "Bangun, obatnya."

"Ga."

"Daren."

"Nggak."

"Jaehyun.."

"Nope."

"Mahatama."

"Nggak mauu~"

"Dareen Jaehyun Mahatama."

"..."

Gue udah gedek pengen nampol, cuma anaknya lagi sakit gimana dong. Oh gini aja deh. "Satu butir, satu kiss. Gimana?" Gila emang gue. Tapi daripada ga mau ya kan.

Dan bener aja, si Daren langsung nyembulin kepalanya lagi. "Bener?" Tanya Daren, sambil matanya di kedip kedipin pake efek bling bling.

"Iya."

"Oke." Dia duduk semangat sambil senyum senyum. Gue kasilah itu tiga butir obatnya sama dia, siap siap deh habis bibir gue sama dia.

Tiga butir ditelen bersamaan sama Daren. Mukanya kaya tersiksa tapi demi kiss dia berusaha buat ga muntahin lagi obatnya. "Udah."

"Oke bagus. Gue beresin ini." Gue ngambil kesempatan buat kabur dari Daren dengan dalih mau beresin mangkuk bubur juga mug punya dia.

Tapi emang kayanya dia pekanya kebangetan, tangan gue ditarik sampe hampir jatuh nimpa dia di atas kasur.

"Ga boleh. Mana kiss nya?" Daren nahan tangan gue. Gila suaranya! Daren suaranya serak tapi ringan, but now, KOK JADI SERAK BERAT GITU SI?!

"D-daren, kan cuma naruh doang."

"Sama aja kak. Mau kabur kan." Dia narik pinggang gue biar duduk di pangkuannya. ANJIR! GUE MAU MELEBUR, MALU.

"D-daren.." gue noleh gugup ke Daren. Jadi posisinya gue duduk ngebelakangin dia. Daren nyandar di bahu gue, entah karena dia lagi demam atau apa, tapi gue juga ngerasa panas di sekujur badan anjir.

"Kak.. can i?"

Gue merinding tolong. Tapi Cassandra harus profesional. Jadi gue bilang, "boleh."

Say good bye to my lips karena Daren langsung nindih gue di kasurnya dan nyium gue. Gue ga dikasi kesempatan buat ikut ngimbangin ciumannya, pasrahlah intinya.

Bunyi khas antara tautan kita kedengeran jelas di kamar luas punya Daren. Bahkan tangan anaknya itu udah mulai merambat kemana mana.

"Ngh!" Gue nepuk keras punggungnya biar ngelepasin tautannya yang lumayan lama dan menguras tenaga. Inget, saya juga butuh nafas.

Daren ngejauhin mukanya. Benang sisa cumbuan ganas itu kelihatan tertaut dari bibir gue dan bibir Daren. Dia ngusap bibirnya sendiri pake ibu jari. Seksi guys.

"Baru sekali. Lagi dua belum." Daren masih nindih gue. Deru nafasnya yang anget bisa gue rasain di jarak sedeket ini.

Gue nutup muka gue malu. Gimana ceritanya si superior kaya Cassandra ini jadi lemah dan pasrah di depan Dareen yang lagi sakit?

"Apanya lagi dua. Udah satu aja."

"Kan janjinya satu butir obat satu kiss. Ada tiga obat kan tadi yaudah tiga kali kissnya."

"Iya nanti."

"Sekarang."

Gue ga bisa ngelawan Daren. Karena dia udah lebih dulu ngeraup bibir gue lagi, kali ini lebih ganas. Bahkan gue melenguh sakit karena dia ga sengaja ngegigit bibir gue.

"Hmphh.."

Suara yang ada di ruangan ini ga jauh dari suara kecipak bibir gue, atau ga gitu suara lenguhan gue dan Daren. Intinya hal hal yang berbau mature.

Oke mari skip. Takutnya kalian iri 😏.

---

Daren bangun dan liat Sandra yang lagi tidur di sampingnya. Entah apa yang dilakuin dua insan itu sampe ada beberapa baju berserakan di lantai.

Laki laki itu meluk Sandra yang tampil polos di sampingnya, polos ya? Hmm.. tanpa make up maksudnya tuh... "Wake up, babe."

"Nanti.."

Daren senyum. Dalam hati dia mikir 'pasti capek ya?'

Iya capek gitu. Gitu, ngurusin Daren. Iya itu 🌚.

Daren berdiri dan make sweater yang dilepas tadi karena gerah-- gerah ngapain hayooo?? Wajar aja gerah kan lagi sakit, malah bagus toh, panasnya bisa turun.

Laki laki itu pergi ke kamar mandi niatnya buat nuntasin panggilan alam dan juga cuci muka, ninggalin Sandra di kasur yang lumayan berantakan.

Ga lama habis Daren masuk ke kamar mandi, Sandra bangun. Dia ngerjapin pelan matanya berusaha buat nyesuaiin keadaannya yang linglung karena baru aja bangun.

"Ren?" Panggil Sandra. Tapi karena ga ada jawaban dia jadi panik. "Ren? Daren?!"

"Iya? Kenapa?" Muncullah kepala ungu dari balik pintu kamar mandi, siapa lagi kalo bukan Daren. "Kenapa panik gitu? Aku di kamar mandi kok."

Sandra ngerentangin tangannya minta Daren biar ngedeket dan peluk dia. Daren si mau mau aja. Tapi tumben. "Ga boleh ke kamar mandi. Disini aja sama gue."

"Tapi kak, aku mau pipis."

"Nggak boleh."

"Kak, udah diujung ini." Sekedar informasi guys, Daren belum kelar pipis karena keburu dipanggil sama Sandra. Dia baru ngelorotin celana tadi.

Sandra makin erat meluk Daren. Dan Daren baru sadar, ternyata suhunya Sandra jadi lebih panas dari biasanya. Dia buru buru ngecek keadaan tuangan kesayangannya itu.

"Kak, kakak panas."

"Ngg.."

"Kak.."

Sandra ga jawab dia udah terlanjur nyaman di pelukannya Daren jadi ngantuk.

Gini nih. Tadi cowonya sakit, sekarang cewenya. Karena apa? Iya itu tadi. Adegan kissing kissing yang ngebuat Sandra jadi ikut ketularan.

Endingnya, dua manusia ini dirawat sama mami Risa di rumahnya.

---

medicine kiss 😏
daren diam diam menghanyutkan juga ya.

🖇️# ࣪𝐦𝐚𝐡𝐚𝐝𝐢𝐧𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang