二十八 | Sana

131 28 1
                                    

Jujur, sesampainya di rumah punya Sana dulu, semua emosi yang ditahan Sana dari awal berangkat sampe pulang ke rumah lamanya runtuh gitu aja.

Sandra yang tau masalah yang Sana alami langsung meluk dan nenangin, begitu juga Rias.

"Pelan pelan cerita ya San."

Sana dengan sesegukan mulai cerita.

Awal mula masalahnya itu sejak berita dia mau nikah-- ah tepatnya dinikahin ayahnya sama Yuto, cowok Jepang yang termasuk ke jajaran orang berpengaruh disana. Dari situ Sana mulai tertekan.

Terus berbulan bulan kemudian, mulai muncul masalah. Sana baru tau ternyata dia dijadiin objek jual beli antara keluarga ayahnya sama keluarga Yuto demi perusahaan keluarga ayahnya yang ga seberapa.

Karena Sana tau rencana ayahnya, ayah Sana buat rencana licik. Dia sengaja ngejebak Sana sama Yuto. And yap, mereka ngelakuin itu atas dasar dijebak.

Inget yang dibilang Yuta di bandara? Ayahnya Sana ditangkep? Itu dia yang ajuin ke pengadilan. Semua kebusukan ayah Sana dibongkar semua sama Yuta disana.

Sana pun akhirnya bebas dari keluarga ayahnya. Tapi dia belum bebas dari mantan calon suaminya, Yuto. Sana hamil anaknya Yuto.

Selaku kakak sepupu Yuta marah, dia dateng ke kediamannya Yuto dan mukulin dia tanpa ampun. Yuta ngerasa gagal jadi kakak buat Sana.

Sedangkan Sana, dia seolah hilang tujuan. Dia rusak. Cowok mana yang mau sama dia yang udah dirusak orang ga beradab? Ga ada. Bahkan beberapa kali pikiran gelap masuk ke otak Sana.

"Sana.. harus gimana? Sana ga tau lagi.. kenapa Sana ga bisa bebas? Apa Sana harus mati dulu baru bisa-"

Plak!

"SANA! SADAR! Jangan kaya gitu." Rias yang daritadi diem nyimak tiba tiba nampar Sana karena pikiran buruknya itu. "Pikirin masa depan lo. Belum tentu ga ada yang mau sama lo San. Kasian juga bayi yang lo kandung. Dia ga salah loh."

"Tapi.."

"Iya gue tau yang lo alamin. Tapi bukan berarti lo bisa ambil keputusan buat akhirin hidup kaya gitu. Bangkit Sana. Walaupun seandainya ga ada yang mau sama lo nanti, ada kita yang bakal selalu ada sama lo. Paham?"

Ratna diem diem rekam cerita Sana dan dikirim ke Reiga. Ratna tau kembarannya itu bener bener ambis buat rebut Sana dari mantannya itu, tapi emang ga gerak aja si Reiga.

 Ratna tau kembarannya itu bener bener ambis buat rebut Sana dari mantannya itu, tapi emang ga gerak aja si Reiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"San, walau seandainya semua cowok di bumi nolak lo, masih ada satu yang selalu menerima. Reiga, dia bakal selalu nungguin lo berbalik buat lihat dia."

Tangisan Sana ga terbendung lagi. Dia bersyukur punya temen kaya mereka, dan juga dia bersyukur masih ada harapan untuk kehidupannya di masa depan nanti karena Reiga.

"Thanks."

---

Makasih buat ide cemerlangnya Wulan, sekarang 10 orang dewasa itu ada di alun alun.

"Gue sama Sana mencar ya." Reiga narik Sana ke stand mainan, dia berlagak menangin permainan dan kasi hadiah buat Sana, tapi kalah mulu. Semangat deh buat maung kita.

Lama kelamaan, satu persatu, temen temen Daren pada misah sama pasangan masing masing.

"Ck! Yas, ikut!" Sandra narik narik ujung bajunya Rias yang udah siap buat jelajahin kuliner di alun alun.

"Nggak! Gue mau sama Varo. Lo sama Daren aja sana."

"Tap-"

Daren narik kerah kemeja yang di pake Sandra. "Sama aku aja. Kak Rias sama Varo nikmatin waktunya aja. Bye, nanti kalo udah selesai kabarin aja." Ga kasi waktu jeda buat protes, Sandra diseret sama Daren ke stand es krim.

"Ck! Lepas!" Sandra nyentakin tangannya daren dari lehernya. Waktu mau ngejauh, tangannya keburu di genggam.

"Jangan kemana mana."

"Dih, siapa lo?"

"Hm? Mantan tunangan kamu."

"Hah, tu tau. Lepasin!"

Daren ga jawab atau ngegubris Sandra yang misuh misuh atau coba ngelepasin genggamannya. Dia lagi nunggu es krim buat nyogok Sandra.

"Makasih ya mbak." Daren senyum habis kasi uang ke penjualnya. "Nih, jangan marah marah mulu."

"Ck! Kali ini doang gue mau ikut sama lo ya." Sandra langsung anteng habis makan es krimnya.

"Dari tadi 'ck ck ck' mulu, kaya cicak." Canda Daren, tapi jatuhnya garing dan mengganggu Sandra yang lagi khusyuk makan es krim. Alhasil Sandra jalan duluan ninggalin Daren.

Sandra duduk di bangku panjang disana. Kok Daren ga keliatan? Perasaan dia jalannya ga cepet cepet amat, ketinggalan kali ya?

Sepuluh menit kemudian, Sandra makin ketar ketir karena mantannya itu ga muncul muncul. Bukannya khawatir sama Daren ya, bukan. Tapi Sandra takut sendiri di tempat rame gini.

"Hh.. lama nunggu?" Nah! Muncul juga nih objek yang buat Sandra ketar ketir. Daren keliatannya abis lari, soalnya ngos ngosan.

"Lo darimana?"

"Beli ini buat kamu." Dia ngangkat kantong plastik yang isinya kotak styrofoam. "Tarraaa.. cumi~"

Sandra ngulum senyum. "Hm. Makasih."

Daren ikut duduk di sampingnya Sandra sambil minum jus yang dia beli tadi. Sedangkan Sandra makan cumi yang dibeliin Daren.

Tiba tiba sepotong cumi yang ditusuk sama tusuk sate tersodor di depan mukanya Daren, pelakunya Sandra. "Makan. Lo beliin gue mulu, lo sendiri ga makan."

Daren ga bisa ga senyum dihadapan Sandra yang kaya gini. Dia pun nerima suapan demi suapan Sandra.

"Kak."

Deg!

---

balikan ayo balikannnnn
a

ku mau kalian balikannnnnn
marah brutal

🖇️# ࣪𝐦𝐚𝐡𝐚𝐝𝐢𝐧𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang