Bab 6

393 36 5
                                    

Almost two weeks and everything went well here. So far, memang aku banyak sama dengan Clarence je for any shift. Masuk pagi ke petang ke, semua memang dengan Clarence. Dengan James adalah baru sekali tu je.

"So, seronok tak kerja sini?" Jerlyn the supervisor bertanya.

"I like it so farlah."

"Dulu kerja mana?"

"Oh, receptionist kat Grand Hyatt."

"Lah! Then why you quit? Salary not enough is it?"

"Eh, enough je. Tapi dah James ajak kerja sini dengan dia sekali, I ikut sajalah."

"Memang dah lama kenal James?"

"Since form three. Kenal kat Twitter actually but tak sangka pulak boleh rapat."

"I see."

Dari jauh, aku nampak Clarence sedang membetulkan tali lehernya. Other than rupa dia yang memang aku rasa tarikan utama butik ini, dia memang ada karisma dia sendiri. Gila sales dia sorang je dekat RM50k per month.

"Jerlyn, Clarence tu single ke?"

"Clarence ah? Actually I also don't know one. They say he has a girlfriend before but never seelah."

Aku anggukkan sahaja.

"Okaylah just share with youlah. I dulu pernah try nak flirt dengan dia but maybe I'm just not his type kut."

Kalau ikutkan, Jerlyn ni cantik kut. Kurus tinggi lampai orang dia. Suara dia pun sultry kind of voice. Memang packagelah actually.

"What type yang dia nak?"

"Like his sister, maybe? Kakak dia cantik gila wey!"

"Kakak dia?"

Jerlyn mengangguk.

Baru aku hendak bertanya lagi, Clarence datang ke arah kami berdua. Oh ya dia ni ada satu habit tau. Dia suka jalan kat kau macam dia nak cakap something, then bila sampai dia akan diam sekejap sampai kau rasa intimidated then baru dia tanya.

"You guys break what time?" Dia bertanya.

"Don't know yet lor. Laterlah. Bring tapao already some more." Jerlyn menjawab.

"I see. Afternoon shift siapa masuk?"

"Sangeetha right? 12 to 9 today."

"Oh, okay. If so, I dengan Qasy go lunch after she come later."

Kejap. Dia dengan aku. Dia dengan aku go lunch.

Aku terus pandang dia.

"What? Your previous boss never ajak you makan is it?"

"Oh, okey."

"Also, Jerlyn, nanti ask Sangeetha wipe the exhibition outside. Quite dusty liao."

"Okay, Clarence!"

Clarence kemudiannya pergi dari situ masuk ke dalam pejabat kecilnya. Nampaklah Jerlyn ni infatuated dengan Clarence sampaikan dari mata dia je pun dah nampak.

"So handsome yet so lonely lor."

"How you know if dia lonely ke tak?"

"Can see maa? Looklah. Before this ah, he always go for lunch alone. Even on his Instagram also, all he go alone also."

"Alone doesn't mean lonely." Aku memberikan komentar.

"Betul. Eh nanti you pergi lunch dengan dia tanyalah if dia ada girlfriend or not."

"Why should I?"

"Ala, go asklah. For me."

Dan jawapan Clarence ketika lunch adalah...

"Love is a scam. Made by happy people."

Mendengarkan itu, aku terdiam sejenak.

"It is." Dia menegaskan. "And don't use our parents as an example. How confident are you that they are happy?"

"Mine are, so far as I can see."

"Then good for them. I mean, mine as well as far I can see but you don't compare with themlah. Some of them have no choice but to stay together."

Aku mengangguk. "So you don't believe in love?"

"I don't say I don't believe. More like I don't see the hype over it."

"Hype over love?"

"Yeah. All the rush and pressure to have a partner. Like, why?"

"You sound like your trust in love got betrayed siaa." Aku memberikan pendapat dalam ketawa.

"Actually, yes. But not directly to melah. To my sister, actually."

Aku mengangguk lagi. Aku menyuap burger McD ke dalam mulut lagi. "Mind if I ask what happened?"

Dia senyum senget. "Her boyfriend of almost 10 years asked for breakup, stating his feeling to her is not there anymore. Don't you think it's a mean thing to do to anyone?"

Mendengarkan itu, berderau darah aku. Betul. Sometimes aku wonder how easily kita boleh fell out of love. Dan betapa mudahnya kita menyalahkan takdir untuk sebab itu.

Tapi kalau dekat 10 tahun, itu kejam. Sangat kejam.

"So, after what happened to her, I think that time is a relative thing. And to be honest, it suckslah."

Aku angguk lagi.

"And you? Dating anyone?"

Agak-agak kalau aku cakap kat dia yang hati aku masih pada orang yang sama sejak 2014, dia akan judge aku tak? Tak apalah, biarlah aku dan Abang Wira itu sahaja yang tahu tentang kami. And James, because I told him before.

Aku menggeleng.

"Too bad. You have face though."

"I do?"

"You are good-lookinglah I can say."

"Am I?" Kenapa kau blushing, Uqasyah Idraki?!

"Yes, you are."

Siallah aku blushing.

"Take it this way. When you don't chase someone, you won't feel tired. If it were to be, you don't have to kejar also lor."

And that's a quote I will live by. Coming from manager sendiri.

"Dah, jom gerak."

"Jom!"

Ketika dia bangun dan meregangkan otot-ototnya, aku terpesona seketika. Wey what the fuck how can anyone be this elok rupa sial?!

Sabar Uqasyah, sabar!!'

30,000 FeetWhere stories live. Discover now