Nico Chevalier.
Kini nama itu sudah terukir disebuah batu nisan.
Isakan-isakan tangisan pun terdengar pilu.
Banyak yang belum bisa menerima kenyataan itu.
Apalagi suaminya sendiri, Aldrich Chevalier.
Sosok Pria tirani yang terkenal begitu kejam dan dingin.
Kini terduduk lemas disamping makam istrinya, Nico Chevalier.
Berbagai kenangan-kenangan indah dengan Nico terus-menerus berputar di kepalanya.
Tapi sesaat kemudian dia tertampar.
Tertampar oleh sebuah kenyataan yang menyadarkannya bahwa kini semua itu hanyalah kenangan yang indah dan menyakitkan.
Jika didunia ini ada orang yang sedang menyesal, maka pasti Aldrich orang yang lebih menyesal dari orang itu.
Aldrich benci sebuah penyesalan.
Dia benci saat penyesalan itu selalu datang di akhir.
Kenapa tidak diawal saja agar dia bisa memperbaikinya?
Aldrich tahu dia memang egois.
Bahkan sangat egois.
Tapi apakah tidak boleh jika dia meminta kepada tuhan agar istri tercintanya itu dikembalikan?
Aldrich berjanji akan melakukan apapun untuk membuat istrinya kembali kepadanya.
Bahkan jika dia harus kehilangan segalanya pun tidak apa, asalkan dia tidak kehilangan istrinya.
Nico bagaikan nafasnya.
Kekasih jiwanya.
Seluruh hidupnya.
Bahkan nyawanya.
Sebegitu berharganya Nico didalam hidup Aldrich.
Dia tahu dia memang bodoh.
Dia juga tahu jika dia adalah manusia yang brengsek dari para manusia brengsek lainnya.
Tapi apakah hukumannya harus sesakit ini?
Aldrich lebih memilih disiksa hingga dia tidak berdaya dari pada harus menerima hukuman seperti ini.
Apakah sudah tidak ada kesempatan lagi untuknya?
Dulu dia memang berjanji untuk tidak menyakiti Nico, dan jika itu terjadi maka Victoria boleh membawanya pergi.
Tapi itu Victoria, bukan tuhan.
Aldrich lebih memilih Nico pergi bersama Victoria dari pada harus pergi ke pelukan tuhan untuk selamanya.
Apalagi dengan membawa anak mereka juga.
Dia tahu mungkin ini sedikit bodoh, tapi apa tidak boleh jika dia meminta kesempatan untuk yang terakhir kalinya lagi?
Dia ingin memperbaiki semuanya.
Dia ingin agar waktu kembali berputar dimana dia masih berada di kantornya dan belum ada kedatangan Lynelle.
Dan jika itu terjadi, maka Aldrich berjanji demi nyawanya akan memperlakukan Nico dengan begitu baik.
Akan membawa Nico pergi bersamanya di pulau yang jauh dari hingar bingar perkotaan.
Akan membangun kembali rumah tangganya.
Dan menghabiskan sisa hidup mereka bersama-sama.
Aldrich juga tidak akan bekerja lagi, dia akan menggunakan sisa hartanya untuk menghidupi istri dan anaknya hingga tua nanti.
Dan jika sekali saja dia kembali melakukan kesalahan, maka dia rela mati dengan mengenaskan.
Asalkan Nico kembali kepadanya.
Bahkan Aldrich bersumpah akan membunuh setiap wanita yang mendekatinya ataupun sekedar meliriknya nanti.
Aldrich bersumpah.
Jadi tolong beri dia kesempatan untuk yang terakhir kalinya.
Dia rela mati berkali-kali agar bisa kembali ke kehidupan dimana ada Nico yang masih hidup dan menemaninya.
Tapi sepertinya itu tidak akan pernah terjadi.
Sekarang semuanya sudah berakhir.
Umpatan.
Senyuman.
Candaan.
Serta kenangan dari Nico sudah menghilang dan tidak akan pernah dia lihat lagi.
Aldrich bahkan tidak menyangka jika senyum manis yang dia lihat beberapa jam lalu adalah senyuman yang terakhir kali dia dapatkan dari Nico.
Kini Niconya telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Pergi membawa anaknya.
Membawa cintanya.
Dan membawa rasa kekecewaannya.
Meninggalkan Aldrich dengan rasa penyesalan setengah mati.
"Aku sangat mencintaimu, sayang. Semoga kita dipertemukan lagi dikehidupan selanjutnya."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.detik-detik menuju end udah tiba ...
hahaha maaf aku spoil dkit
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PSYCHO {COMPLETED}.
Romance"Aku menginginkan dia berapapun harganya." start, 14 juni 2021 end, 19 januari 2022 8/3/2022: 1 in Al. 26/12/2022: 1 in homo. WARNING! INI CERITA BL. SO, HOMOPHOBIC SILAHKAN ENYAH. DILARANG MENCOPY PASTE SEBAGIAN ATAUPUN SEPENUHNYA CERITA INI KARNA...