chapter 12

40.9K 3.7K 370
                                    

Aldrich tertembak.

Tapi untung saja Aldrich berhasil menghindar.

Jadi tembakan itu meleset dan terkena lengannya.

Jika saja dia tadi tidak menghindar, maka pasti timah panas itu sudah bersarang di kepalanya.

Aldrich benar-benar tidak menyangka.

Kekasihnya yang sudah lama dia cari itu kini malah tega membunuhnya.

Tadinya dia kira Nico hanya menakutinya tapi ternyata tidak.

Nico benar-benar berani membunuhnya.

Jadi,

Anak itu memang sudah tidak mencintainya?

Sial, ini sangat menyakitkan.

"Kenapa kau menghindar, bajingan? Kau takut mati?"

Aldrich mendongak.

Lalu menatap Nico yang saat ini menyeringai ke arahnya.

"Kau benar-benar tega membunuhku?"

Nico tertawa terbahak-bahak.

Pria tua bangka ini sangat menggelikan.

"Kenapa tidak? Memangnya kau pikir kau siapa? Dan kau pikir aku masih orang lemah yang dulu pernah kau siksa?"

Nico kembali tertawa seperti orang gila.

Mengabaikan tatapan menyedihkan dari Aldrich.

Bahkan dulu saat dia memohon ampun agar tidak dipukuli pun Aldrich seakan menulikan pendengarannya.

Jadi apa salahnya jika sekarang dia sedikit bermain-main sambil membalaskan dendamnya?

"Aku sangat mencintaimu. Lakukan apapun yang membuatmu puas, tapi tolong maafkan aku, sayang. Dan aku mohon kembalilah kepadaku."

Nico benar-benar tidak bisa menghentikan tawanya.

Ternyata Pria tua bangka ini suka melawak.

Dasar badut cinta.

"Dalam mimpimu, bajingan."

"Selama lima tahun aku terus mencarimu, dan kau tega memperlakukanku seperti in---"

"Cukup."

"Apakah kau tidak tau betapa aku menc---"

"AKU BILANG CUKUP, SIALAN. AKU BENAR-BENAR MUAK DENGANMU."

Dorr

Tembakan Nico meleset.

Tapi itu bukan karna kemampuan Nico yang buruk, melainkan Aldrich yang menghindar lagi.

Tidak.

Dia tidak boleh mati sekarang.

Dia masih harus berjuang mendapatkan kekasihnya lagi.

Tapi apakah bisa?

Bahkan dia saja hampir mati karna ulah kekasihnya itu.

"Kenapa kau menghindar lagi, brengsek?"

"Maafkan aku. Aku benar-benar masih ingin meyakinkanmu bahwa aku sangat mencintaimu, sayang. Jadi tolong, jangan bunuh aku."

Nico mendecih.

Drrtt drttt

Tiba-tiba saja ponselnya berdering saat dia hendak memaki Aldrich lagi.

Nico pun membuka ponselnya.

Dan melihat nama kekasihnya tertera dilayar ponselnya.

Oh, ternyata itu panggilan dari kekasihnya.

MY PSYCHO {COMPLETED}.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang