Desahan nafas saling berkait satu sama lain, jari jemari ku kini mencengkram erat semua jari jemarimu.
Matamu sesekali kupandang saat aku berusaha membuka mata dan menghirup lagi nafas dalam dalam.
"Sayang.." Aku berbisik lirih di telinganya.
Jarak kami nol senti, dan tak ada jarak sama sekali. Tangan kami saling mendekap satu sama lain, wajah kami saling menempel di ujung ujungnya, dan kami menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk mencumbu.
Waktu terasa singkat saat kami melakukannya dengan segenap perasaan, seolah waktu berjalan cepat sekali.
"Sudah pukul segini, aku mau pulang dulu ya. Kamu jangan lupa chatan nantinya."
"Iya, hati hati yang."
"Iya, kamu juga."
Di persimpangan jalan ini, ia mengantarku dengan rasa khawatir, aku masuk ke dalam rumah sambil sesekali menoleh ke arahnya.
Ia menyalakan lagi kendaraan dan bersiap pergi, aku menatap punggungnya hilang di kelokan jalan.
Sesaat sebelum memegang gagang pintu, terlintas lagi sentuhannya yang menghisap bibirku.
Kusentuh lagi area dimana ia lebih banyak menyentuhnya. Dan aku bisa kembali merasakan aromanya, kehadirannya, juga kehangatan yang ia berikan.
"Kau tau Luis, ini ciuman pertamaku.."
"Oh ya, baguslah.. Ini juga ciuman khusus dariku yang penuh cinta." Balasku.
"Aku hanya melakukan ini denganmu luis,"
"Aku tau itu andre, aku juga hanya mau melakukan ini denganmu, bukan dengan yang lain."
"Ya, aku tak rela kau dimiliki yang lain Luis. Aku sangat menyayangimu."
"Aku juga sama Andre, aku hanya ingin menjadi milikmu dan bukan yang lain."
#####
"Luis, kau ada di dalam. Buka pintunya luis aku mau berbicara denganmu.."
"Tidak, tak ada yang perlu dibicarakan Ndre. Pergi.. Pergi saja!!"
"Mengapa, luis.. Tolonglah buka dulu pintunya."
"Sekalinya tidak tetap tidak Andre.. Kau, kau sudah membuatku merasakan hal yang menyakitkan seperti ini. Aku tak mau hal ini terjadi."
"Luis!! Kalau kau tak membukakan aku pintu, aku tak akan pulang!! Kau dengar itu!!"
"Silakan saja Ndre.."
#####
"Ndre, tunggu dengarkan dulu.."
"Apaan sih, lepasin!! Luis."
"Dengerin dulu, Andre!!"
"Tau ah.."
Hari itu sosokmu terlihat berbeda Andre, tidak seperti yang kini ada dihadapanku. Yang rela hujan hujanan demi menungguku.
"Andre, kita masih berteman kan?"
"Iya."
"Apa, kau bilang apa??"
"Iya, luis kita masih teman kok.."
"Makasih dre.. Aku pulang dulu ya.."
"Ya, hati hati luis."
Hari itu juga, aku bertemu denganmu dan menanyakan kepastian, untuk pertama kalinya kau tampil konyol dan tak terduga di depanku.
