waktu

22 3 0
                                    

Kalian.. Tahu tidak.. Betapa berharganya waktu. Karena waktu itu lebih berharga dari dunia ini.

Maka dari itu, manfaatkanlah waktu, walau cuma sepersekian detik, karena itu juga dapat merubah lika liku hidupmu.

Aku,.. Di umur yang relatif muda. 17 tahun, aku sudah melatih kreatifitasku dengan kata kata dan juga pada media gambar.

Aku berlatih sejak umur 7 tahun, kalau kata kata. Sejak usia 12 tahun.

Kalian sudah membaca karyaku bukan?? Apa belum?? Nah biar aku tunjukan lagi..

Karya pertamaku, walau ngejiplak : RAIB DAN ALI MENIKAh.
Karya keduaku, yaitu :
Pelita langit. Aku bahkan nyiptain lagunya..
Ketiga, : Tamara (beauty girl) masih berhubungan sama dunia pararel.
Ini yang ke-empat. TAPI, INI BUKAN KARYA MELAINKAN KISAH NYATAKU.

Jangan salah paham. Kalian akan banyak sekali mendapatkan pelajaran dari membaca ini.

KEMBALI KE SEPULUH TAHUN LALU..

"ibu.. Kita mau kemana..?" tanyaku binggung karena aku dan ibu naik angkut berwarna kuning, berlawanan dari arah rumahku. Dan hari ini aku masih sekolah. Ini belum hari minggu.

"ke pasar ke mana.. Nanti kamu gak ada temennya. Kamu sendirian di rumah kan!!" kata ibu.. "ya walaupun ada adekmu.. Tapi kamu belum bisa menjaga dia kan?" aku menggeleng.

Beberapa menit kemudian aku membalas.. "tapi kan ada uwa, ada kakak ani, ada yayu yiyi, juga ada MR. K juga kan, lalu ada made (nenek)."

{(MR. K) itu di samarin namanya. Kalian bakal tau sendiri kenapa}

"tapi tetep ibu, watir nak.. Nurut aja ya. Kamu masih rajin ngaji kan nak." ibu mengalihkan ke topik lain. Dan aku baru tau sekarang itu adalah titik awal kecurigaan ibuku pada salah seorang di keluarga kami. Dan ibu mencoba untuk tidak membuatku takut dan ibu berusaha melindungiku dengan mengajaku ke pasar, meski ibu tau, itu amat merepotkan untuknya.

"tentu, bu aku bahkan sudah di IQR'A 2 sekarang, karena mama Baki bilang aku harus apalin itu terus sampai hapal. Lalu lanjut kalau udah hafal." aku tersenyum, mengucapkannya dengan riang. Ibu ikut gembira mendengarnya.

"ayo.. Ayo pasar jatibarang.. Ayo.." teriakan supir angkot memecah percakapan aku dan ibu.

Lengang sebentar.. Ketika angkot bergerak kami berbincang lagi.

"ibu, waktu hari pertama sekolah.."

CERITA.

Aku diantar ibu sampai gerbang.

"nah sekolah gih,.." ibu bilang.
"ibu nanti pergi..?" tanyaku.
"enggak, ibu tunggu di luar."
Tegasnya. Aku ber oh.. Lalu segera menuju kelas 1.

Didalam aku melihat banyak anak anak. Ada yang masih mau ditemani ibunya gak mau ditinggal. Ada yang menyuruh ibunya keluar, ada yang menangis entah mengapa.. Ada juga yang sepertiku ibunya menunggu diluar dan anaknya disuruh masuk ke dalam.

Aku duduk di bangku ketiga dekat tembok. Searah pintu keluar.

Tak beberapa lama, ada guru datang. Badannya bisa dibilang gendut tapi hanya setengah, usianya kira kira sudah 40/50 tahun. Sudah tua.

Guru tadi berbicara.
"halo.. Semuanya.." suara guru itu terdengar ramah di telinga.
"nama ibu.. Ibu saminih.. Nah.. Anak anak semua.. Ayo 1 per 1 perkenalkan diri... Maju kedepan ya.."

Tidak semua murid mau disuruh maju, dan mengucapkan nama mereka, kalau aku.. Ya.. Maju dengan percaya diri, dan mengucapkan namaku tentunya.

"Namaku Satinih." ucapku lalu kembali ke kursiku. Aku sebenarnya sedang bermain di kolong mejaku. Lalu dipanggil.

Lalu setelahnya disuruh berbaris dulu.. Masuk duduk lagi, dan kami mulai disuruh menulis menulis nama. Nah kali ini aku gak main tapi segera ambil buku dan menulis.

Seluruh tulisannya di cek oleh guru.. Ada yang gak karuan bentuknya, ada yang lumayan teratur, ada yang bagus tapi melebihi garis. Ada yang besr sebelah. Dan tulisanku gak bagus tapi gak jelas juga tulisannya.

Jam 10.00 tepat, dan pelajaran pertama selesai. Kami semua pulang. Ibu datang pukul 07.15 dan kami pulang pukul 10.30 lama sekali ibu menungguku, kadang kala ibu melihatku.

.

.

.

"kenapa kamu asyik main di kolong meja sih?" tanya ibu.
Tapi yang ku jawab hanya gelak tawa.

---------------
Aku memang gak terlalu mempedulikan sekitarku, aku hanyalah anak polos yang hanya memandang lingkungan sebagai hal yang menyenangkan. Sampai aku tidak waspada. Aku sudah diajarkan untuk hati hati, tapi ya namanya ngajarin anak kecil, belum tentu bakalan ngerti.

To be continued...

Story LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang