4 tahun berlalu..
Kini aku sudah duduk di bangku kelas 5 sd, banyak yang terjadi padaku. Dari mulai masuk rumah sakit. Melihat temanku yang kecelakaan di jalan raya.
Orang tuaku yang sempat berpisah. Usiaku masih 7/8 tahun saat itu terjadi. Lalu setelah itu orang tuaku bersama kembali.
Dan aku tidak menyadari ada hal yang amat buruk telah menimpaku sebelum aku masuk rumah sakit.
Tanggerang tahun 2013- 2014
Ibu, aku, ayah Dan adiku tika. Kami tengah berada di bis yang besar. Berwarna putih. Bis dedi sukses,
"ayah, ibu. Kita mau kemana sih?" tanyaku.
"liburan!!" jawab ayah sembarang.
"kita mau ke tanggerang!" jelas ibu.
"dimana? Itu!!" aku belum faham.
Ketika bis berjalan, 1 jam lebih. Aku mual mual di bis itu. Karena aku gak mau tidur.
Aku sempat melihal lautan di sisi kananku. Aku duduk di dekat jendela bis.
Diluar, ombak pantai saling menggulung. Lautannya terlihat biru, tapi di tepian terlihat ke abu abuan.
Di laut sana, ku lihat kapal besar Ada juga yang lecil. Entahlah kufikir kapal kapal itu tengah menjaring ikan.
Di film aku sering melihat orang yang mencari ikan di laut.
"wha.. Lautnya bagus. Batunya besar besar. Ada kapal juga!! Wow..!!"
Gumamku."kenapa gak tidur!!" aku menggeleng.
"nanti mual." sambung ibu."gak, aku mau liat laut..!"
Ibuku menggeleng geleng.
Getar bis, panas gerah. Aku mulai pusing. Mual. Obat perjalanan yang ku minum tidak akan bekerja jika aku tidak tidur.
"tuh kan muntah.. Di bilangin. Tidur. Bandel kamu yah!!"
"tapi aku gak mau tidur!! Gak ngantuk ibu!!"
Kekacawan terjadi seketika.
----
Seteleh lewat tol panjang, mobil tiba di res area. Tempat istirahat sementara.
Aku makan mie instan, perutku sejak tadi kosong karena aku muntah.
Aku makan dengan lahap. Sekitar 30 menit perjalanan berlanjut.
Kali ini keaadaanya tidak seperti tadi. Aku tidur karena kenyang.
"nak,.. Bangun yuk turun."
Ibu membangungkanku, kami telah tiba di sebuah kota asing. Banyak gedung dan juga ruko.
Kami menunggu di halte. Tak beberapa lama sebuah mobil berwarna biru menghampiri. Kami menaiki mobil biru itu.
Perjalanan terus menuju pedesaan. Jauh dari gedung tinggi dan ruko bagus tadi.
Mobil ini melewati sebuah sekolah sd.
Ayah menceletuk "nah kamu nanti sekolah di situ!!" secara bersamaan ibu mengangguk setuju dengan ayah.Aku hanya menatap tidak mengerti.
"nah kita sampai."
Kami tiba di warteg, di belakangnya ada rumah kontakan kecil. Dan di sana terhampar persawahan luas. Tapi lahannya kering. Karena memang musim kemarau.
Kami makan di warteg itu.
"mau pesan apa? " tanya ayah.
"nasi oreg,.. Kamu mau apa nak?"
"pake telor.. Ma," obu menngangguk.
Aku langsung menyantap makanan itu. Serta ada teh manis yang baru saja datang.
Setelah selesai, ayah membayarnya dan kami beranjak ke jalan setapak sekitaran persawahan luas. Melewati sungai kecil.
Hanya pohon tumbang itu cara melewatinya.
Terlihat di sana beberapa rumah kecil. Dan hanya terbuat dari bambu.
Dinding nya pagar bambu. 100% hanya bambu dan kayu. Dan plafon yang belum di pasang.Itu hanya gubuk, tapi belum jadi.
"aku nanti tidur di mana?"
"di atap!!" celetuk ayah.
"mas!! Ya disini nak!! " ucap ibu lembut."tapi kalau hujan kan basah!!"
"ya udah tidur dirumah ibu aja!"
Jawab seorang wanita paruh baya.
Usianya jauh di banding ibu."kamu main dulu gih, sama mereka tuh. Ajak adik juga ya."
Ibu menunjuk anak anak yang tengah bermain di sungai kecil itu. Aku menggandeng adikku.
"ayo, dek!!" tika mengangguk.
Aku tiba disana, melihat mereka yang sedang ayik berenang dengan air yang tidak jernih. Malah hitam pekat.
"ihh.. Kalian mandi disini setiap hari?"
Dua anak itu saling pandang, 1 laki laki dan 1 perempuan.
"emang kenapa?!" jawab anak perempuan di sebelahnya.
"nanti kan keminum airnya." jelasku.
"gak akan" jawab anak lelaki di sebelahnya.
Mereka. Tidak mengenakan sehelai benangpun.
"pipit.." jerit ibu ibu yang keluar dari rumahnya.
"udah.. Sini.. Udah dua jam kamu. Sini mandi di rumah." ibunya mendekat sambil membawa handuk.
Dia kegirangangan, karena mereka bercanda tawa saat ini.
"maaattt...." sentak seorang ibu sambil membawa kayu.
"udah, mandi sana..."
Dengan ketakutan dia berlari tanpa menghiraukan aku dan adiku yang persis di depannya. Dia langsung berlari.
Seketika aku langsung tutup muka.
"iiih..." aku dan adiku kompak tutup muka.' Ih dasar, apa dia gak malu?! Lari lari sambil gak pake baju gitu!!'
Batinku.Usia anak lelaki itu 9 tahun sedangkan yang satu lagi 5 tahun. Se usia adikku.
....
Bersambung...