𝐉𝐞𝐧𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐑𝐢𝐯𝐞𝐫 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐢𝐨𝐧

125 10 0
                                    

Jennita River Adelion, si wajah garang yang dibenci banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennita River Adelion, si wajah garang yang dibenci banyak orang

•••


𝗝ennita atau Jenna. Gadis bermata tajam layaknya kucing merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara. Memiliki saudari kembar dengan sifat dan visual yang sangat berbeda.

Jenna, memiliki wajah dan proporsi tubuh yang sangat disukai banyak pria maupun gadis-gadis di sekolahnya. Gummy smile nya yang manis membuat banyak lelaki terhipnotis oleh kecantikan Jenna.

Selain itu, Jenna juga memiliki nama yang unik. Tersemat di dalam namanya, 'river' yang berarti sungai. Ibu dan ayahnya sepakat memberikan nama Jennita River A. karena sang ibu yang waktu melahirkan Jenna, terakhir kali melihat sungai yang sangat jernih dan indah.

Nama Jenna sendiri, mengandung harapan sang ibu agar sang anak bisa tumbuh dengan indah dan hati yang jernih tanpa kotoran, noda, dan lainnya. Namun, hal itu tidak dapat diwujudkan oleh Jenna, mengingat sikapnya yang cenderung dingin, kasar, dan judes.

...

"Jennita.." suara panggilan dari sang guru membuat Jenna mengangkat tangannya sembari berucap, 'saya?.'

"Bisa ikut ke ruangan ibu sebentar? Ada sesuatu yang ingin ibu tanyakan." ucap wanita berkepala empat tersebut. Sontak, hal itu memancing bisikan jahat dari teman-teman sekelas Jenna.

"Wah, pasti si Jenna buat masalah makanya dipanggil ke ruangan bu Silvy. "

"Menurut gw ya, pasti dia ke gep mabok di bar deket rumahnya. Emang ya, anak urakan modelan dia ga bisa hidup dengan tenang. Kasihan.."

Cemoohan dari mereka sudah biasa bagi Jenna. Mau membuka mulut pun akan sia-sia. Suara Jenna akan kalah dengan omongan buruk mereka.

"Iya, bu."

...

"Kamu bisa ikut olimpiade IPA?. Guru-guru sangat berharap sama kamu, Jen." sesampainya di ruangannya, wanita tersebut langsung menyambar Jenna dengan tawaran lomba tersebut.

"Saya sudah menolaknya lusa kemarin kan, bu." jawab Jenna malas. Ayolah, siapa yang tidak kesal dan bosan jika dipanggil hampir lima kali dengan pertanyaan yang sama.

"Ayolah, Jenna. Olimpiade ini sangat berarti bagi sekolah kita. Apa kamu tidak ingin membanggakan sekolah ini nak?."

"Sekali gw ngomong gak mau ya artinya gak. Jangan mancing gw buat kasar sama ibu ya." akhirnya, setelah lama dipendam, Jenna mengeluarkan suaranya. Itu pun berkat teguran dari si kakak-Ai, katanya sih, 'kalo lo ga mau, ya ngomong. Kalo masih maksa, bacotin aja. Ga usah sopan-sopan sama tua bangka pemaksa kayak dia'

"Jen-Jennita.. Ya ampun, kamu sudah tidak sopan dengan ibu, nak." agaknya bu Silvy terkejut dengan perubahan sikap Jenna.

"Gw begini juga karena lo yang maksa-maksa. Dikira ga capek apa jalan dari kelas ke ruangan lo yang ada di seberang lapangan basket?. Dikira ga bosen apa lo panggil kesini lima kali cuma buat ngomongin hal yang sama?." Ucap Jenna dengan wajah datarnya.

"H-hah.. Ibu tidak menyangka jika sikap asli kamu seperti ini, nak. Kamu harus menghindari sikap buruk yang mereka-mereka lakukan di luaran sana."

"Hidup, hidup gw. Bacot amat jadi guru." Sarkas Jenna lalu keluar dari ruangan Silvy.

...

Setelah kabur dari ruangan bu Silvy, Jenna memilih berdiam diri di lapangan belakang yang terdapat banyak sekali pohon disana. Mendudukkan diri sembari memejamkan mata, mencoba merilekskan pikiran dan juga badannya.

"Huh.. Gw udah deg-deg an tadi. Untung aja si Silvy ga ngehukum gw." lirih Jenna. Kalau boleh jujur, Jenna juga takut tadi. Tapi, trobos aja lah.

"Deg-deg an kenapa kak?." suara yang berasal dari atas pohon membuat kedua mata Jenna otomatis terbuka. Langsung melotot ketika melihat seseorang yang santai diatas pohon.

"ANJING!!!." refleks Jenna.

"Hah? Anjing? Emang di sekolah ini ada anjing ya, kak?." tanya laki-laki itu polos.

"Bacot, su. Lo bikin gw kaget."

Lelaki itu turun dari pohon tersebut. Berdiri tepat didepan Jenna.

"Kok bisa kaget? Emang tadi kakak ga lihat saya diatas sana ya?. Aduh, pasti matanya burem itu makanya ga lihat." ujar lelaki itu panjang lebar.

Jenna sedikit melirik lelaki itu. Merasa aneh saja, baru ketemu langsung ngomong banyak.

"Ga usah sok deket deh lo. Pergi sana." usir Jenna.

Bukannya pergi, lelaki itu malah diam di tempat dengan tampang polosnya, "Tapi kan saya mau ngadem disini."

"Ck, lo disini tuh ganggu. Mending ke kelas sono! Ada AC kan."

Lagi dan lagi, lelaki itu malah mendekat dan ikut mendudukkan diri disebelah Jenna, "Saya capek tahu, kak."

"Kalo capek, mending mati."

Lelaki itu berdecak, "Nanti kalo saya mati, ayah saya sendirian dong. Bunda saya kan udah meninggal waktu ngelahirin saya." ah, pembahasan yang sensitif.

"o, maaf."

"Saya capek karena sikap ayah saya kak. Ayah selalu ngekang saya. Selalu menyuruh saya agar bisa jadi yang pertama di kelas. Selalu mengharuskan saya untuk menjadi sempurna. Jujur, saya sangat lelah." ceritanya. Jenna hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Kakak ga perlu respon cerita saya kok. Saya hanya ingin mengeluarkan unek-unek saja." sambungnya lagi.

Beberapa menit berlalu, Jenna habiskan bersama lelaki itu dengan cerita-cerita kelamnya. Jenna heran, bagaimana bisa lelaki itu dengan mudahnya bercerita tentang keluarganya. Bukannya terlalu membuka aib dan privasi, ya.

"Udah ya, kak. Gitu aja sih. Makasih udah dengerin cerita saya. Kalau bosan, maaf. Kalau gak ya, lain kali saya mau cerita lagi. Bosen cerita ke pohon sama hewan-hewan disini." Lelaki itu berdiri dan hendak melangkahkan kakinya menjauh.

"Kenapa lo cerita sama gw?."

"Ya, karena saya percaya sama kakak." lelaki itu berbalik menghadap ke Jenna, "saya yakin, kakak orang baik kok." lanjutnya yang membuat hati Jenna menghangat.

'lo orang pertama selain keluarga gw yang ngomong ini.' batin Jenna menyeruak.

"Ah iya kak, nama saya Marcus. Jangan lupa ya, hehe.. Kelas 10 IPA 3" Disaat Jenna melamun, suara lelaki itu kembali membuat nya terkejut.

"Gw Jenna." Balas Jenna seadanya.

JennitaRiverAdelionEND

•JennitaRiverAdelionEND•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marcus Endro Setiawan•

BASTARD GIRL (ft.Blackvelvet) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang