1

0 1 0
                                    

Happy reading.

Nara membaca novel di balkonnya ,yang bersebrangan dengan balkon seorang radit yang sempat membuat nara jatuh hati.

Dan tanpa nara sadari radit sedang menaiki ayunan di balkonnya sambil memvidiokannya.

"Cantik banget istri gue" gumam radit.

"Heh ngapain lo? vidioin gue lo ya?" tanya nara .

"Pede banget"

"Gue tau ya lo vidioin gue dari tadi"

"Ga usah pe-"

Prankkk....

"Kenapa nar?" tanya radit.

"Ga perlu tau,apus lo ya " setelah mengatakan itu nara berlari masuk ke dalam dan melihat perdebatan ke dua orang tua nya.

"Aku ngeliat kamu sama cewe lain loh mas"

"Ya dia klien aku...kamu tu ya orangnya cemburu an aja..." emosi papah nara sangat terlihat dari wajahnya.

"HEH ANJING GUE JUGA LIAT LO SAMA LONTE ITU YA ,LO GA USAH NGELAK LAGI DEH,UDAH MENDING LO SAMA MAMAH GUE CERAI AJA ,GA USAH ADA HUBUNGAN APA -APA LAGI,GUE UDAH MUAK DENGER MAMAH GUE NANGISIN COWO ANJING KAYA LO" emosi kaka nara tak kalah hebat,nara berlari menghampiri mamah nya dan memeluk nya.

"Ohh songong kamu ya sama papah"

Plak...

"Abang!!!!" nara dan mamah nya menjerit.

"PERGI LO DARI RUMAH MAMAH GUE,GA ADA MAMAH LO CUMA GEMBEL ANJING!!" teriak kaka nara.

"Abang udah abang..." nara berlari menghampiri abangnya dan memeluk pinggang abangnya.

"MINGGIR LO ,GA USAB DEKET-DEKET GUE,GUE GA MAU NGAKUIN LO SEBAGAI ADEK GUE,LO TUH GA GUNA TAU GA!!!" abang nara mendorong nara ,sampai membentur tembok dan mengeluarkan sedikit darah ,namun nara menutupi dengan tangannya,dan ia ingin memeluk mamah nya ,namun mamah nya hanya diam dan bicara.

"Ke kamar...ga usah ikut-ikutan kamu ga guna juga"

Oke,fine.

"Iya mah,maaf mah ,pah ,bang,nara belum jadi manusia yang baik,maaf nara,cuma bisa bilang itu"

Setelah bicara begitu nara berjalan dengan gontai ke karah kamarnya tanpa air mata setetes pun,ia tak ingin di bilang lemah hanya karna menangis.

Nara kembali ke balkon dan tidur di teras balkon yang menghadap langit.

"Takdir,memang keren ya skenario nya,hahaha gue ga butuh itu semua,gue butuh bahagia,ANJING ,TAI ,BANGSAT,ARGHHHHHH...."

"Nara kenapa?" tanya tante rina dari samping balkon nara.

"Maaf tante ganggu,nara lagi pusing aja tan,banyak tugas hehe" nara bangun dari duduk nya dan berkata demikian.

"Kalo cape istirahat dulu nar,semangat nara...kalo butuh apa-apa bilang sama tante,insyallah tante bisa bantu kamu" tante rina berucap dengan lembut.

"Hehe iya tan,makasih banyak tan" tante rina hanya membalas dengan senyuman dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

"De..de"

Tok...tok...

"Iyah" nara berjalan masuk dan membuka kamarnya.

Betapa terkejut nya kaka nara melihat darah yang sangat banyak masih bercucuran dari kepala sang adik.

"De...nih biaya pengobatan lo"

"Makasih" nara lalu di tinggal begitu saja setelah di kasih uang buat pengobatannya.

"Kalo bunuh diri masuk surga ,mending mati duluan sumpah" nara menutup balkonnya dan merebahkan dirinya tanpa membersihkan darah yang tak hentinya mengalir dari kepalanya.

Nara memejamkan matanya dan mulai menutup matanya.

***

TBC.

segitu dulu untuk awal revisinya ya.

See u

TETANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang