Dua orang laki-laki terlihat sedang membawa benda berbentuk persegi berukuran besar menuju Bellissima art gallery. Evelyn membimbing dua orang tersebut menuju gudang penyimpanan, sebenarnya Evelyn masih bertanya-tanya siapa pengirim paket tersebut, dan bisa jadi pengirim salah alamat. Namun setelah membaca ulang alamat yang serta kepada siapa barang ini ditujukan Evelyn barulah merasa yakin.
"Taruh saja disudut sana pak"
Benda tersebut diletakkan diujung ruangan sesuai intruksi Evelyn. Setelah menandatangani surat serah terima, dua orang kurir tersebut berlalu dari tempat tersebut. Tinggal lah Evelyn seorang diri, memandangi benda berbentuk persegi itu yang masih ditutupi kertas pembungkus.
Jika dilihat dari bentuknya, Evelyn sudah yakin isi nya apa. Namun untuk memastikannya tentu saja kertas pembungkus ini harus ia buka.
Evelyn merobek ujung kertas berwarna coklat itu dengan hati-hati. Benar dugaannya benda tersebut adalah sebuah lukisan, namun objek yang ada didalamnya lah yang membuat Evelyn terpaku ditempatnya.
"Ini..."
"Iya, itu kamu Evelyn"
Wanita itu memutar tubuhnya cepat dan mendapati Heeseung berdiri tegak diambang pintu. Tungkai jenjangnya melangkah pelan mendekati Evelyn, ikut menatap mahakarya buatan tangan berbakatnya.
Objek dari lukisan tersebut adalah siluet tubuh bagian belakang seorang wanita yang sedang menoleh kesamping. Yang membuat Evelyn yakin itu dirinya adalah jepit rambut bunga bunga sakura yang tersemat pada sanggul wanita tersebut. Jepit itu adalah milik mendiang ibu Evelyn.
"Kau pasti penasaran cerita dibalik lukisan ini 'kan? Iya benar, kita sudah pernah bertemu sebelumnya. Lebih tepatnya aku yang pertama kali melihatmu, di acara bazar amal setengah tahun yang lalu"
"Saat itu aku berniat mendekatimu, sekedar berkenalan. Tapi sepertinya aku kurang beruntung, karena Kang Seulgi 'menculikmu' saat itu" lanjut Heeseung sembari tersenyum menatap Evelyn.
"Dan dipertemuan kedua 'pun aku masih belum beruntung" kekeh Heeseung, sedang Evelyn masih termangu tak tau harus bereaksi seperti apa.
"Tuan..."
"Heeseung.. panggil aku Heeseung. Jangan terlalu formal padaku, aku juga ingin mengenalmu lebih dekat. Bukan cuma Yeonjun" sela Heeseung cepat.
Alis Evelyn mengernyit, nada bicara Heeseung terdengar seperti sedang merajuk padanya. Evelyn hanya bisa mengangguk pasrah.
"Ada perlu apa kesini? Ingin bertemu Seulgi eonni?" Tanya Evelyn, masih belum berani menatap Heeseung.
"Nope, aku ingin bertemu denganmu" jawaban Heeseung membuat Evelyn akhirnya menoleh. Memandangi Heeseung yang sedang tersenyum memamerkan giginya yang rapi.
Oh Tuhan, senyum itu.. Evelyn bisa saja terkena serangan jantung sekarang juga. Lelah saja ia mengabaikan eksistensi Heeseung didekatnya. Jika pada akhirnya Evelyn tetap jatuh pada pesona lelaki itu. Hidungnya yang tinggi, bibirnya yang mungil dengan sedikit lekukan ditengahnya dan mata itu, bagaiman mata bambi miliknya menyedot atensi Evelyn. Tubuhnya yang tinggi, sangat pas dengan proporsi tubuhnya yang tidak terlalu kekar.
Matanya mengerjap saat tiba-tiba saja Heeseung sudah berdiri sangat dekat dengan dirinya. Bahkan aroma mint yang menguar dari mulutnya pun bisa Evelyn rasakan. Otomatis Evelyn bergerak mundur, namun naas kakinya tersandung sampah kertas pembungkus lukisan yang ia buang sembarangan dilantai.
Bak adegan dramatis difilm, Evelyn hampir saja terjungkal jika saja Heeseung tak segera menangkapnya. Tangan kiri lelaki itu berada tepat di pinggang Evelyn. Tubuhnya meremang seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
28 YEARS OLD | HEESEUNG ✔️
FanfictionMenjadi awet muda tak selamanya merupakan berkah bagi Evelyn Jung. Itu yang ia rasakan saat mendapati dirinya berhenti menua sesudah mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. ⚠️ Mature Content