"Hee...."
Suara gumaman lemah serupa bisikan menyentak Heeseung dari lamunan panjangnya. Sedari tadi ia hanya memandang keluar jendela, melihat orang berlalu lalang dibawah sana dengan fikiran yang melanglang buana entah kemana.
Hampir semalaman Heeseung tak tidur karena Evelyn terus mengigau, peluh bercucuran dari keningnya namun tubuhnya menggigil seperti kedinginan. Beruntung Heeseung diperbolehkan untuk menjaga Evelyn dikamarnya, jika tidak mungkin ia akan memaksa dengan berbagai cara dan upaya agar tetap diberi izin.
"Aku disini" Heeseung bergegas menghampiri Evelyn "Apa yang kau rasakan sekarang? Perlu aku panggilkan dokter?" Tanyanya khawatir, ia melihat Evelyn meringis sembari memegangi kepalanya.
"Tak perlu, aku hanya sedikit pusing" ucapnya kemudian. Evelyn terlihat kesusahan untuk bangkit hingga Heeseung dengan sigap membantu.
"Kau pasti lelah, harusnya kau ikut pulang bersama Jake" gumamnya lirih. Evelyn menatap Heeseung, terlihat gurat lelah diwajahnya, lingkaran hitam diarea matanya menandakan bahwa lelaki itu tak cukup istirahat.
"Dan meninggalkan dirimu sendirian disini? Itu tak mungkin, sayang" jawabnya sambil membelai pelan surai keemasan milik sang pujaan hati. Evelyn tak bisa untuk tak terharu mendengarnya.
"Sarapan dulu ya" Heeseung mengambil bubur khas rumah sakit dari atas nakas, menyendok dan menyodorkannya kearah Evelyn. Namun wanita itu malah menggeleng.
"Aku tak suka bubur" katanya dengan bibir mengerucut.
"Sedikit saja" namun lagi-lagi wanita itu menolak, membuat Heeseung menghela nafas, kenapa pula Evelyn menjadi kekanakan seperti ini.
"Kau ingin makan apa?"
"Sandwich buatanmu" Ucapnya enteng yang malah membuat Heeseung membulatkan matanya. Apa Evelyn tak sadar sekarang mereka berada dimana? Ia memandang Evelyn heran.
"Kau mengidam?" tanya Heeseung dengan wajah jahil.
"Maksudm aku hamil?" Evelyn terkekeh "tak mungkin" sambungnya.
"Kenapa tak mungkin? Hampir setiap hari kita 'bercinta' jika kau lupa" Heeseung sengaja menekan kata keramat itu sambil menampilkan senyum smirk-nya pada Evelyn, membuat pipinya yang pucat seketika merona.
Evelyn mendengus sebal karena Heeseung menggodanya, ia memilih kembali berbaring dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Sedang Heeseung masih terkekeh hingga akhirnya menaruh kembali mangkok berisi bubur itu keatas nakas.
"Sayang...jangan marah aku hanya becanda" Tak ada jawaban dari Evelyn, membuat Heeseung akhirnya menyibak selimut itu dan menemukan Evelyn sedang memejamkan mata, berpura tertidur.
Heeseung mendekatkan wajahnya pada Evelyn, meniup wajah wanita itu hingga kelopak matanya bergerak. Tak lama kelopak itu terbuka membuat Evelyn terperanjat karena jarak wajah Heeseung yang terlalu dekat dengan wajahnya, Evelyn tak siap saat tiba-tiba saja Heeseung mengecup bibirnya berkali-berkali.
"Sudah tak marah 'kan?" Evelyn mencebik berpura-pura sebal, namun sejurus kemudian sudut dibibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman. Netra Heeseung menyusuri wajah Evelyn yang terdapat beberapa luka-luka kecil yang hampir mengering, lalu kembali melabuhkan sebuah kecupan singkat diranum miliknya.
"Aku janji, setelah keluar dari rumah sakit, aku akan buatkan sandwich sebanyak apapun yang kau mau. Sampai kau bosan. Tapi sekarang makan ini dulu ya" bujuk Heesung. Ia bernafas lega saat akhirnya Evelyn mengangguk lalu mulai menyuapi Evelyn dengan telaten meski wajah wanita itu masih tertekuk masam. Sepertinya Evelyn memang tak suka bubur, karena disuapan kelima ia meminta Heeseung menyudahi suapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
28 YEARS OLD | HEESEUNG ✔️
FanfictionMenjadi awet muda tak selamanya merupakan berkah bagi Evelyn Jung. Itu yang ia rasakan saat mendapati dirinya berhenti menua sesudah mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. ⚠️ Mature Content