Kedatangan Sersan

167 5 0
                                    

💕 Happy reading 💕

“Enggak usah mengkhayal tinggi jadi Dokter deh, itu akan jadi mimpimu saja, dasar tukang halu!” kata Laura ketus pada saudara sepupunya dengan tatapan yang sungguh menyebalkan.

Alika hanya bisa tersenyum getir, menanggapi ucapan tajam yang terlontar dari saudara supupunya itu.

Alika Jasmin ... menjadi yatim-piatu sejak ia berumur 10 tahun karena sebuah kecelakaan beruntun yang membuat orangtuanya mengembuskan napas terakhir di tempat kejadian.

“Biar saja, apa masalahmu jika aku bermimpi? Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi seperti apa yang kamu lakukan sekarang, hanya bermalas-malasan!” sahut Alika.

Jangan bayangkan ia gadis lemah, penurut, diam jika dihina. Bukan karakter Alika! Kini tatapan tajam ia layangkan ke arah Laura, tangannya berkacak pinggang sambil memutar gantungan kunci di tangannya.

“Hei! Kamu itu hanya menumpang di rumahku, enggak lebih layaknya Upik Abu! Sadar dan berpikirlah!” ucap Laura dengan intonasi yang meninggi.

Jika mereka sudah memulai keributan, jangan harapkan salah satu dari mereka mengalah sebelum ada yang memisahkan sahutan demi sahutan yang terlontar tanpa henti.

“Jangan lupakan ini rumah Nenek! Bukan rumahmu ... ini rumah bersama, tidak ada istilah menumpang.”

“Siapa yang bilang ini rumah Nenek?” tanya seseorang yang tidak lain Tantenya—Lirna.

Mulut Alika terkatup rapat mendengar ucapan dari tantenya, Lirna memegang sebuah map cukup besar. Ia membuka map tersebut lalu menunjukkan lembaran cukup tebal yang di bagian depan tertulis “SERTIFIKAT”, mata Alika membulat sempurna melihat sesuatu yang dipegang tantenya.

“Mulai saat ini rumah yang kita tempati adalah milikku, bukan milik Nenek atau pun almarhum orang tuamu.”

“Dasar licik!” geram Alika.

Sang Nenek—Farida datang dengan wajah lesu, ia tidak bisa menghentikan anak pertamanya untuk mengubah semua harta menjadi atas nama Lirna Rehana. Semua atas paksaan anak pertamanya itu, kini Alika tidak mendapatkan hak apa pun atas harta keluarganya yang selama ini dikelola sang Nenek.

Hancur sudah harapan Alika mengenyam pendidikan di fakultas kedokteran hingga tamat jika kondisinya seperti ini, siapa yang akan membiayai kuliahnya dengan jurusan yang terkenal harus merogoh kocek yang cukup dalam.

“Maafkan Nenek Alika,” desis Neneknya dengan wajah menunduk dalam.

Tawa penuh kemenangan terdengar dari Laura, rencana ibunya terwujud sudah sesuai rencana sejak lama tanpa sepengetahuan Alika tentunya. Mereka meninggalkan Alika dan Nenek dengan tawa yang terdengar memuakkan.

Lidah Alika kelu, ia pun bingung ingin berbuat apa lagi. Secara hukum Lirna sudah tentu menang di atas angin, kini Alika hanya bisa terduduk lesu di atas sofa menghempaskan tubuhnya.

“Maafkan Nenek, Nak,” ucap sang Nenek sekali lagi, beliau pun terduduk lesu di samping cucunya.

“Nasi sudah menjadi bubur, Nek.”

“Nenek juga tidak bisa membiayai kuliahmu lagi karena kafe dan toko roti yang Nenek kelola di ambil alih oleh Lirna juga. Sungguh ini tak adil untukmu, tapi Nenek tidak bisa membiarkan Lirna dan Laura meninggalkan Nenek jika tidak mengikuti keinginan mereka.”

Alika mengambil napas dalam, memasok oksigen dalam rongga dada sebelum akhirnya mengangguk pasrah dan merengkuh tubuh ringkih Neneknya.

“Alika akan berusaha lebih keras lagi, Nek. Jangan lupakan jika Alika gadis yang kuat, gadis yang memiliki mimpi dalam hidup, kelak Nenek akan bangga ketika snelli putih terpasang di tubuh ini,” kata Alika penuh keyakinan.

LOVE YOU SERSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang