07

138 20 0
                                    





Jihan melangkah pelan ke arah kamar sang papa, sedikit ragu tangannya terulur untuk mengetuk pintu kamar sang papa.






“Papa, aku boleh masuk?”tanya Jihan.






Tanpa dijawab, pintu kamar terbuka perlahan. Menampilkan wajah Jay yang tengah tersenyum tipis.






Jihan jadi ikut tersenyum melihatnya, setidaknya dia tahu kalau papa nya enggak marah ke dia.





“Jihan mau minta maaf, karena akhir-akhir ini jadi sering main.”ujar Jihan sembari memainkan jari-jari tangannya.




Jay tertawa pelan, “Gak papa udah, terus Yudhis nya kemana?”





“Udah pulang, dia titip salam buat papa.”




“Oh gitu, papa mau belanja ke supermarket depan. Mau ikut gak?”tawar Jay.




Jihan langsung tersenyum senang, lalu mengangguk semangat.





“Aku ganti baju dulu, tungguin.”





“Papa tunggu dibawah.”




Jay melangkahkan kakinya ke arah bawah, duduk di sofa sambil mengecek handphone nya.




Ada satu pesan belum dibaca, lantas membukanya.





Ada satu pesan belum dibaca, lantas membukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay mengerutkan dahi tanda bingung.





Lalu menekan tanda telepon, pada dering ke tiga telepon diangkat bersamaan datangnya Jihan.





“Halo?”






“Kenapa, Sha?”





“Ada yang mau aku omongin, tapi baru bisa nanti sore. Kamu ada?”




“Ada kok. Dateng aja, sekalian marahin Jihan nih.”





Jihan yang mendengarkan obrolan si papa dan mama nya itu menatap tidak terima ke arah Jay.





“Loh, kenapa emang? Jihan nakal mas?”






“ENGGAK MAA!! PAPA AJA ITU NGADA-NGADA!!"






Pecahlah tawa Jay pas liat wajah Jihan yang udah panik-panik ajaib gitu.






Iya dibanding sama Jay, Jihan lebih takut sama mama nya. Padahal ya, sama mama nya pun cuma dinasehati gak sampai dimarahin yang ngebentak.





“Mas, Jihan jangan dijailin terus.”




“Enggak kok, udah dulu ya? Aku sama Jihan mau belanja bulanan.”




“Iya mas, hati-hati ya.”






Setelah sambungan telepon mati, Jay langsung merangkul anak gadisnya itu ke luar rumah.





Percaya deh, bagi orang yang gak tau Jay dan Jihan itu sepasang anak dan ayah pasti bakal ngira mereka itu pacaran.







Karena emang wajah Jay yang terlihat muda, enggak terlihat layaknya seorang bapak anak satu berumur 40 tahunan.








Tbc.

𝙿𝙰𝙿𝙰 || 𝚈𝚞𝚓𝚒𝚗 𝙸𝚅𝙴 & 𝙹𝚊𝚢 𝙴𝚗𝚑𝚢𝚙𝚎𝚗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang