Partner Baru!!!

893 23 3
                                    

DRAAAP....

Suara pintu mobil telah ditutup rapat oleh sang pemulung. Dalam gelap malam itu, baju kotor dan lusuh tercompang camping milik pemulung itu tidak begitu terlihat. Hanya saja aroma sampah dan bau keringat khas orang jarang mandi tercium begitu pekat berbaur dengan pewangi mobil milik ibu Alfi.

"Hemmmmhhhh....." Terdengar suara nafas ibu Alfi yang tengah meraung panjang menandakan tubuhnya sedang melakukan penyesuaian dalam gelap itu, sementara si pemulung tidak menyadarinya.

"Emang saya mau dibawa kemana neng?"

"Emmhhh... Kesebuah tempat yang bikin abang ga bakal mulung lagihhh....." Ucap bu Alfi dengan suara penuh hasrat dengan wajahnya yang tersenyum tajam.

Sebenarnya sosok ular yang ada dirahim bu Alfi dengan tubuhnya masih sedang melakukan penyesuaian agar tidak terlihat mencurigakan. Beruntung gelapnya malam dan kaca mobil membuat pemulung tidak menyadari gerak gerik tubuh bu Alfi yang begitu aneh.

"HEEEEMMM... Namanya Nur Alfisyah... Aku sudah lama penasaran dengan tubuh Bu Alfi yang memiliki tubuh sekal padat dan seksi ini.... Aarrghhh... Aku merasakan birahi tubuh wanita ini memuncak...." Gumam bagas dalam tubuh bu Alfi.

Dikarenakan naluri bagas yang sekarang bukan lagi seorang manusia, kini didalam jiwa Bagas hanya memiliki nafsu, dendam, keserakahan yang begitu banyak. Akibat munculnya naluri yang dibawa bagas itu, memancing birahi tubuh bu Alfi meningkat pesat. Ia dapat merasakan kemaluan Bu Alfi yang awalnya ia susupi menjadi semakin basah dan licin.

Ia berusaha menjaga konsetrasinya sembari mengemudi. Mobil itu ia arahkan pada kediaman Bu Alfi dengan cepat karena malam hari, jalan tidak begitu ramai.

"Waahhh... Gede banget rumahnya Non. Pasti suaminya kayaraya." Ucap pemulung ketika mobil mereka masuk ke kediaman bu Alfi.

"Suami saya sudah tiada."

"Eh masa non? Maaf kelancangan saya."

"Anda mau tau fakta lainnya?"

"M-maksudnya non?"

Zzzrrt....

Ketika mobil terhenti di garasi, bu Alfi mendekatkan wajahnya kesamping telinga si pemulung itu seraya membisikan sesuatu.

"Dan sampe sekarang saya belum punya anak." Bikin bu Alfi.

Mendengar ucapan itu, tentunya arah pikir si pemulung tua sudah dapat ditebak. Tiba tiba muncul sesuatu yang menonjol pada bagian selankangan celana si pemulung itu.

Bu Alfi yang melihat itu hanya tersenyum angkuh, kemudian turun dari mobil.

"Kalo kamu mau berdiam disitu sampai pagi, silahkan." Ucap bu Alfi dengan berlagak tomboy.

Sifatnya sangat jauh berbeda dengan bu Alfi yang sebelumnya karena saat ini tubuh Bu Alfi sedang dirasuki oleh bagas. Kini bu Alfi terlihat seperti seorang wanita kaya nan angkuh berjalan sambil mengangkat dagunya.

"Hai sayang udah pulang?" Sambut seorang lelaki pada ruang duduk itu.

Bu Alfi pun berjalan mendekat dengan melangkah penuh gairah dan kesombongan. Hal itu membuat pria itu bintung. Pria tersebut ternyata adalah suami dari Bu Alfi.

"Sayang? Kamu kok gak kaya biasanya...?"

"Haha..." Tawa remeh bu Alfi.

Langkah bu Alfi kini telah berada tepat di depan sang suami yang duduk. Tanpa isyarat apapun, wanita itu langsung menunggangi paha sang suami.

"Ugh! Apa apaan sih ini sayang?! Kok kamu kasar begitu!" Kaget sang suami.

"Jadi kamu, pak Brahma... Yang menikahi bu Alfi secara paksa..." Gumam wanita itu dihadapan wajah suaminya.

EntitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang