Setubuh Maut

1.3K 31 8
                                    

Bayu lumayan terkejut saat menyadari yang mengetuk pintu adalah Valleny, baru saja dia hendak menyiapkan alibi soal pesta privat ini tapi diluar dugaan Valleny segera menggapai bibirnya.

"Hei-hei, kalian kalau mau mantap-mantap cari tempat sendiri ngapa ?" kata salah satu teman Bayu dalam kondisi setengah mabuk

"Iya tuh, kalian masuk kamar aja, ntar kita jagain dari luar" teman Bayu yang lain ikut menambahkan.

Valleny pun segera menarik tangan Bayu, masuk kedalam kamarnya meninggalkan teman-teman Bayu yang masih mabuk-mabukan di ruang tengah. Bayu didorong ke ranjang, setelah Valleny menutup pintu kamar

"Yang, tumben kamu begini nggak biasanya.." belum sempat Bayu selesai bicara, Valleny sudah menindih Bayu, kejantanan cowok bandel tersebut segera mengeras ketika Valleny sengaja menggosok-nggosokkan area intimnya

"Udah, diem aja, aku pengen semaleman ini sama kamu" Valleny melepaskan hoodienya, melemparkan asal ke samping tempat tidur, bibirnya kembali lagi menghambur kearah bibir Bayu. Setelah melumatnya beberapa saat, Bayu membalas dengan membalik posisi mereka berdua, kini Valleny yang ditindih, bibirnya menyunggingkan senyum saat melihat Bayu mulai melucuti pakaiannya

"Kamu nakal juga yang, ternyata dari rumah udah nyiapin" Bayu menyibakkan rok abu-abu Valleny sampai ke paha, memperlihatkan bahwa gadis itu tidak memakai celana dalam. Valleny mengerling nakal, seperti mengundang Bayu untuk bermain-main dengan liang kenikmatannya itu

"Oke pemanasan dulu" Bayu tidak langsung meluncurkan rudalnya, ia masih bermain dengan jarinya. Jari tengahnya ia susupkan ke dalam rok abu-abu Valleny, sampai akhirnya

"Ouch!" ia segera menarik jarinya, ada setetes darah disana seperti Bayu baru saja tertusuk jarum

"Kenapa yang ?" tanya Valleny

"Nggak tau nih kenapa" ia kebingungan dengan kejadian barusan.

"Udah lah lupain" Valleny melepaskan kancing bajunya satu persatu, tak lupa juga dengan kerudung yang sempat membungkus kepalanya. Bayu hanya menatap nanar sambil batang kejantanannya semakin berdiri. Disusul tangan Valleny meraba ke belakang pinggangnya sendiri, ia melepas kait rok seragamnya dan menarik turun resleting. Bayu yang sudah tidak sabar, segera menarik rok tersebut, menyisakan sekarang hanya tubuh polos Valleny yang siap santap dihadapan matanya. Detik berikutnya, Bayu segera memangku Valleny, rudalnya telah masuk menancap tanpa halangan berarti, keduanya saling peluk sambil menggesek-gesek pangkal paha masing-masing.

"Aduh!" Bayu tiba-tiba berhenti, ia merasakan sakit pada alat vital yang posisinya masih berada didalam tubuh Valleny, rasa sakitnya semakin menjadi, ia mencoba melepaskan Valleny dari pangkuannya namun pacarnya itu seperti benar-benar tidak membiarkannya pergi

"Sayang, turun dulu.." pintanya, wajah Valleny hanya tertunduk di pundak Bayu, semetara tangannya seperti mencengkeram erat punggung cowok itu

"Kenapa bay ? Kurang pemanasan ?" Bayu langsung kaget setelah mendengar Valleny mengeluarkan suara berat

"Shock ya ? Masih ingat sama suaraku ?" wajah mereka saling berhadapan, sorot mata Valleny benar-benar menusuk, untuk sepersekian detik, didalam pandangan Bayu, muka Valleny sempat berubah menjadi muka Bagas

"Aaaaaaargh..!!" Bayu menjerit, seiring datangnya kesakitan yang kembali ia rasakan. Seementara diluar kamar, teman-teman Bayu, diantara gemuruh musik menertawakan rintihan yang berasal dari dalam kamar, salah satu dari mereka malah mengejek Bayu bahwa reaksinya terlalu berlebihan untuk hal enak semacam itu.

Valleny, atau lebih tepatnya Bagas yang sedang menumpang jasad Valleny tertawa terbahak-bahak didepan Bayu yang tak berdaya, laki-laki tersebut terkapar dengan muka mulai membiru dan busa keluar dari mulutnya. Tawa Valleny perlahan berubah menjadi suara mengerang, kepalanya semakin mendongak, pahanya semakin terbuka lebar. Dari pangkalnya, seekor ular terlihat mengintip, Valleny kejang-kejang bersamaan dengan keluarnya ular ghaib tersebut dari vaginanya.

EntitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang