Mengolah Rekanan

943 19 7
                                    

Bagas tidak menyadari bahwa semakin sering ia merasuk ketubuh orang lain, semakin dapat merasakan sensasi persetubuhan dan perasaan manusia. Sehingga pada saat dirinya merasuki bu Alfi, bagas telah dapat merasakan kenikmatan persetubuhan dan perasaan manusia lebih dari sebelumnya.

"Ooohhh... Masuk neng..."

"AAARGGHHH banggghhh... Oohhhsss..." Desah Bu Alfi sambil menggeram.

Sebuah kemaluan berbatang besar coklat gelap, dan berurat seketika memuka liang peranakan bu Alfi. Ukurannya yang besar tersebut menjadikan selangkangan bu Alfi terasa penuh. Bahkan setiap pelan gesekan masuknya menyentuh bagian sensitif pada lubang kemaluannya.

"Aarggghhh... Ini terlalu besar bang mau keluar lag... Aaaahhh!!!" Kembali bu Alfi didera oleh orgasme nya yang ketiga akibat besarnya kemaluan itu yang masuk.

Cairan klimaks bu Alfi seketika melumasi batang kemaluan pak Broto yang masuk kedalam tubuhnya, sehingga sedikit hentakan nembuat kemaluan bu Alfi telah menelan seluruh kemaluan berukuran besar tersebut.

"OOOHHH!!!!!" Pekiknya bersamaan dengan pak Broto.

"Genjot ya non...."

"Bentar bang... Bentarr aasshhh!!!"

Kemaluan sang pemulung tua yang begitu besar membuat lubang peranakan bu Alfi perlu waktu untuk menyesuaikannya. Dengan sedikit gerak saja sudah menimbulkan sensasi rangsangan yang luar biasa baginya.

"Eemmhhh... Sssshhh... Gede banget anjing....!"

Hingga tergelincir kalimat tersebut dari mulut bu Alfi, dan membuat sang pemulung sedikit kaget.

Setelah dirasa kemaluannya sudah menyesuaikan terhadap ukuran barang milik pak Broto. Dengan pelan bu Alfi mengangkat bokongnya untuk menggoyangkan.

"Ssshhhh... Aahhhnnnn....emmhhh..."

Secara pelan dan berulang, bu Alfi mulai menggoyangkan pinggulnya diatas tubuh pak Broto yang tua. Hingga perlahan demi perlahan ritme pinggulnya semakin cepat menandakan tubuhnya dan kemaluan pak Broto benar benar sudah sesuai.

Kini tubuh bu Alfi dan pak Broto telah menjadi setubuh seutuhnya. Persetubuhan diantara dua orang kasta yang berbeda jauh tentunya sangat tidak lazim dikalangan mereka terjadi.

"Oohhh...sshhh... Iyaahh... Mantap bang... Oohhh...shhh..." Bu Alfi merucau ketika sang penulung mulai ikut memompa pinggulnya dari bwah.

"Emang memek cewek gedongan rapet betul... Oooh....ssshhh... Sekian lama saya gak ngentot... Akhirnya ngentot juga... Oohh...sshhh... Mimpi apa saya malam ini!" Gumam si pemulung.

Dapat ia rasakan sebuah sensasi yang luar biasa setiap kemaluan pemulung itu menjejal masuk kedalam rahimnya. Hentaka demi hentakan menggetarkan pada bagian klitorisnya dan memunculkan sensasi setruman kecil menjalar disetiap tubuhnya.

"Arrgghhh.... bangghh...... bangghh! Saya mauhhh.. aarrghh... Keluar lag..."

"Tahan non barengaaannh...!!!" Potong sang pemulung.

Seketika kemudian ritme persetubuhan mereka semakin cepat, goyangan tubuh bu Alfi dan tubuh pak Broto saling bersahutan. Hentakan demi hentaka semakin cepat.

"Oohhh...!!!! Oohhh...!!!!Oohhh...!!!!Oohhh...!!!! Kontoooll!! Aaanjiing!!!" Ucap bu Alfi yang sudah tidak karuan.

"Aaaarrghhhh!!! Uwaaggrrghhhh!!!!" Tanpa sengaja bu Alfi meraum.

"Ooooghhhh... Noon.... Sampe...noon... Sampeee!!! Keluarin mana nonnn...!!"

"DALEM! DALAM! DALAAAM!!! HAMILIN SAYA BANG!!! KELUARIN DALAAM!!! OOOHHHGGHH!!!"

EntitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang