[4]

184 23 7
                                    

-

-

-
Turku 19/07/2013.

Pertemuan kedua yang masih tidak disengaja.

Adakah kebahagiaan lain yang sejati menurut Namjoon sekarang ini? Rasanya tidak. Terlihat dari senyum lebarnya yang terbentang, hingga memunculkan dua lesung pipit yang sexy. Dan lihatlah, tatapan malu-malu itu membuat Yoongi juga tak bisa menahan senyumnya lagi. Begitu menggemaskan!

Dilihat dari tampilannya, Namjoon memang bukan seorang biasa sepertinya. Dari awal busana pria itu tidak pernah terlihat mudah, walau sesungguhnya tidak berlebihan. Hanya selalu tampil dalam balutan berkelas yang orang biasa tak mungkin mengenakannya di waktu santai apalagi di musim hujan seperti sekarang. Dan menurut pandangan Yoongi, Namjoon, pria yang baru dikenalnya sebulan yang lalu ini mungkin seorang yang memiliki strata lebih tinggi.

"Suka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suka?"

"Huh?" Namjoon yang baru saja menyeruput kopinya, tiba-tiba dibuat panik. Baru saja ia ingin menyembunyikan perasaan itu, tapi pemuda di depannya tampaknya lebih agresif. Tampilan manis memang tidak menjamin rasa! Dengan mengedipkan mata beberapa kali, ia berusaha membangun keberaniannya. Cukup lama hingga Yoongi kembali membuka suaranya.

"Aku tanya, apa kau suka kopinya?" dagunya tergerak lebut ke arah cangkir Namjoon.

"Ahh, oh! Iya aku suka! Iya suka. Sungguh aku suka!" jawaban yang sedikit menyergah dan kaku itu membuat keadaannya semakin tidak terkendali.

Benar-benar memalukan! Rutuk Namjoon dalam hatinya.

Pikirannya sudah melayang membiasi binar-binar. Tapi agaknya semuanya menjadi samar saat Yoongi membuatnya menjadi tawar. Huh! Untung saja Namjoon belum mengatakan yang sebenarnya!

Sopankah ia mengatakan suka kepada orang lain saat pertemuan masih dikatakan dini. Rasanya tentu tidak! Kelas etika yang di dapatnya di sekolah dulu jelas menerangkan ada tahapan, tata cara dan sopan satun untuk mengatakan kesukaan pada seseorang, apalagi ini menyangkut dua perasaan yang berbeda. Kini Namjoon akan sedikit lebih sadar dengan tindakannya.

"Aku baru enam bulan belajar membuat kopi. Mungkin ini tidak seenak barista lainnya. Jika kau ingin yang lebih enak datanglah lain waktu, dan aku akan menyuruh temanku membuatkannya untukmu."

"Tidak, sungguh seleraku sangat pas dengan karyamu. Aku suka kopi pekat dan kuat, seperti membuatku bangun dari mimpi."

Yoongi tersenyum. "Kau benar, kopi pekat beraroma kuat dapat membuat syarafmu terjaga dari kamalasannya. Maka dari itu aku juga menyukainya."

Selera sama! Sebut Namjoon dalam hatinya.

"Apa ini jurusanmu di sekolah?" ia merujuk pada kopi di cangkirnya.

Dreamless [Nam-Gi/Jin-Ga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang