[8]

168 15 6
                                    

Yakk! Kenapa tidak sekalian saja kau lenyap dari muka bumi ini hah!" baru saja Yoongi menapakan kaki di depan loby galerynya, ia sudah mendapat serangan begitu dahsyatnya.

Hoseok yang memang sengaja menunggu di depan lobby itu mengetatkan rahangnya dengan tatapan mengintimidasi, sambil tangan bersendekap.

Tidak ada sangkalan atau balasan dari Yoongi, ia dengan lemah menunduk tanpa ingin memandang Hoseok yang mungkin kini tengah melotot sempurna. Lagi pula ia memang tak berniat mengelak kesalahannya.

Ia teledor hingga melupakan janji yang dibuat jauh hari, hingga membuat Hoseok meradang. Ia tahu kesalahannya makanya tidak berulah di depan managernya itu.

"Tidak mau menjawab? Sadar diri ya!" ejek Hoseok.

Yoongi masih tertunduk, ia hanya mengangguk kecil. Tapi Hoseok belum padam. Lelaki dengan surai kecoklatan itu malah mencebik.

"Pokoknya aku tidak mau tahu! Sekarang kau yang harus menyelesaikannya! Aku sudah mengurus semua berkasnya tinggal tanda tanganmu saja."

Yoongi mengangguk lagi. "Lalu dimana pertemuannya?"

Hoseok memutar bola matanya malas." Disini, nanti sore jam lima. Jadi jika sampai kau menghilang lagi, maka aku tak segan-segan mengambil capmu dan menandatanginya tanpamu. Mengerti?" ia mengancam Yoongi seolah lelaki itu adalah bawahannya.

"Baiklah." pasrah Yoongi agak lega. Ia bahkan ketakutan jikalau Hoseok memusuhinya dan tidak mau bicara denganya. Seorang menejer yang bertindak layaknya komisaris besar. Yah! Begitulah Hoseok untuk Yoongi.

Tapi apapun itu ia memiliki andil kesalahan untuk masalah yang terjadi kali ini. Karena tindakan bodohnya ia hampir kehilangan client besar yang nyaris membuat Hoseok naik jabatan. Ada satu hal yang menjadi janji Yoongi pada menejernya itu yang selalu mebuat Hoseok akan bersemangat bekerja. Ada penyesalan dalam hati Yoongi terhadap kekecewaan Hoseok, tapi kali ini ia berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi!

"Hmn,,," Hoseok berdeham halus. Sontak hal itu membuat Yoongi sedikit lega. Sambil terus berjalan beriringan ia melihat Hoseok berhenti pada satu lukisan besar yang terpasang di salah satu dinding galeri. Ia baru tersadar, jika ia melewati tempat yang jarang sekali ia lewati, dan tersadar saat ia melihat lukisannya.

"Kenapa tumben sekali kau memerhatikannya?" Yoongi pun ikut memandang apa yang sedang Hoseok pandangi namun hatinya mulai bergetar. Ia berdiri beberapa langkah di belakang pria yang selalu berpenampilan nyentrik itu.

"Apa yang kau pikirkan saat pertama kali melukis ini?" tanyanya dengan tangan menunjuk lukisan yang mempeihatkan punggung seseorang dengan beberapa goresan garis warna yang saling bersinambungan.

Yoongi terdiam, namun ia membuka pikirannnya untuk mengingat lagi kenangan yang terkubur di benaknya. "Entahlah. Itu lukisan sudah lama sekali." kilahnya setelah kembali sadar.

"Aku tahu. Makanya aku bertanya. Jarang sekali ada pengunjung yang tertarik dengan karyamu satu ini. Tapi ada seseorang yang selalu memerhatikannya setiap malam."

"Benarkah?" lirikannya terlihat begitu penasaran, tapi untungnya Hoseok tak bisa melihatnya.

"Makanya aku heran. Kenapa lukisan ini yang menjadi tujuannya. Dan aku pun penasaran apa makna di balik lukisan ini?"

Cepat-cepat Yoongi mengerjapkan matanya menahan sesuatu dalam matanya. "Bukan hal yang penting!" sarkasnya.

"Tidak mungkin! Aku yakin ada sesuatu di baliknya." Hoseok tiba-tiba berbalik menghadap Yoongi. Sorotnya seakan menuntut kebenaran dari sang pelukis.

"Jujur saja padaku. Kau tahu kan, aku adalah orang yang tidak bisa menahan penasaran?"

Hoseok masih menuntut, sedangkan Yoongi mulai tidak nyaman untuk mencari alasan. "Kenapa aku harus menjawabnya untukmu?" sungutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dreamless [Nam-Gi/Jin-Ga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang