Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)
Selamat Membaca 💜
Dikawasan perumahan elit, terdapat sebuah mansion mewah bercat putih gading . Halaman yang luas dan disekitarnya terdapat beberapa pohon serta tanaman hijau, membuatnya terlihat asri.
Disebuah kamar bernuansa pastel, terdapat seorang gadis yang sedang tertidur dengan lelap. Perlahan, cahaya matahari masuk melalui celah-celah jendela dan menerpa wajah gadis itu. Kelopak mata yang memiliki bulu mata lentik itu perlahan terbuka dan mengerjakan beberapa kali, menyesuaikan cahaya.
Beranjak dari tempat tidur dan merapikan nya. Kemudian, berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual setiap pagi.
Gadis itu bernama Gevira Violetta Claude, atau yang biasa disapa Vira adalah gadis berusia 16 tahun. Ia bersekolah di SMA WIRA BAKTI, serta memiliki seorang kekasih yang bernama Ghavero Elang Bumi yang merupakan seorang ketua OSIS di SMA WIRA BAKTI.
Gevira memiliki seorang sahabat kecil, namun mereka harus terpisah karena ia pindah. Gadis itu selalu berharap untuk bisa dipertemukan kembali dengan sahabat.
"Pagi semuanya." sapa Vira kepada mama papanya.
"Pagi sayang." jawab orang tua Vira bersama. Papa Leon Sir Claude dan Mama Keysha Ellen Claude.
"Hari ini berangkat sama siapa?" tanya Mama Key kepada putri bungsunya itu.
"Hari ini Vira di jemput sama Roro, ma." jawab Vira, tak lupa berterima kasih atas makanan yang diberikan oleh mamanya.
"Ya udah, nanti hati-hati ya." ucap Mama Key.
"Siapp!"
Tak selang berapa lama, tiba-tiba suara seseorang mengalihkan atensi keluarga Claude itu.
"Assalamualaikum." ucapnya.
"Waalaikumsalam." jawab Vira berserta kedua orang tuanya.
"Nak, Vero udah sampai. Sini dulu kita sarapan bersama." ucap Mama Key kepada seorang laki-laki jangkung yang baru saja memasuki ruang makan itu.
"Iya ma."
"Pagi Roro." sapa Vira kepada laki-laki itu, ia adalah kekasihnya, Vero.
"Pagi sayang." sapa Vero sambil mengelus rambut kekasihnya itu.
"Rorooo, malu tau!" gerutu Vira seraya menggembungkan pipinya lucu, yang mendapat cubitan gemas dari Vero.
"Nggak apa-apa." jawab Vero tanpa beban.
Mereka berempat pun makan dengan tenang.
"Rara udah selesai makannya?" tanya Vero kepada Vira.
"Udah, Ro." jawabnya.
Vero berdiri dan menenteng tas sekolahnya dan berjalan menuju sang mama "Vero pamit ya, ma, pa." ucapnya sambil menyalami tangan sang mama dan papa kekasihnya. Lalu, disusul oleh Vira.
"Vira juga pamit ya, ma." ucap Vira sambil menyalami tangan sang mama dan papanya.
"Iya hati-hati, jangan bandel di sekolah."
***
"Dah." ucap Vero setelah membantu melepaskan helm yang dipakai oleh kekasihnya.
"Makasih ya Roro." ucap Vira yang mendapat elusan di rambut dari Vero.
"Sama-sama cantikk."
"Dah yuk, ke kelas!" ucap Vero sambil menggenggam tangan milik Vira meninggal area parkir menuju koridor sekolah.
"Kamu ngga ada kegiatan OSIS?" tanya Vira kepada kekasihnya itu.
Laki-laki itu tersenyum menunduk ke arah kekasihnya "Iya, nanti. Aku harus mengantar Putri Vira untuk ke kelas terlebih dahulu sebelum menjalankan tugas." ucapnya yang mendapat tepuk di lengan atas laki-laki itu.
"Apaan sih Ro!"
***
"Kapan ya kita ketemu lagi? Vira kangen sama Qian." gumam Vira sambil melihat gelang yang berada di pergelangan tangannya.
"Kenapa hm?" tanya Vero yang baru saja datang dengan membawa nampan yang berisi makanan dan minuman. Kemudian duduk disamping kekasihnya.
"Rara kangen sama Qian, Roro." lirih Vira dengan menunduk.
Tangan laki-laki itu mengusap lembut pucuk kepala Vira "Jangan sedih, nanti pasti ketemu kok." ucapnya menghibur.
"Emm, Rara berharap."
***
"AWAS!! AWAS!!"
Teriakan itu bergema di koridor sekolah, membuat siswa-siswi yang berada di sana menyingkirkan memberi jalan. Namun, naas untuk seorang gadis yang baru saja melangkahkan kakinya keluar dari perpustakaan dengan membawa buku yang lumayan banyak.
Bruk
"SORRY SORRY GAK SENGAJA!!" teriaknya sambil berlari pergi.
"Kalau jalan tuh hati-hati dong!!" seru kesal, berjongkok, lalu memunguti satu persatu buku yang berserakan di lantai.
"Pada jatuh kan. Ngapain sih lari-larian." gerutunya.
Qian yang kebetulan berada di sana setelah pergi dari kamar mandi, segera menghampiri gadis itu dan membantu memunguti satu persatu buku yang dibawa oleh gadis itu.
"Kamu nggak apa-apa?" tanyanya kepada gadis yang tak ia ketahui namanya.
"Ngga apa-apa kok, makasih ya udah bantuin." jawabnya sambil tersenyum.
"Iya sama-sama." jawab Qian.
"Gue pamit dulu ya, bye." ucapnya pamit lalu pergi dari sana, meninggal Qian yang memandang punggung gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa dia kayak ngga asing, ya?"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
[04] QIANDRA ASTEROID [END✓]
Fiksi RemajaFOLLOW SEBELUM MEMBACA [Fiksi Remaja] - [Keluarga] - [Series] - PUBLISH ULANG!!! NOTE : 1. Jangan lupa untuk memberikan aspirasi. 2. Penuhi cerita ini dengan kerandoman komentar kalian. 3. Jangan lupa untuk menaruhnya di perpustakaan kalian. Seorang...