Part 8

176 15 2
                                    

Sinar matahari pagi menembus melalui celah tirai jendela. Kedua insan yang sedang bergelung dengan selimutnya itu sama sekali tidak terusik.

Tampaknya Shina dan Jimin masih kelelahan akibat perjalanannya menuju Paris. Suara ketukan pintu memaksa Jimin untuk membuka matanya.

"Shina bangun ini sudah siang!" Teriakan Taehyung dari luar kamar. Jimin bangkit dan membuka pintu.

"Bangunkan Shina, aku menunggu di bawah." Ketus Taehyung. Entahlah ia masih merasa begitu membenci Jimin, setiap melihat Jimin, Taehyung ingin sekali memukulnya.

"Mungkin dia masih kelelahan, kalian bisa sarapan lebih dulu. Aku dan Shina bisa mencari makan di luar nanti." Kata Jimin. Taehyung melirik Shina yang masih pulas di dalam kamar.

"Tidak perlu keluar rumah jika kalian masih lelah, biar bibi yang menyiapkan makanan untuk kalian nanti." Taehyung melengos pergi.

"Kenapa dia selalu menatapku seperti itu? Wajahnya seram sekali." Jimin selalu merasa ciut jika berhadapan dengan Taehyung. Setelah menutup pintu pria itu kembali tidur memeluk sang istri.

Jimin sudah menyiapkan hotel untuk mereka tinggali di Paris, tapi istrinya menolak menginap di hotel. Shina ingin pulang ke rumah paman dan mertuanya. Jimin hanya bisa menuruti kemauan sang istri.

Hari pertama di Paris mereka gunakan untuk istirahat total, karena Shina terus merengek mengatakan pinggang dan paha dalamnya kebas akibat permainan panas mereka sebelum berangkat menuju Paris.

"Jim, ayo bangun kita akan pergi ke rumah ayah dan ibu bukan?" Tanya Shina sambil ngusap pipi sang suami guna membangunkannya.

Jimin hanya bergeliat dan mengangguk. Shina hanya tersenyum mungkin suaminya masih lelah pikirnya.

Setelah melakukan malam panas dengan Jimin, Shina menyadari sesuatu ia telah jatuh cinta pada pesona Jimin. Pada semua yang ada di dalam diri Jimin.

Shina sudah melupakan semua balas dendamnya untuk Jimin. Ia ingin menjadi istri yang baik dan sempurna untuk Jimin.

Menjadi istri yang bisa di banggakan Jimin adalah keinginannya saat ini.

Setelah kepergian orang tuanya Shina merasa kebahagiaannya ikut pergi bersama kedua orang tuanya. Namun kini ia ingin kembali merasakan bahagia menjadi seorang istri Choi Jimin.

Selama di pesawat kemarin keduanya banyak membicarakan masa kecilnya. Shina lah yang banyak berbicara sambil mengenang masa lalunya, sedang kan Jimin hanya mendengar dan sesekali bercerita sedikit.

Begitu pun sebaliknya dengan Jimin, pria itu terlihat begitu bahagia dengan Shina. 2 tahun belakangan ini pikirannya masih di penuhi dengan mantan kekasih yang hilang entah kemana. Namun sejak kedatangan Shina dalam hidupnya, perlahan Jimin bisa melupakan Seo Noel. Bahkan dirinya sendiri tidak menyangka bisa jatuh cinta secepat ini kepada Shina.

***

Setelah menikmati sarapan yang sedikit tertunda karena tidur yang terlalu lama. Jimin mengajak Shina ke rumah orang tuanya, namun sayang kedua orang tuanya itu sedang dalam perjalanan bisnis. Jimin memang belum mengabari orang tuanya jika mereka akan berkunjung.

Ini kali pertama Shina memasuki kediaman keluarga Jimin. Rumah yang sederhana, tidak terlalu megah namun memiliki aura yang hangat.

Shina cukup terkejut, ia sempat berpikir jika rumah mertuanya itu seperti mansion seperti orang kaya lainnya. Nyatanya tidak. Rumah itu terlihat sederhana sama seperti rumah yang ia tinggali bersama orang tuanya dulu.

"Kenapa?" Tanya Jimin.

"Tidak. Aku hanya terkejut, aku pikir rumah orang tuamu akan sama seperti rumah orang kaya lainnya." Jawab Shina.

You are precious [ M ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang