Part 14

279 19 11
                                    

Taehyung sengaja datang sore ini menemui Shina. Ia juga ingin berterimakasih kepada Jimin yang sudah membantunya mengurus perusahaan keluarganya.

Taehyung masih belum menyukai suami dari sepupunya memang, tapi hubungan keduanya belakangan ini sedikit kebih baik dari pada sebelumnya.

Mereka sering mengobrol melalui telepon meskipun yang di bahas hanya seputar pekerjaan dan juga sering melakukan panggilan video ketika meeting berlangsung.

"Tae kau bisa mengetuk pintu lebih dulu kan? Kenapa langsung masuk seperti itu? Ka—"

"Maaf. Pelayananmu bilang jika Jimin ada di ruang kerja, jadi aku langsung masuk karena ku pikir dia sedang sibuk jadi aku putuskan membuka pintu sendiri agar tidak merepotkannya. Dan ternyata dia memang sangat sibuk, sibuk menggerayangi tubuh istrinya." Jelas Taehyung. Wajah Shina kembali memerah malu.

"Kau tidak perlu malu. Aku tidak melihat apapun—anggap saja begitu." Imbuhnya lalu terkekeh pelan.

Shina melempar bantal sofa ke kepala Taehyung. "Kemana suamimu? Kenapa kau keluar sendiri? Apa dia melanjutkannya di kamar mandi?"

Shina memutar bola matanya. Taehyung memang cerewet jika dia penasaran akan sesuatu.

"Kenapa kau kesini?" Bukannya menjawab Shina justru kembali melempar pertanyaan dan membuat Taehyung berdecak kesal.

"Apa aku tidak boleh kesini? Baiklah aku akan pulang sekarang. Maaf sudah mengganggu aktivitasmu dengan suamimu." Ucapnya lantas berdiri dan melangkah menuju pintu utama.

Shina mengerjapkan matanya, ia sedikit bingung dengan sepupunya ini. Apa kata-katanya sedikit kasar? Sehingga Taehyung pergi?

Wanita itu segera berlari menyusul Taehyung. "Maaf. Jangan pergi, kau tidak merindukanku? Aku mempunyai kabar baik untukmu." Kata Shina sambil memeluk Taehyung dari belakang.

Taehyung tersenyum, inilah yang dia inginkan ia memang sengaja bersikap seperti itu agar Shina merengek seperti sekarang. Ia tidak ingin sepupu tersayangnya itu tetap bersikap manja kepadanya.

"Kabar baik apa hm? Kau akan bercerai dengan Jimin? Baiklah kapan? Aku akan segera mencari pengacara yang terbaik." Oceh Taehyung lagi yang membuatnya mendapat pukulan di dadanya.

"Ya! Kau ini kenapa selalu mempunyai pikiran seperti itu kau ingin aku menjadi janda? Lalu bagaimana anakku?" Kesal Shina.

Taehyung sibuk tertawa geli, sampai dia menyadari perkataan Shina.

"Anak? Shina, kau hamil?"

Shina mengangguk. Taehyung kembali memeluk Shina dengan erat karena bahagianya, sampai keduanya hampir terjatuh jika Jimin tidak menangkap mereka.

"Kau bisa lebih berhati-hati? Istriku hampir celaka." Ucap Jimin dengan nada sinis dan menjauhkan Shina dari Taehyung.

Taehyung kembali menajamkan tatapannya. Tentu saja hanya Shina yang boleh melihat tatapan hangatnya, Jimin tidak boleh.

Mereka bertiga kembali duduk dan berbincang dengan tenang sambil menikmati coklat hangat. Shina dan Taehyung yang mengungkapkan kerinduan kebersamaan mereka di Seoul. Sedangkan Jimin hanya mendengar dan menatap istrinya.

***

"Sayang jika aku miskin apa kau masih mau bersamaku?" Tanya Jimin di sela aktivitas sarapan mereka.

Shina tersenyum. "Kau lupa jika aku juga kaya? Ayahku mempunyai banyak warisan." Jimin tertawa mendengar jawaban istrinya.

"Kau masih ingin membuka butik?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You are precious [ M ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang