Part 11

144 14 2
                                    

Suasana pagi ini begitu cerah. Jimin masih dalam hari liburnya. Ia berniat mengajak istrinya untuk berjalan-jalan di taman yang berada tak jauh dari tempat tinggal mereka.

Ia ingin menikmati waktu berdua bersama sang istri. Semenjak menikah mereka hampir tidak pernah berkencan, Jimin ingin memanfaatkan waktu liburnya kali ini.

Namun rencananya itu gagal dan lagi-lagi karena ulah Jungkook. Pria itu lagi-lagi berulah, ia menerima lamaran kerja Seo Noel dan memutuskan untuk resign hari ini juga.

Dan keputusan itu sudah di setujui oleh Paman Jimin-Ayah dari Jungkook. Ayah Jungkook memang juga memiliki kuasa di perusahaan Jimin terlebih perusahaan itu memang masih menjadi milik Ayah Jimin.

Kuasa Jimin memang lebih besar dari sang Paman, tapi jika sudah terlanjur seperti ini, ia tidak bisa menolak lagi. Tidak mungkin ia memecat Seo Noel di hari pertama wanita itu bekerja dan juga Jungkook sudah mulai fokus mengurus perusahaan keluarga Shina.

Jimin sengaja mempercayakan perusahaan keluarga Shina ke tangan Jungkook, ia sadar dirinya tidak akan bisa mengurus dua perusahaan sekaligus. Maka dari itu ia mengurangi pekerjaan Jungkook di perusahaannya agar pria itu bisa fokus membantu perusahaan keluarga Lee.

Jimin baru saja mendengar kabar itu dari Jungkook yang meneleponnya pagi setelah ia sarapan dengan Shina. Ia juga sudah terlanjur mengajak istrinya dan sekarang istrinya sibuk menyiapkan diri untuk kencan mereka.

Ia tidak ingin mengacaukan semangat istrinya, namun ia juga tidak bisa berdiam Jimin mencurigai sesuatu. Ia harus segera bertindak.

Jungkook berkata jika keputusan Ayahnya sudah di bincangkan baik-baik dengan Jimin namun nyatanya ia belum mendapat kabar apapun. Entahlah apa tujuan pamannya itu padahal dulu dia selalu melarang Jimin berhubungan dengan Seo Noel.

"Sayang, bisa kita tunda dulu kencan hari ini? Ada sesuatu yang harus aku luruskan di perusahaan." Tanya Jimin.

Senyum di bibir Shina langsung memudar, bibirnya tertekuk ke bawah.

"Baiklah urus pekerjaanmu. Aku akan ke cafe Deyina kalau begitu." Jawab Shina dengan nada sedikit lesu.

Jimin tahu istrinya kecewa. "Baiklah aku akan mengganti baju dan mengantarmu lebih dulu." Ucap Jimin.

"Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri lagi pula tempatnya tidak searah."

"Baiklah aku bisa pergi dengan supir, aku juga sepertinya akan pulang sedikit larut." Jimin beranjak bangun dan berjalan ke arah lemari pakaian.

"Aku bisa pergi sendiri dengan mobilku, aku pergi sekarang dan nikmati waktumu berdua dengan pekerjaanmu." Ucap Shina dengan nada sinis dan langsung meninggalkan Jimin.

***

Shina memasuki cafe sahabatnya dengan wajah cemberut dan tatapan tajam. Ia langsung menuju ruangan Deyina tanpa menjawab pertanyaan pelayan cafe.

Deyina yang sedang sibuk fokus dengan laptopnya terkejut mendengar suara pintu yang di banting.

"Ya! Astaga, bisa kau sedikit sopan Nyonya Choi?" Kata Deyina dengan nada tinggi.

"Maaf. Aku begitu kesal hari ini, suamiku berselingkuh tapi aku tidak bisa berbuat apapun." Jawab Shina dengan wajah memelas.

"Apa?! Jimin selingkuh? Ya! Kenapa kau diam saja, ayo kita bunuh mereka." Deyina naik pitam. Ia tak habis pikir kenapa Shina hanya diam saja mengetahui suaminya berselingkuh.

Shina memutar badannya, melangkah menuju sofa ia ingin tertawa melihat reaksi sahabatnya.

"Ya! Kenapa kau malah duduk? Kau gila jangan jadi wanita bodoh Shina, jangan hanya diam." Deyina berdiri menghampiri Shina.

You are precious [ M ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang