Soul 0 - [Kemalangan]

177 18 2
                                    

Di sekolah menengah atas, aku hanya seorang anak yang dijadikan bahan candaan dan permainan bagi mereka yang bosan. Mereka memukuliku setiap kali mereka merasa bosan atau marah, tak lain aku hanyalah tempat pelampiasan.

Kenapa?

Anak kecil, kurus, jelek, dan miskin. Bisakah membela diri sendiri? Tidak, bahkan jika aku membela diri maka mereka akan semakin menjadi gila untuk terus menghancurkanku secara fisik.

Hidupku telah lama hancur.

Di dunia ini sebuah hukum mendominasi berlaku. Yang lemah akan melayani yang kuat dan yang kuat dapat memerintah yang lemah. Tidak ada kesempatan bagiku menjadi yang salah satu yang memerintah.

Ayahku meninggalkan dunia ini karena dia si gila pecandu alkohol dan obat-obatan. Dan Ibuku hanyalah pelacur yang sukanya bermain dengan banyak pria-pria hidung belang dan memoroti uang mereka.

Aku tinggal di apartemen kecil dan bobrok hanya berdua dengan Ibuku. Ibu tidur di dalam kamar sementara aku akan tidur di lantai dengan bantal kecil dan selimut tipis. Ibu akan pergi bekerja setiap malam untuk menemui pelanggannya dan setiap kali dia pulang di pagi hari aroma tubuhnya selalu berbau alkohol, riasannya luntur dan penampilannya acak-acakkan.

Aku tidak mengharapkan apa-apa darinya. Bisa makan dan tidur saja bagiku lebih dari cukup, apalagi dia masih membiayai biaya sekolah.

Apakah ini harus dilanjutkan, kehidupan ini?

Jika tidak, bisakah aku memohon untuk mati dan pergi dari dunia ini? Aku sudah tidak tahan akan semua ini. Bahkan dengan keadaan tubuhku yang babak belur Ibu hanya akan menatap acuh.

Saat ayah masih hidup mereka selalu bertengkar. Tapi, kini saat Ayah tidak ada dia menatapku seperti dia menatap Ayah dulu, dengan mata penuh kebencian. Mungkin dia juga ingin aku pergi dari dunia ini bersama dengan Ayah.

Si brengsek yang tidak bertanggung jawab pada keluarga, dan si pelacur yang tukang selingkuh dan tak tahu malu!

Aku hanya bisa tersenyum kecut memikirkan ini. Kehidupan ini sudah hancur, dunia ini sebaiknya hancur saja.

"SUDAH CUKUPKAN!!! Jika tidak suka bunuh saja aku dan pergilah .... kenapa, kenapa aku harus menderita seperti ini? Tidak adakah pahlawan yang bisa menyelamatkanku dari kesengsaraan ini?!"

Menangis dan meratapi kehidupan yang penuh dengan siksaan. Di ruangan yang hanya bewarna kelabu, kosong, dan penuh dengan sampah dan debu. Hujan turun hingga lantunan suaranya merambat di jendela, petir yang menggema membawa malam mencekam dan menggelapkan seluruh wilayah.

Saat listrik mati karena suara ledakan petir, Aku berhenti menangis. Mataku yang menatap penuh kekosongan melihat ke luar jendela yang diwarnai oleh tetesan air hujan. Aku berdiri dan membuka jendela, meratap ke arah luar yang penuh dengan kegelapan seolah akan menelan sesuatu.

Aku tersenyum dan mulai tertawa seperti orang gila.

"Ha ... Haha ... Hahaha ... Bwahahaha!! "

Seperti kehilangan akal sehat, mata kelam yang menatap tajam, seolah dipenuhi kebencian murni.

"Jika aku mati, aku ingin melihat raut wajah si pelacur itu. Keke~ pasti menyenangkan. "

Aku memanjat menaiki jendela, hujan deras, angin kencang, langit dipenuhi dengan hiasan kilatan petir dimana-mana. Tidak ada cahaya, hanya gelap dan gelap yang bisa menjelaskan area ini.

Aku terus tersenyum seolah menikmati semua pemandangan yang bahkan tak ada seorangpun yang berada disana.

"Selamat tinggal dunia. "

I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang