Aku terus berpikir, di hari setelah berhasil selamat dari kematian, apa yang kuinginkan? Apa ada tempat yang ingin ku tuju? Bagaimana aku memanfaatkan kekuatan ini? Monster itu apa? Apa itu aku?
Tapi, jawabannya sama sekali tak terpikirkan olehku.
Hanya mengulang kata. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Terus-menerus dan akhirnya kembali ke pertanyaan lagi.
Aku... Apa yang kuinginkan?!
Balas dendam? Iya.
Menghancurkan? Iya.
Menciptakan kekacauan? Iya.
Bukankah memang ini... Tugas dari penjahat?
Benar. Tapi, setelah semua ini selesai, aku selalu mengulang pertanyaan yang sama.
Aku takut, bukan kepada musuhku. Melainkan pada diriku sendiri!
Karena itu, aku selalu berhati-hati dalam melangkah. Agar nanti pada akhirnya aku tidak kehilangan diriku sendiri. Mungkin, jika itu terjadi, aku ingin mengakhiri hidupku lagi...
Ah... Benar... Saat Jeane menyelamatkanku karena luka berat disebabkan oleh serangan Beite. Aku melihat, bahwa seolah aku sudah mati... Tempat tergelap yang pernah ada, suara tak dapat di dengar, cahaya menolak untuk menembus, hanya jurang tanpa dasar.
Namun, disana ada cahaya... Hangatnya seperti memelukku. Apa ini? Aku selalu memikirkan ini, hingga saat kesadaranku kembali karena dorongan dari Skill.
Api Jeane telah menyelamatkanku? Jika Jeane tak melakukannya, mungkin Skill tak bisa tepat waktu dan Beite akan langsung membunuhku dan Jeane.
Sejak saat itu, kami berdua memiliki hubungan seperti ini.
Suara gemerisik dedaunan, aroma alam, dan juga teriknya matahari.
Saat ini kami sedang berada di dataran tinggi perbukitan, semakin kau keatas maka sepertinya kau dapat menyentuh awan.
Tak kusangka pergi ke timur membutuhkan waktu 3 hari, bahkan sekarang kami tak melihat adanya desa ataupun kota. Apa jarak Kerajaan masih jauh? Aku ingin mengatakan ini, tapi bukan petualangan jika terus mengeluh.
Hanya saja, sedari hari itu aku tidak bisa tidur dengan tenang.
"Tuan Cain, sebaiknya kita istirahat di sana. "
Jeane menunjuk ke arah bebatuan besar yang posisinya agak serong ke bawah, namun disana dapat melihat pemandangan dengan lebih baik.
"Baiklah... "
Disana mereka berdua duduk dan menikmati pemandangan, walau matahari terik namun udaranya terasa hangat. Dan bahkan dengan pakaian yang mereka kenakan panas tak menjadi alasan untuk menikmati pemandangan seperti ini.
Langit dengan warna biru cerah, awan-awan yang berjalan seperti menyeberangi lautan angkasa, suara rerumputan yang berdansa, sangat cocok jika dinikmati para wisatawan yang ingin mencari ketenangan.
Cain memejamkan mata, mencoba menenangkan dirinya dengan masuk dan menjadi satu dengan alam.
Namun... Cklik!
[Lapor. Sebuah Subyek mendekat dari jarak 3000 meter dari arah jam 9. Dengan kecepatan sekitar 100 km/jam.]
Sungguh kecepatan yang luar biasa. Bukankah itu setara bola meriam yang di tembakkan? Lagipula siapa yang mendek-
Ah... Jangan bilang...?!
Cain menyipitkan matanya. Terlihat dari ekspresinya ia tidak ingin menyebutkan apapun yang terlintas di pikarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]
Fantasía[ Volume 1: Arc Soul Revenge ] Sinopsis: Di dunia ini dominasi dunia meliputi yang kuat akan selalu menang dan yang lemah akan selalu kalah. Meski kesempatan itu hanya 0.1% akan ada saat dimana yang selalu kalah, akan menjadi pemenang. Itulah yang...