Slash! Ernes melakukan tebasan menyilang. Entah karena pergerakannya telah terbaca atau sekedar kebetulan, Essel dengan langsung melompat ke belakang dan menjaga jarak beberapa meter.
Essel tersenyum kepada Ernez. Tak pernah terbayangkan sebagai yang tertua di Kerajaan Vascelia, saudara terkecilnya akan menghunuskan senjata padanya.
Essel menarik pedangnya dan mulai memasang posisi siaga.
Ernez hanya melihat ini dengan tatapan penuh kesiapan.
Dalam sekejap Ernez maju ke depan, ia ayunkan tangan kanannya ke samping dan tangan kirinya ke arah pedang milik Essel. Saat tangan kirinya terlebih dulu menahan bilah pedang Essel dan tangan kanan Ernez pun di genggam dengan mudah oleh Essel.
Merasa tidak berjalan lancar, Ernez memutar kaki kirinya dan menendang Essel dengan kaki kanannya, itu adalah tendangan strike yang langsung menyerang bagian kiri perutnya.
Setelah menerima serangan Ernez, tak ingin berdiam diri dan menunggu Ernez memulai pergerakan. Essel melancarkan serangannya.
Syat! Tebasan pedang secara vertikal diberikan dan dilanjutkan dengan tebasan horizontal, lalu itu berlangsung berkali-kali dan menjadi serangan samping.
Bilah pedang Essel terus mendorong kedua pisau Ernez dengan sebuah tekanan. Meski dibilang serangannya acak, tapi daya serangnya kuat.
"Geh!! "
Gesekan besi yang saling bertabrakan menimbulkan efek percikan api di sekitarnya.
"Ada apa Ernez? Kau terlihat kewalahan! "
Essel mengejek Ernez dengan mata melotot dan bibir tersenyum lebar. Sementara Ernez yang menahan tumpuhan pedangnya terlihat tertekan.
Serangannya semakin cepat setiap detiknya, mustahil bagi seorang ksatria menebaskan pedangnya seperti orang gila. Itu akan menyebabkan kaku pada otot lengannya, serta menyebabkan kebas di jari-jarinya, namun Essel terlihat biasa saja akan hal ini.
Disisi lain, Ernez yang memiliki tubuh lebih kecil darinya memilih dual pisau agar dapat seimbang dengan bentuk tubuhnya.
Kesal akan kenyataan ini, Ernez mengeluarkan Chi di kedua pisaunya dan memecah serangan beruntun Essel.
Menjaga jarak agar tak masuk dalam domain serangan Essel, Ernez melompat sedikit jauh dari Essel.
Menajamkan pupil matanya, mencoba mengamati situasi saat ini, Ernez melihat gerak-gerik tubuh Essel.
Setiap pergerakan dimana sendi di seluruh lengan dan sikunya sedikit melunak, jari-jarinya lebih lentur dari biasanya, kakinya tegak lurus, tapi lutut di kakinya sedikit merendah.
Ernez mencapai kesimpulannya.
"Sudah kuduga...! "
Tangannya bergerak mengikuti arus jarum jam, kakinya mengikuti arah mata angin. Setiap kali dimana tangannya bergerak, disaat itu juga kedua kakinya mengambil posisi terbalik dari tangannya.
Apakah, Pangeran Essel yang kukenal sehebat ini!?
Ernez mencoba menatap mata Essel. Dengan terkejut ia melihat bahwa kini Essel yang berbalik mencoba mengamati dirinya. Essel yang menatap tajam penuh konsentrasi, seolah dirinya tenggelam dalam pikirannya. Membuat Ernez merinding.
Kondisi di rasa sedikit berbahaya bagi Ernez. Tapi, tak punya pilihan lain, dan kembali mencoba menyerang Essel.
Ernez menambah kecepatan kakinya dan berlari secara zig zag untuk masuk dalam jarak serangannya.
Seperti yang di duga. Essel mengobservasi setiap pergerakan Ernez, matanya seperti seekor ulat yang menggeliat mengikuti gerakan Ernez.
Essel menggenggam pedangnya dengan kuat, setelah Ernez mencapai jarak pandangnya dan seolah pergerakan Ernez telah dibaca, Essel menghunuskan pedangnya ke kanan samping sedikit ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]
Fantasy[ Volume 1: Arc Soul Revenge ] Sinopsis: Di dunia ini dominasi dunia meliputi yang kuat akan selalu menang dan yang lemah akan selalu kalah. Meski kesempatan itu hanya 0.1% akan ada saat dimana yang selalu kalah, akan menjadi pemenang. Itulah yang...