NO PROLOG
“APA! Mama mau nikahin Zanna sama anak dari sahabat Mama. Mama bercanda? Zanna 'kan masih kuliah, terus juga Zanna juga masih pengen main,” kata gadis bernama Zanna itu. Gadis berdiri sembari berkacak pinggang dengan penampilan yang bisa dibilang acak-acakan.
“Kamu sudah cukup umur buat nikah sekarang,” kata Anika dengan perkataan yang tidak bisa dibantah.
“Bang Mirza, Bang Alzam! Tolongin Zanna buat bujuk Mama. Zanna nggak mau nikah,” rengek Zanna yang langsung berlari dan duduk diantara kedua kakaknya itu.
"Hore, Kak Zanna bakalan nikah. Jadi nanti kamar Kak Zanna yang penuh sama mainan bakal jadi milik Kafi,” ledek anak laki-laki yang langsung berlari tertawa girang.
“Abang---
“Abang! Jangan dengerin Zanna. Lagian anak dari Tante Rumi itu baik kok. Mirza sama Alzam juga tau 'kan gimana perilaku Rio,” potong Anika. Alzam dan Mirza menganggukkan kepalanya secara bersamaan.
“Tapi Zanna nggak mau nikah Mama, Zanna masih punya cita-cita!” kata Zanna dengan nada sedikit membentak.
“Yaudah, sekarang cita-cita kamu jadi apa?” tanya Anika.
“Zanna mau jadi ....”
“Jadi apa? Kuliah aja kamu males, sering bolos, terus lagi kamu suka bikin masalah di kampus,” sela Anika dengan tatapan memicingnya.
“Iya namanya juga 'kan anak kuliahan, males itu hal wajar Mama.”
“Abang kamu Alzam sama Mirza dia----
“Mama selalu gitu! Mama selalu banding-bandingkan Zanna sama Abang. Zanna gak suka, Ma. Zanna tau Bang Mirza sama Bang Alzam itu orangnya rajin, nggak pemalas kayak Zanna. Tapi ini Zanna, Ma. Zanna sama Abang itu beda!” teriak Zanna dan langsung lari memasuki kamarnya.
“Zanna!”
“Udah, Ma. Biar Alzam sama Bang Mirza yang ngomong sama Zanna,” kata Alzam yang diangguki oleh Anika.
______
“Maksud mama apa? Arion bakal nikah sama anak sahabat Mama,” kata Arion sedikit terkejut. Yah bagaimana tidak, sepulang dari luar negeri dirinya langsung dikejutkan dengan pernikahannya bersama seseorang yang bahkan tidak dia kenal.
“Iya, Mama sama Tante Anika sudah setuju untuk menikahkan kalian dan itu tidak bisa diganggu gugat!”
“Ma! Masa iya Arion nikah sama orang yang umurnya beda jauh. Arion menolak pernikahan ini.”
“Umur kalian cuman beda 5 tahun saja, itu tidak termasuk jauh. Lagian kamu sudah mau berkepala tiga, kamu mau jadi om om pedofil gitu,” timpal Rumi sembari menatap kesal Anaknya itu.
“Ma---
“Tidak ada penolakan, pokoknya lusa keluarga kita akan bertemu dengan keluarga sahabat Mama. Ingat! Jika kamu membantah mama, mama kutuk kamu jadi cicak!” sarkas Rumi dan langsung pergi meninggalkan Arion yang hanya bisa menghela nafas kasar.
___
“Zanna, ini Bang Alzam, buka pintunya.”
Berkali-kali Alzam mengetuk pintu dan Zanna belum membukanya juga. Dia sangat khawatir dengan adiknya itu, Zanna adalah satu-satunya adik perempuan yang dia punya.
“Zanna, kamu gak mau buka pintu buat Abang? Kaki Abang kram nih,” adu Alzam menghalalkan segala cara agar pintu kamar itu bisa dibuka.
Ceklek!
Alzam tersenyum saat melihat pintu kamar sudah terbuka, dia sangat tahu bahwa sang adik tidak akan membiarkan dirinya terluka sedikitpun.
Alzam melihat Zanna yang sibuk menggulung dirinya dalam balutan selimut, dapat Alzam tebak bahwa Zanna tengah menangis. Dia duduk di ranjang queen size dan membawa sang adik kedalam pelukannya.
“Zanna marah sama Abang?”
“Zanna marah sama Mama!”
“Kenapa marah sama Mama, ucapan Mama gak salah--
“Zanna marah sama Abang. Abang sama mama itu nggak ada bedanya, keluar! Zanna mau sendiri,” usir Zanna yang langsung melepaskan pelukan itu.
“Zanna, dengerin Abang. Memotong pembicaraan orang itu tidak baik, jadi kamu harus dengerin ucapan Abang tanpa kamu potong. Zanna paham?”
“hemm.”
“Sekarang Abang tanya, Zanna marah sama Mama karena apa?”
“Zanna gak suka saat Mama banding-bandingkan Zanna sama Abang. Zanna tau, Bang Alzam sama Bang Mirza itu pinter. Tapi Mama nggak pernah liat usaha Zanna gimana di kampus, walaupun Zanna itu pemalas atau suka bikin masalah, tapi Zanna juga belajar. Ditambah lagi Mama kenapa mau nikahin Zanna, Zanna masih punya cita-cita dan Zanna pengen bebas kayak orang-orang,” jawab Zanna yang membuat Alzam mengangguk paham.
“Zanna, Mama itu nggak pernah banding-bandingkan Zanna sama Abang ataupun bang Mirza. Zanna tau, waktu Abang kuliah, Mama itu sama cerewetnya kayak sekarang sama kamu. Mama pengen yang terbaik buat Zanna, Abang juga, apalagi Bang Mirza. Kalau soal pernikahan, apa yang Mama ucapkan itu benar. Rio itu teman Abang, dia baik banget, plus tampan. Kalau misalkan nanti Zanna sama Rio udah nikah, ternyata Rio jahat sama Zanna, laporin sama Abang. Biar Abang hajar Rio, gimana?”
Zanna tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dia yakin bahwa apa yang dikatakan Alzam bukanlah kebohongan. Dia tau, bahwa yang dipilihkan Abang dan juga Mamanya adalah yang terbaik.
“Jadi sekarang, kamu harus apa sama Mama?”
Zanna menghela nafas, “Zanna harus minta maaf sama Mama,” jawab Zanna.
“Pinter, yaudah sekarang kamu turun dan minta maaf sama Mama. Nggak baik, nanti kamu jadi anak durhaka kalau nggak minta maaf sama Mama,” ujar Alzam yang diangguki oleh Zanna.
“Abang!” panggil Zanna sembari merentangkan kedua tangannya. Alzam tersenyum dan langsung jongkok untuk menggendong Zanna, sang adik kesayangan.
--------
Jika kalian suka sama ceritanya, silahkan vote dan komen serame-ramenya yah. Ramaikan cerita ini, share sama temen-temen kalian semua biar makin rame😉😚
Buat yang penasaran biar nanti gak ada pertanyaan, Sis kenapa sih ceritanya tuh tentang dosen Mulu, nggak ada yang lain apa?
Oke jadi gini, I itu suka banget sama yang namanya cerita berbau dosen. Walaupun ceritanya sama tentang dosen, tapi alurnya sama isinya itu beda brehhh. Kita semua itu punya kesukaannya masing-masing dan itu berlaku buat I.
Lagian gak usah risih Napa, I yang buat cerita, kalian cuman nikmatin aja bukan? Kalian cukup Bantu Vote, comment sama Follow akun I aja jika emang berkenan dan tentunya I berterimakasih banget.
Jika tidak suka cerita I, skip! Tidak usah hina karya orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen (Slow Update)
ChickLit(Rate 17+) Banyak kata-kata kasar⛔ (Ambil positifnya, buang negatifnya yah temen-temen) (Revisi setelah tamat) Setelah menikah dan Bucin "Pak Dosen, password-nya apa?" Teriak para mahasiswa yang lagi berkumpul di kantin kampus. "Kurang sayang, tamb...