Hari- H

2.6K 34 0
                                    

Zanna membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Dia kelelahan! Bagaimana tidak, dia bolak balik mencoba gaun yang sangat ribet itu.

“Udah selesai feeting gaunnya?” tanya Anika dan duduk di samping Zanna. Zanna menganggukkan kepalanya, dia menaruh kepalanya di pangkuan Anika. Besok, Dia akan menikah dengan Pak Arion, dosen yang jadi sasaran empuknya untuk berbuat kejahilan beberapa hari ini.

“Ma, Zanna takut,” ujar Zanna. Anika mengerutkan keningnya, Tumben-tumbenan Zanna merasa takut.

“Takut karena apa?”

“Besok Zanna nikah, Zanna takut sama Pak Lon,” jawab Zanna. Dia selalu menjahili Arion, bisa saja Arion membalaskan dendamnya bukan.

“Gak usah takut, Mama tau betul bahwa nak Arion itu anak yang baik,” kata Anika mencoba untuk menenangkan Zanna.

“Ma, Besok setelah nikah Zanna tinggal di sini aja, yah.”

“Mama juga maunya gitu, tapi kamu 'kan tau. Yang namanya istri, itu harus ikut apa perkataan suami. Nak Arion udah punya rumah sendiri, yang artinya kamu akan tinggal disana.” Zanna menghela nafas panjang, apa yang dikatakan mamanya emang benar. Mulai besok dirinya akan pergi dari rumah ini, dia akan meninggalkan, Abangnya, adiknya dan juga Mamanya.

“Malam ini Zanna tidur sama Mama yah,” kata Zanna, Anika menganggukkan kepalanya, mungkin hari ini adalah hari terakhir dirinya bisa tidur dengan anak manjanya itu.

_____

Zanna terdiam begitu melihat pantulan dirinya di cermin, Winda juga terkagum-kagum melihat bagaimana penampilan Zanna.

“Gila! Ternyata Lo cantik juga, yah,” celetuk Winda yang langsung mengambil ponselnya untuk memotret Zanna.

“Dari dulu juga gue udah cantik! Lo nya aja yang baru nyadar,” kata Zanna yang membuat Winda tersenyum.

“Lo beneran nikah Zan, bestiez gue udah mau jadi bini orang aja,” ujar Winda dengan mata yang berkaca-kaca.

“Jangan nangis Lo! Nanti make up gue luntur gimana,” kesal Zanna. Winda menghapus air matanya dan tersenyum.

”Mempelai wanita silahkan, acara ijab qobul akan segera di mulai,” kata seseorang.

Winda membantu Zanna, Zanna berjalan dengan jantung yang terus berdetak kencang. Dia gugup luar biasa, apalagi saat dia melihat Arion yang tengah menatapnya.

Zanna duduk berdampingan dengan Arion. Arion sendiri terdiam membeku, apakah Zanna memang cantik seperti ini?

“Saudara Arion, bisa anda pegang tangan dari Wali mempelai Wanita,” kata pak penghulu. Dikarenakan Ayah Zanna sudah tidak ada, jadi yang menjadi walinya adalah Mirza sang Abang pertama.

“Saya nikahkan engkau Arion Maheswara bin Mario Maheswara dengan Ananda Zanna Arshavinna binti Alm Rahman Maulana dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,” kata Mirza dengan nada yang bergetar.

“Saya terima nikah dan kawinnya Zanna Arshavinna binti Alm Rahman Maulana dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!” timpal Arion dalam satu tarikan napas.

“Bagaimana para saksi, sah!”

“SAH!” sahut para tamu undangan.

“Alhamdulillah, sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri. Untuk mempelai pria, silahkan memasangkan cincin kepada mempelai wanita,” kata pak penghulu.

Arion mengambil tangan Zanna dan menyematkan cincin, begitupun sebaliknya.

“Cium, cium!”

Dengan ragu Arion mengangkat wajah Zanna dia menarik pelan wajah Zanna dan mencium Dahi Zanna dengan lembut. Zanna mengambil tangan Arion dan menciumnya.

Suamiku Dosen (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang