Dear Cedric.
Namamu yang pertama ku sebut di dalam surat ini. Karena seperti yang selalu aku bilang padamu, kau adalah alasanku hidup sampai saat ini.
Mulai hari ini, takkan ku tuliskan lagi angan-angan pedihku tentang rasa yang tak karuan itu. Terimakasih telah menjadi kawan dalam membagi suka dan duka meski aku tak pernah memberikan suka. Terimakasih sudah meminjamkan bahumu selama tiga tahun dan menjadi tempatku berkeluh-kesah. Maaf karena kekecewaan mu padaku, membuat kita berpisah.
Kini aku mengerti, mengapa perpisahan kita terlalu ambigu. Itu karena aku. Karena keangkuhan ku, aku yang merasa begitu angkuh, merasa bisa hidup tanpamu.
Tapi nyatanya, semua menjelaskan bahwa aku tidak baik-baik saja. Bersamamu memang menyakitkan, tapi tanpamu itu lebih menyakitkan. Jadi kuputuskan untuk mengambil jalan tengah. Aku memutuskan untuk pergi, selamanya. Tanpa kau disisiku. Aku berharap kau bisa mengambil jalanmu sendiri untuk berbahagia tanpa diriku.
Ced, kutegaskan sekali lagi, dihatiku hanya tertulis namamu. Dan selamanya hanya akan ada namamu. Kau tahu, betapa sedihnya aku saat tahu kau pergi bersama Cho? Itu adalah perasaan paling pedih yang pernah kurasakan. Jauh lebih menyakitkan daripada hukuman Dad untukku. Seakan, jantungku direnggut paksa dari tempatnya. Aku seakan mati tanpamu.
Untukmu, Seryl. Terimakasih sudah menjadi rumah kedua untukku. Yang bisa mengertiku tanpa berpikir bagaimana buruknya aku. Terimakasih, sudah menjadi bagian hidupku. Semoga, setelah ini kau tak perlu mendengar keluh kesah ku lagi. Ku harap, kau bahagia dengan pilihanmu. Carilah pria yabg merawatmu seperti kau merawatku.
Untuk Dad, aku sering bertanya-tanya. Apa aku anak kandung mu? Tapi pertanyaan itu hanya melintas tanpa jawaban. Terimakasih sudah mau menjadi ayahku walau kerap kau memberi luka secara batin maupun fisik. Aku tahu, kau hanya ingin terbaik untukku. Maaf, aku tidak bisa memenuhi atau bahkan tak bisa menyampaikan bahwa itu menekanku.
Aku terlalu pengecut untuk berbicara bahwa aku tertekan olehmu. Aku ingin melakukannya, tapi ternyata aku tak sanggup dan takut membuatmu kecewa. Nyatanya, rasa kecewa mu membuatku takut untuk berbicara dan merasa bahwa kekecewaanmu membuatku selalu mengecewakan mu.
Pada akhirnya, aku hanya bisa menyalahkan diri sendiri atas kegagalanku. Aku yang tidak becus dan aku yang tak bisa melakukan apapun dengan benar.
Untuk semuanya, terimakasih dan maaf untuk kalian semua.
Salam hangat,
Alicia Vienna.
Surat itu ditemukan tepat di pagi hari saat barang-barang Alicia hendak di rapihkan dan dikembalikan kepada yang berhak. Cedric menangis hebat sambil terisak hebat membacanya, duduk dilantai kamar Alicia. Sedangkan Seryl sudah jatuh pingsan karena kelelahan menangis sepanjang malam.
Malam itu, Alicia memilih menghabisi nyawanya sendiri dengan menjatuhkan diri dari menara astronomi setelah mengakui perasaannya pada Cedric.
Cedric jelas kecewa hebat. Dia menyalah diri sendiri karena hal ini. Cedric masih begitu mencintai Alicia dan dia sudah menunggu untuk waktu ini. Tapi Alicia benar-benar ingin mengakhirinya.
Malam itu, saat Alicia jatuh semuanya langsung keluar dari ball room dan melihat jasad gadis itu yang terbentang dilantai dengan darah mengalir dari semua lubang di kepalanya.
Lucian dan Seryl yang tengah mencari Alicia langsung bergegas menuju kerumunan kemudian memekik keras disusul dengan tangisan histeris. Malam itu, semuanya berkabung.
"Aku mencintaimu. Selamat tinggal."
"Aku juga mencintaimu. Tunggu aku Alice."
END.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts imagine
FanfictionBerisi kumpulan cerita oneshot bersama para Hogwarts Boys