James Potter x Clarissa Lowry x Remus Lupin
Griffyndor
Happy reading...
Kamu tahu, James akhir-akhir ini lebih gencar mendekati Lilly Evans. Dia bahkan tak segan untuk mengambilkan beberapa potong kue ke piring Lilly, sungguh perhatian sekali. Membuat Clarissa iri dan merasa patah hati.
"Mungkin ini waktunya untuk mundur." Seru Clarissa lesu. Kepalanya ia taruh diatas meja, prof. McGonagall belum datang, jadi para murid bersantai.
"Jangan menyerah dulu, ok?" Clarissa hanya mendengus malas mendengarnya. Ditegakkannya duduknya saat Prof. McGonagall masuk sembari mengingatkan untuk membuka buku mereka halaman 254. Clarissa langsung berjengit, dia ingat bahwa dia tidak bawa buku dan sialnya dia sendirian.
"Kau bisa berdiri di luar koridor sambil mengangkat kedua tanganmu Ms. Lowry." Clarissa hanya bisa mengangguk pasrah dan berjalan keluar ruangan untuk melaksanakan hukuman dari Prof. McGonagall.
"Maaf Profesor, saya juga lupa membawa buku. Apa saya juga harus keluar seperti Lowry?" aku James tiba-tiba membuatnya sedikit kaget. Memang iya kita harus jujur, tapi sepertinya Minerva terlalu sering berurusan dengan anak-anak nakal diasramanya, dan itu membuatnya heran. Tapi pada akhirnya, dia hanya bisa memberi perintah yang sama pada salah satu murid kesayangannya.
Clarissa terkejut saat James datang mendekatinya, berdiri di sampingnya sambil melakukan hal yang serupa dengannya.
"Apa yang kau lakukan?" dia menatap James heran.
James menoleh, bibirnya tersenyum kecil. "Menurutmu?"
Clarissa diam sebentar. James memang anak nakal, tapi kenapa dia harus mengaku kalau dia tidak bawa buku?
"Kau tidak bawa bukumu?"
James hanya mengangguk, sambil sesekali mengamati wajah Clarissa yang terlihat begitu sempurna dari samping. Pipinya tak terlalu berisi, tapi tidak gembul dan garis rahangnya tergambar tegas. Kulit wajahnya yang putih mulus dengan rona merah di wajahnya menambah kesan cantik pada dirinya. Belum lagi hidung runcingnya dan helaian rambut coklat, sangat candu dilihat. Rambutnya lurus panjang sepunggung tanpa poni.
"Kenapa kau tidak membawa bukumu?" tanyanya pada akhirnya untuk memecah canggung.
"Karena hal pentingnya tidak ada di buku, tapi di koridor."
Clarissa langsung diam kehabisan kata dalam beberapa detik sebelum akhirnya memecah tawa tak percaya. Dia tak percaya bahwa James bisa seperti ini. Clarissa hanya bisa tersenyum salah tingkah, wajahnya memerah sambil tangannya masih mengudara. Mulai saat itu, keduanya mulai dekat. Memang tak terlalu dekat, hanya saja James sering melontarkan godaan-godaan semacam itu membuat hatinya melemah. Bahkan James tak segan mengatakan dengan sungguh-sungguh bahwa dia menyukainya. Dan itu sungguh konyol bagi Clarissa. Seperti beberapa hari terakhir.
"Kau tahu, aku tidak menyukaimu sedalam itu."
Hati Clarissa rasanya seperti diremas mendengarnya. Sebenarnya tak masalah jika James tak menyukainya, tapi jika dia mengatakannya seperti itu, rasanya lumayan sakit.
"Begitukah? Maaf kalau begitu."
"Bercanda." Sahutnya cepat sambil langsung mengambil tempat, bediri tepat di depan Clarissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts imagine
FanfictionBerisi kumpulan cerita oneshot bersama para Hogwarts Boys