Slytherin x Ravenclaw
J
adi, chapter ini ku dedikasikan untuk magicarpet_ yang request cerita ini. Semoga berkenan ya dan maaf kalo lama dan juga ga ngefeel. Ini ku usahakan di tengah kesibukan ku jadi mohon koreksinya ya kawan-kawan 😁
Happy reading guys!
"Drake, berhenti diam seperti ini. Kau menyiksaku!" seru Erina pada sang kekasih.
Sudah seminggu ini, Draco masih mengurung diri di kamar asrama. Sering melewatkan waktu makan, entah sarapan, makan siang atau malam. Tubuhnya semakin kurus kian hari dan itu membuat primadona Ravenclaw itu khawatir.
Mereka sudah berkencan saat pertengahan tahun ke empat, dan di awal tahun keenam ini, Draco mulai memberikan perubahan. Tidak hanya pada dirinya, tapi semua orang. Erina mulai curiga saat Draco mulai tidak menjawab suratnya, melarangnya untuk datang ke manor dan banyak hal lainnya yang janggal.
"Maafkan aku, baby." Tangannya mengusap lembut punggung tangan Erina.
Erina hanya balas menatap ke arah manik Draco yang begitu kosong. Tatapannya pedih.
"Kau melamun lagi." Tegur Erina. "Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Apa ada yang menggangu pikiranmu? Kau melarangku ke manor kemarin, ada yang terjadi ya? Kan sudah kubilang, kau bisa cerita padaku."
Draco tersenyum lembut menatapnya, membuat Blaise dan Theo yang duduk makan di depan mereka hanya melenguh panjang dengan tatapan jijik pada pasangan di depan mereka.
"Aku baik-baik saja. Hanya kurang napsu makan." Elaknya.
"Haruskah kuberi ramuan penambah napsu makan? Kau terlihat kurus sekali sekarang." Dia menatap Draco khawatir.
Draco menggeleng. "Tidak perlu. Makan denganmu saja sudah cukup."
"Haruskah ku suapi?"
Draco kembali menggeleng. Malah Theo yang menyambar. "Bisa tidak, tidak usah mengumbar kemesraan di depan umum? Tidak etis tahu!" protesnya sambil mencoba memasukkan sesuap puding ke mulutnya dengan malas.
Erina dan Draco tak begitu mempedulikan Theo. Atensinya masih penuh pada Draco yang kini makan dengan malas, fokusnya seperti pada tempat lain, bukan makanan di depannya. Kembali teringat perdebatan panas mereka malam itu. Draco marah besar karena Erina mencoba meminjam lengannya untuk digambari hal-hal aneh. Biasanya, Draco akan dengan senang hati meminjamkan lengannya, tapi kali itu, Draco marah dan mengamuk. Meskipun pada akhirnya mereka kembali berbaikan tanpa sepatah katapun.
Erina diam, sampai akhirnya hal buruk yang dia takutkan terjadi. Apa yang dia tebak selama ini menjadi kenyataan.
Draco is Death Eater.
Draco masih belum memberitahunya, dan Erina tak akan mencecarnya meski sudah tahu apa yang Draco coba tutupi darinya.
*****
"You kill Dumbledore." Suara Erina pedih. Tatapannya menatap Draco kecewa. Setelah itu, disusul lengkingan tawa Belatrix, tertawa senang saat mendapati Erina yang keluar dari pondok Hagrid malam itu, malam terbunuhnya sang Kepala Sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts imagine
FanfictionBerisi kumpulan cerita oneshot bersama para Hogwarts Boys