BAB 4

4 1 0
                                    

Setiap saat dalam kehidupan adalah saat pengambilan keputusan

Pada setiap langkah kita harus memutuskan tentang langkah berikutnya . . . karenanya keputusan terkesan abadi

Keputusan yang diambil di masa kini membawa kebahagiaan atau kesedihan di masa depan, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk keluarga seseorang dan generasi masa depan juga

Ketika seseorang dihadapkan dengan dilema, jantung menjadi bingung dan diisi dengan keragu raguan

Saat pengambilan keputusan menjadi pertempuran dan jantung menjadi medan perang

Sebagian besar dari kita mengambil keputusan bukan untuk mencari solusi untuk masalah melainkan untuk menenangkan hati seseorang

Tapi pantaskah seseorang makan sambil berjalan?

 TIDAK
Kemudian, bila hati dalam keadaan perang, bisakah mengambil keputusan yang benar?

Pada kenyataannya ketika seseorang mengambil keputusan dengan pikiran tenang . . .

ia memastikan senang di masa depan untuk dirinya sendiri

Tapi ketika seseorang mengambil keputusan untuk menenangkan hatinya . . .

itu selalu akan menyebabkan rasa sakit dan penderitaan di masa depan

__~~°0°0°~~__

Jakarta
6 Juli

     Seorang perempuan sibuk menekan jari jemarinya cantiknya itu di sebuah tasbih digital.

"Subhanallah"

"Subhanallah"

"Subhanallah"

"Alisha !!! "

  Mendengar namanya disebut gadis itu menolehkan kepalanya pada yang memanggil

"Dalem" 

"Lo gak ikut shopping Biasanya lo yang paling spirit. ?"

Alisha hanya mengendikan kedua bahunya.

"Gue boleh tanya gak ?"

"Boleh"

"Kenapa lo itu pake tunik terus pake rok. Kalo gak tunik sama celana gitu ?"

"Emangnya kenapa masalah buat lo ?" Alisha menunjuk dengan dagunya itu

Skakmat Nessa

"Ya gak. Gitu juga kali. Lo kan pergaulannya kayak gini. Gak pergaulan orang alim alim gitu. Biasanya pake cadar, Bajunya panjang banget. Kok milih sama kita? Nyebutnya itu gimana ya until jannah."

Alisha beranjak dari kursi taman yang dia duduki.

"Gue bergaul sama orang yang bikin gue nyaman. Gue itu milih orang buat gue. Orang yang tepat. Dan pilihan gue gak pernah salah. Lo orang yang tepat. Suatu saat nanti lo bakal hijrah, Semua ada waktunya. Semua orang punya perjalanannya masing masing. Semua orang bisa berteman dengan siapa aja. Asal jangan sampe ikut ikutan yang salah. Masih dalam batasannya.

Dan soal baju. Gue pake baju kayak gini itu buat orang yang gue cintai. Buat papah gue. Buat gue. Gue mau meringankan papah, suami gue di akhirat." Alisha meneteskan air matanya

"Udah yok. Di banding nangis. Jalan jalan aja" hibur nessa

Alisha mengangguk.

  ***

    Saat berbelanja Alisa pun mendapat notifikasi  dari telepon dari Ayahnya. Alisha pun sedikit menjauh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Beauty of Our Love(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang