09 ; jijyeongi for lele 👾

154 27 2
                                    

.

.

.

💭 nct dream huya live chenle & jisung 180222

.

.

.

Akhir-akhir ini, Jisung merasa Chenle semakin menempel dan manja padanya. 

Bukan dalam artian yang buruk, Jisung juga tidak masalah dengan hal itu. Akan tetapi, ini hanya mengejutkannya bahwa Chenle yang biasanya akan menggoda dirinya dan membuat lelucon tanpa henti sekarang sedikit mulai tergantikan dengan Chenle yang berucap dengan kata-kata imut dan senyum menggemaskan serta tingkah laku bak anak kecil.

Sekali lagi, bukan artinya Jisung tidak menyukai Chenle yang seperti ini, lho. Chenle yang memiliki sifat senang sekali berteriak di dekat telinganya saja ia tetap cinta. 

Jisung hanya masih suka terkaget dan dibuat gemas dengan kekasihnya itu. Selalu saja banyak cara untuk membuatnya jatuh lebih dalam setiap harinya. 

Seperti yang sekarang lelaki manisnya ini lakukan.

"Jijyeongi ingin makan apa, eung?"

Chenle kini sedang bertanya sambil tetap fokus memainkan game di layar ponselnya. Beberapa menit lalu, keduanya baru saja menyelesaikan siaran huya. Kini mereka masih terdiam di tempat siaran karena Chenle bersikeras ingin memenangkan permainan game sekali lagi sebelum beranjak pergi.

Jisung yang mendengarnya hanya terdiam, membuat Chenle yang kunjung tidak mendapat jawaban menoleh ke arah pemuda berambut blonde itu dengan ekspresi bertanya-tanya. Kedua alisnya mulai mengangkat pelan, bersamaan dengan bola mata yang membulat lebar. "Halo, Jisung-ah?"

"..."

"Jisung-ah.. kau masih hidup, kan?"

"Hei!" Seruan tak terima keluar dari mulut Jisung. Bagaimana bisa lelaki di sampingnya itu mengajukan pertanyaan aneh ketika dirinya sangat sehat? Detak jantungnya normal, tubuhnya segar karena ia rajin berolahraga, bahkan mengangkat Chenle menuju mobil saja bisa ia lakukan sekarang juga!

"Jangan salahkan aku!" seru Chenle tak mau kalah. "Salahmu sendiri tidak menjawab pertanyaanku!"

"Aku sedang sibuk berpikir tadi."

"Bukan salahku berarti, salahkan otakmu yang berpikir itu," ucap Chenle sambil menatap sengit sang maknae NCT sebelum kembali bermain game yang sempat ia berhentikan. 

Jisung menggelengkan kepalanya pelan. "Ini salahmu, karena otak yang tadi kamu salahkan itu sedang sibuk berpikir tentangmu." 

"Sinting."

"Ey, apa yang salah dengan memikirkan kekasihku sendiri? Kekasihku ini sedang di versi yang sangat imut dan mana mungkin aku tidak memikirkannya."

"Berhentilah berkata manis, Park," Chenle berujar sembari menghela napas lelah, senyum kecil terbit di wajahnya saat berhasil memenangkan game di ponselnya. "Aku lapar, kau mau makan sesuatu?"

"Hm, kemana perginya panggilan yang kau buat tadi?" tanya Jisung balik kepada lelaki berdarah China itu. Semburat merah perlahan-lahan menghiasi pipi putih yang sedikit berisi, membuat Jisung harus menahan senyum gemas dan jari tangan yang sudah lebih dari siap untuk memegang permukaan kulit tersebut.

Pemuda Park itu tertawa lebar kala hyung lebih tua beberapa bulan itu terkujur kaku dan gugup. "Aigoo, kemana perginya Chenle yang manja tadi? Sangat jarang melihatmu manja seperti itu."

"Dia hilang, tenggelam di makan angin."

"Heh? Angin bisa memakan orang?" 

Sekarang, Jisung tampak terkejut, matanya berbinar-binar penuh keingintahuan. Ia terdiam sebentar untuk berpikir kemungkinan jika hal itu bukanlah semacam kebohongan belaka. Sementara di sisi lain, Chenle tampak jengah dan tak percaya bahwa kekasih tingginya itu percaya akan apa yang ucapkan barusan.

Oh ayolah, siapa yang akan mempercayai hal itu di jaman sekarang? Park Jisung tentunya.

"Kenapa pula aku mengencanimu.. aku bahkan tidak tahu apakah kau polos atau memang bodoh..." gumam Chenle dengan nada lelah. Si empu yang dibicarakan hanya terkekeh kecil, lantas menarik kursi di sebelahnya itu agar bisa mendekat dan membisikkan kalimat kecil.

"Bukankah Lele mencintai Jijyeongi apa adanya?"

Lagi, tubuh Chenle dibuat terkujur kaku dan gugup. Tak tahan, Jisung kembali mengeluarkan tawa renyah sembari mencoba memerangkap Chenle yang berusaha kabur dari jangkauannya. "Lele-ya, tolong katakan "Jijyeongi" sekali lagi, hm?"

"Tidak mau! Hush, jangan peluk aku dan menjadi menyebalkan, Jisung-ah!"

"Aku lapar, katakan "Jijyeongi" sekali lagi atau kamu jadi makan malamku hari ini?"

"Dasar gila!"

.

.

.

Cerita pertama di tahun 2022! 🙇‍♀️🙇‍♂️

One, Two, Three!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang