11

1.1K 177 30
                                    

Dengan mata yang berat, namun harus tetap menjalankan ibadah yang di anjurkan untuk semua umat muslim Prilly terus berusaha fokus pada sholat subuhnya, walaupun di ranjang dengan kondisi duduk dan selang infusan yang masih setia di tangannya.

Dia selalu ingat isi - isi ceramah tentang pentingnya sholat. Bahkan saat sedang sakit pun manusia tidak boleh meninggalkan sholat, semua orang akan berhenti sholat saat dirinya meninggal. Maka, jika sudah tak ingin sholat, meninggallah.

Allah tidak pernah menyulitkan hambanya, saat dia sakit parah namun dia harus tetap sholat. Dia bisa berwudhu dengan tayamum, jika dia tidak bisa berdiri untuk sholat maka duduklah, jika tidak bisa duduk maka berbaringlah, jika tidak bisa maka kedipkan mata atau dengan isyarat, dan jika semuanya sudah tidak bisa maka saatnya dia sholatkan.

Jam 7 lebih, Umma Yayah sudah mengantarkan sarapan untuk menantunya itu. Setelah sarapan dan bercengkrama dengan Prilly, Umma Yayah pamit pergi sebentar untuk menyimpan piring kotor itu.

Beberapa menit kemudian Prilly tersenyum melihat kehadiran Bunda, Papa, Kak Fita dan anaknya, serta Nadheo adik bungsu nya ( anak angkat Bunda dan Papa Prilly ).

" ini masih pagi loh, kok kalian udah ada disini aja sih ?"

" gak boleh emang ?", Tanya Nadheo yang langsung naik ke kasur dan membaringkan tubuhnya dengan kaki Prilly sebagai bantalannya, semanja itu memang Dheo pada kedua kakaknya itu, walaupun dia tau jika Fita dan Prilly bukanlah kakak kandungnya, tapi dia tetap memperlakukan mereka seperti kandungnya.

Dan dia bersyukur karena memiliki keluarga seperti Bunda, Papa dan kedua kakaknya yang tidak pernah membedakannya walaupun mereka tidak lahir dari rahim yang sama.

" tumben aja sih, hai cantik sini - sini ", Prilly meminta untuk menggendong anak pertama perempuan kakaknya itu. " Udah istirahat aja dulu ", jawab Fita sekenanya yang malah membuat Prilly mengerucutkan bibirnya.

***

Prilly melihat sekelilingnya, semua orang ada didalam kamar Hasna sedang mengelilinginya. Setelah beberapa saat tertidur sebentar dia kembali membuka matanya, wanita itu mencoba mencubit tangannya dengan keras sampai dia meringis. " sakit "

" ini kenapa ngumpul gini ? Jangan - jangan aku mati ?" Gumamnya dengan mencubit kembali tangannya yang terasa sakit saat di cubit.

" kamu ngapain cubit - cubit tangan kamu Prill ?"

" ini aku masih hidup kan Bun ? Aku belum mati kan ? Kok kalian pada ngumpul disini ?"

" dasar bocah idiot ", dumel Fita dengan menoyor kepala Prilly membuat wanita itu sedikit terhuyung ke samping.

" kita lagi nungguin dokter yang mau periksa Lo, pikiran Lo kudu di cuci deh kayaknya " lanjut Fita membuat beberapa orang terkekeh namun tidak dengan Ali. Dia tidak suka istrinya diperlakukan seperti itu oleh kakak iparnya, walaupun mungkin mereka sudah terbiasa seperti itu sebelumnya.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumussalam " jawab semuanya serempak.

" Silahkan Dok ", titah Hasna memberikan ruang untuk dokter yang dikenalnya di tempat Koas. " Dokter Selin ngapain ?"

" Prill, gimana apa yang sakit ? Aku nih disuruh Hasna, katanya kamu sakit makanya suruh kesini ", Prilly mengerutkan keningnya tak paham, untuk apa Hasna membawa dokter kandungan yang bekerja di tempat mereka Koas?

Dokter Selin mulai memeriksa keadaan Prilly, " Maaf ya ", ucapnya seraya sedikit menyingkap baju tidur Prilly.

" perasaan kepala aku deh Dok yang pusing, kok malah periksa perut ?", Dokter Selin hanya terkekeh dan tetap fokus.

" Sudah ada detaknya " ucap Dokter Selin membuat semua orang kaget lalu mengucap syukur. " maksudnya Dok ?"

" kamu hamil Prill ", wanita itu membelalakkan matanya, tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya yang menganga. " Dokter gak bercanda kan ?"

" saya berani sumpah Prill untuk yang satu ini ", Prilly memeluk dokter disampingnya, Prilly tidak terlalu percaya pada dokter yang suka bercanda ini. Tapi jika dokter ini sudah berani bersumpah, artinya dia sedang tidak main - main lagi.

Prilly melepaskan pelukannya, lalu menatap Ali yang berada di tengah juga sedang menatapnya. " aku hamil ", lirihnya yang diangguki Ali yang mulai berkaca - kaca.

***

Para orang tua itu keluar dari kamar Hasna, begitu pun Hasna dan yang lainnya. Menyisakan Ali dan Prilly, mereka semua paham jika kedua anak adam itu harus segera menyelesaikan masalah mereka jangan sampai berlarut - larut jika hanya diam saja.

" Kalo aku hamil, kita gak jadi pisah dong ya ?" Pertanyaan Prilly itu sukses membuat Ali kehilangan keseimbangan yang akhirnya malah terjatuh dari kursi belajar Hasna yang dia rasa sudah tidak layak di pakai.

" kenapa kamu keras kepala pengen banget kita pisah ?"

" Aku cuma gak pengen jadi penghalang kebahagiaan orang lain Mas, mungkin dengan kita pisah pasti kita bisa cari kebahagiaan kita masing - masing "

Ali menghampiri wanita itu lalu menggenggam tangan Prilly lembut, menatapnya dalam sampai wanita itu salah tingkah. " kamu tau arti dari hadirnya janin di rahim kamu sekarang ?", wanita itu menggeleng.

" Allah gak merestui kita buat pisah Prill, makanya Allah hadirkan dia disaat kondisi kita sedang dalam salah paham seperti ini "

" aku gak bisa terus berjalan dalam hubungan rumah tangga tanpa cinta seperti ini Mas "

" apa kamu belum mengerti juga kenapa Allah titipkan janin itu di rahim kamu ?", Prilly diam.

" dia adalah buah cinta Prill, kenapa di sebut dengan buah cinta? Karena dia dibuat dengan perasaan orang tuanya yang saling mencintai "

" tapi banyak -- " Ali paham arah pembicaraan Prilly kemana, makanya dia segera memotongnya. " itu berbeda cerita, intinya saya cinta kamu "

" dia terbuat dari air mani saya, dimana saya melepaskannya dengan penuh cinta. Mari mulai semuanya kembali, jadikan kejadian - kejadian ini sebagai bumbu dalam rumah tangga kita Prill, percayalah kedepannya akan ada yang lebih berat dari ini. Kita hanya perlu saling menggenggam untuk melewatinya, izinkan saya menjadi suami dan ayah untuk rumah tangga kita " ucap lelaki itu dengan menggenggam tangan Prilly erat.

" kamu yakin, kamu cinta aku Mas ?", Ali frustasi rasanya. Sungguh, dia bukan lelaki romantis, lalu apakah Prilly tidak menyadari dan merasakan setiap tindakan yang Ali berikan itu sebagai rasa cinta untuknya ?

" Saya bukan lelaki romantis seperti di dongeng - dongeng Prill, yang memberikan bunga serta coklat sebagai tanda cinta. Saya hanya menyalurkannya dengan tindakan, apa itu kurang ? "

" jika memang kurang, saya akan belajar lagi my love language. Saya akan memberikan semua,
Words of Affirmation? Quality Time? Receiving Gifts? Acts of Service ?  Physical Touch? Atau kamu ingin menambahnya ? Saya bersedia Prill, for you and our children "

Akhirnya wanita itu luluh, dengan cepat menabrakkan wajahnya pada dada bidang suaminya.

" jangan bentak aku lagi, jangan bikin aku overthinking lagi, jangan bikin aku nangis lagi " katanya dengan mendongakkan wajahnya yang sudah sebab dengan hidung yang memerah.

" Prilly Haseena Qalby, You're the cause of my euphoria " ucap Ali lalu mengecup lama kening istrinya itu.

" today, tomorrow, and forever " kata lelaki itu dalam hatinya.

" sungguh, saya sudah yakin. Saya mencintai wanita yang ada didalam pelukan saya ini ya Allah, tolong jaga hati kami ya Allah karena sebenarnya engkaulah pembolak - balik hati manusia " lanjutnya dalam hati.

_________________________________________

You're The Cause Of My Euphoria [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang