Umma Yayah berdiri di samping lapangan terbuka, lapangan luas untuk memberikan hukuman pada siapapun yang sudah berbuat salah, tidak pandang bulu walaupun dia anak Kiyai pemilik pesantren sekalipun.
Setelah keluarga Prilly pamit pulang, Pagi harinya Ali berjalan kearah tempat dia akan menerima hukuman yang diberikan Baba nya atas apa yang sudah dia perbuat.
Umma Yayah menangis saat cambuk itu mengenai punggung polos anaknya, dia meraung dalam pelukan suaminya dan ingin melangkah menuju anaknya namun selalu Baba Umar tahan.
Di tengah lapangan yang luas dan ditonton oleh banyak santri Ali mencoba untuk memberikan senyumannya saat cambuk itu mengenai punggungnya.Ali terduduk dengan tangan yang diikat pada tiang kanan dan kirinya, 88 cambukan Ali lalui sampai akhirnya lelaki itu sudah tidak kuat untuk menopang tubuhnya. Didalam hatinya terus meminta ampun atas 3 dosa yang dia lakukan : mabuk, memperkosa, dan membayangkan wanita lain.
Lelaki itu ambruk saat 100 cambukan selesai mengenai punggungnya, dengan cepat Umma Yayah yang sudah ada dipinggir lapangan itu menghampiri anaknya yang hampir saja tewas. " Nak, bangun Nak "
Wanita itu terus menepuk - nepuk pipi Ali yang sudah tidak sadarkan diri. Lalu beliau meminta pada beberapa Ustadz untuk membawa anaknya ke ndalem.
" Umma .. " panggil Ali lirih saat matanya terbuka dengan posisi dirinya yang tengkurap.
" ada apa Nak ?"
" Maafin Ali Umma, Ali udah membuat Umma sama Baba malu. Ali minta maaf Umma "
" mohon ampunan sama Allah Nak, lalu datangi Prilly dan keluarganya untuk meminta maaf ", Ali mengangguk.
" Makan dulu ya ?", Ali menggeleng lalu kembali menutup matanya. " Ali, Nak bangun Nak. Hei... Ali "
Umma Yayah menepuk - nepuk pipi anaknya yang kembali memejamkan matanya, hatinya tidak karuan saat Ali tak kunjung menyahuti ucapannya. " Baba .. " teriak beliau dengan keluar dari kamar anaknya.
***
" Prilly sayang, makan dulu yuk? Udah itu kita ke Mall. Beli apapun yang kamu mau Nak, atau kita jalan - jalan ke luar negeri ? ", tidak ada jawaban. Hanya tatapan kosong yang Prilly perlihatkan.
Bunda Meta menghembuskan nafasnya kasar, bagaimana bisa keluarganya mengalami hal seperti ini. Dia merasa gagal dalam menjaga anak bungsunya ini.
" belum mau bicara ?" Tanya Papa Khalid yang merangkul pundak istrinya. Bunda Meta hanya menggelengkan kepalanya, sebagai jawaban jika anaknya tidak bergerak sedikit pun dari posisinya.
" Papa coba ya ?", Bunda Meta mengangguk dan memperhatikan suaminya yang berjalan menghampiri anaknya. Saat lelaki paruh baya itu menyentuh tangan anaknya wanita itu langsung histeris. " jangan, aku mohon jangan " lirihnya disertai dengan tangisan.
" Prill, ini Papa Nak. Papa gak akan ngapa -ngapin kamu, Papa akan jadi pelindung kamu Nak "
" aku takut, aku takut bajingan itu kembali. Aku takut Pa.. ", Papa Khalid segera membawa putrinya kedalam pelukannya. Menenangkan anaknya yang terus menangis.
***
Umma Yayah melihat kearah dimana anaknya tengah berbaring disalah satu brangkar rumah sakit dengan posisi tengkurap. Dia tidak bisa melihat anaknya seperti itu, jika saja bisa dia ingin menggantikannya.
" Kamu udah sadar Nak ?" Tanya Kiyai Umar yang sedari tadi menunggu anaknya sampai siuman.
" maafin Ali Ba, udah bikin Baba sama Umma kecewa. "
" Baba juga minta maaf karena udah kasih hukuman yang berat buat kamu "
" itu belum seberapa dengan siksa yang nanti akan Ali dapatkan saat di akhirat Ba, Ali minta maaf yang sedalam - dalamnya "
" kamu mau bertanggung jawab? Dengan apa yang sudah kamu perbuat Nak ?", lelaki itu mengangguk sebisanya.
" Nikahi Prilly ya ?"
" tap- tapi .. Prilly pasti akan begitu benci saya Ba. Dia pasti tidak ingin bertemu dengan Saya Ba "
" itu hukuman kamu selanjutnya, kamu harus bisa membujuk Prilly agar dia mau menikah sama kamu "
" Apa tidak kasian Ba sama Prilly nya? Setiap dia liat Ali pasti dia akan inget kejadian itu. "
" dan kamu harus bisa menghapus kejadian itu dalam ingatan Prilly, ini permintaan kedua orang tua Prilly Mas "
Ali akhirnya mengangguk menyetujui perintah Baba nya, walaupun dia masih berpikir bagaimana caranya. Di akan meminta bantuan Allah agar meluluhkan hati Prilly.
Lelaki itu memejamkan matanya, betapa malunya dia pada sang pencipta. Dimana dia telah melakukan maksiat, namun dia malah meminta bantuan pula pada sang khalik.
Dia begitu menyesali perbuatannya, hanya karena seorang wanita, hanya karena putus cinta dia malah masuk kedalam tempat terlarang, lalu melukai wanita yang tidak tau apa - apa akan masalah yang dirinya hadapi.
" Saya harus bagaimana Ya Allah, berikan hamba petunjuk "
***
Langit sore yang mendung dengan hujan membuat Prilly semakin betah didalam kamarnya yang gelap gulita. " gelap, seperti masa depan aku haha " ucapnya lirih.
Dia melihat kesekitar kamarnya, mencari sesuatu namun tidak menemukan apapun. " aku ingin mati saja "
Wanita itu menyibak selimut tebalnya, berjalan kearah balkon kamarnya. Sesekali melihat kearah bawah yang begitu tinggi.
Saat wanita itu akan melompat dari balkonnya, sepasang tangan dengan cepat memeluk tubuhnya dari belakang untuk menghentikan hal gila yang akan Prilly lakukan.
" kamu apa - apaan sih hah?! "
" aku pengen mati aja Kak, aku malu "
" kamu mau nambah dosa kamu dengan bunuh diri hah ? Kamu gak pikir apa kalo kamu bunuh diri kamu bisa selesai sama masalah kamu? Inget! Kamu gak akan di terima dimanapun Prill kalo kamu sampai bunuh diri "
Wanita itu menopangkan tangannya pada pagar balkonnya, dia menangis sejadi - jadinya. Kakak perempuannya itu benar, jika dia bunuh diri dia sama saja menambah dosa yang sudah dia lakukan. Juga dia tidak akan diterima bumi maupun langit.
" pasrahkan semuanya sama Allah Prill, kamu percaya Allah bisa nolong kamu kan ?" Wanita dalam pelukan kakaknya itu mengangguk.
" kamu punya Allah, Allah yang ngasih kamu cobaan. Dan kamu harus yakin, kalo Allah tempat kamu meminta pertolongan. "
***
Dengan langkah gontai lelaki itu berjalan menuju kamarnya, sedetik kemudian dia meminta pada Umma nya untuk menuntunnya menuju kamar tamu saja. Dia belum siap jika harus memasuki kamarnya yang penuh dengan kenangan yang buruk.
Dengan senyum tulusnya Umma Yayah menuntun anaknya menuju kamar tamu, dia meminta Hasna untuk membawakan makanan untuk Mas nya. Sedangkan Maqil dimintai untuk mengambil beberapa baju Ali yang ada di atas.
Hasna masuk kedalam kamar tamu yang hanya berisikan Mas nya saja, " Na, maafin Mas ya "
Wanita itu tetap diam, tak menggubris ucapan lelaki didepannya. Sungguh, Hasna merasa kecewa pada kakak pertamanya itu. Dia tidak berpikir panjang atas apa yang dilakukan lelaki itu. Hasna yakin, Prilly akan menjauhinya dan tidak ingin melihat wajahnya sedikitpun
" kamu kalo mau benci, kamu bisa pukul Mas, kamu bisa tonjok Mas. Jangan diam seperti ini Na, Mas gak bisa kamu diemin kayak gini. Ayo Na! Pukul Mas "
Hasna segera melepaskan tangannya yang Ali genggam untuk memukul wajahnya yang menyamping. " Biarin Hasna sendiri dulu Mas, Hasna gak mau ketemu Mas Ali dulu untuk beberapa waktu sampai Mas bisa dapetin maafnya Prilly, Hasna malu sama Prilly dan keluarganya Mas "
Ali menghembuskan nafasnya kasar, melihat kepergian adik wanita satu - satunya itu. Dia menyesal, sungguh. Akal sehatnya hilang hanya karena sebuah minuman haram yang tidak diperkenankan Allah dan rasulnya.
" Ya Allah, maaf. Hamba begitu bodoh, ampuni segala dosa yang hamba perbuat ya Allah. Hukuman ini begitu sakit ya Allah, kuatkan hamba "
________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Cause Of My Euphoria [ PDF ]
FanficSetiap orang memiliki kesalahan, tidak ada satupun manusia didunia ini yang tidak memiliki dosa sekecil pun, Kecuali Nabi ﷺ. Tidak peduli dia anak seorang preman, atau bahkan Kiyai sekalipun. Mereka tidak akan pernah luput dari yang namanya kesalaha...