3

1.2K 124 14
                                    

“menjadi debu”


sasunaru, naruhina, sasusaku dll

gay/yaoi, drama, angs 17+



bagian 3


keterangan: cerita ini berlatar tempat di Indonesia


CERITA INI HANYA KARANGAN PENULIS, BILA ADA KESAMAAN CERITA DAN WATAK KARAKTER MAKA ITU HANYA KEBETULAN!





























Berjalan tergesa menuju toilet Naruto segera membasuh wajahnya dengan kasar, menghemuskan nafasnya yang berat dan sesekali menatap pantulan dirinya dicermin.

perasaan aneh ini muncul, perasaan yang begitu menakutkan untuk Naruto setiap dia dengan tiba-tiba mengingat setiap perbuatan Sasuke padanya. dia merasa tidak tenang diluar rumahnya sendiri seakan terus diawasi oleh entah siapa.

kapan sebenarnya ini dimulai, namun semua terasa menyakitkan untuknya terutama bila dia harus keluar dan beraktifitas dengan normal. seakan semua orang menjadi ancaman untuknya dalam beberapa waktu acak dan kemudian fikirannya akan kembali normal.

tangannya gemetaran, bahkan kakinya menjadi agak lemas saat ini. sungguh Naruto ingin menangis, jiwanya terguncang entah karena apa. lalu kemudian semua berakhir dengan dirinya yang kembali muntah-muntah tanpa henti sampai membuat beberapa rekan kerja yang lain menatap jijik dan heran pada Naruto saat tak sengaja berpapasan karena memasuki toilet itu.

tak tahan membuat Naruto kemuidan memutuskan untuk masuk kedalam salah satu bilik toilet lalu menutup pintunya dengan keras. didalam sana lelaki pirang itu meringkuk memeluk dirinya sendiri dan merasakan bagaimana sakitnya denyutan pada kepalanya.




***



satu tahun berlalu, dengan keadaan yang masih sama saja untuk Naruto. rasa tidak terima yang berubah jadi pasrah kini sudah menjadi lain. efek terparah dari seorang korban pemerkosaan kini sedang dialami Naruto sedikit demi sedikit tanpa dia sadari.

serangan panik yang tidak terkendali akan datang kapan saja, rasa tidak percayanya pada semua orang termasuk pada keluarganya sendiri, dan imbas dirinya yang menjadi tidak tertarik lagi pada istrinya sendiri. rasa tidak tertarik sekaligus takut malah akan menyebarkan penyakit kelamin nantinya.

sore ini saat satu persatu karyawan meninggalkan prusahaan untuk kembali kekediaman mereka masing-masing, Naruto lagi-lagi harus tertahan didalam ruangan Sasuke, duduk diatas sofa dengan tatapan kosongnya.

keluar dari pintu toilet, Sasuke kemudian mendekati Naruto, berjongkok tepat didepan sipirang dan tak segan mengelus lembut pipi yang terlihat agak tirus itu.

“ayo kita ke tempatku…. ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu…..”

setelahnya Sasuke berdiri dan segera mengambil satu tas kerjanya diatas meja lalu menggandeng Naruto untuk keluar dari ruang kerja miliknya. berjalan berdua disepanjang lorong kantor yang sudah sepi, hingga keduanya sampai diarea parkir lalu segera menaiki mobil milik Sasuke dan berangkat menuju kediaman si Uchiha.

apa ini yang namanya mati rasa? Naruto benar-benar merasa tidak mengenali dirinya, seakan raganya bergerak tanpa kendali dari kepalanya sendiri. harusnya dia menolak, harusnya dia memukul lelaki disampingnya atau membunuhnya sekalian. namun semua ancaman itu, dan senyuman paling menakutkan yang selalu Sasuke lontarkan pada Naruto telah membuat sipirang menjadi sepenakut ini secara perlahan.


***




suara pintu yang terbuka dari luar terdengar cukup jelas ditengah malam yang agak gerimis itu. Hinata berjalan memasuki kamar miliknya dan sang suami dengan pelan.

menjadi debu || sasunaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang