Matahari bersinar menyinari bumi dan seisinya, pagi itu kru Mugiwara sudah berada diatas kapalnya namun sejak keributan yang terjadi dipagi buta tak ada seorang pun yang berani bersuara ataupun bercanda tak terkecuali untuk sang kapten yang saat ini sedang berdiri sambil bersandar di pinggir kapal
Matanya yang tertutup oleh bayang-bayang topi jerami nya serta kedua tangannya yang melipat didepan dada dan tanpa sebuah senyuman yang menjadi ciri khas untuk seorang 'D' seperti nya membuat suasana kapal semakin suram
Franky yang baru saja selesai memperbaiki kemudi kapal setelah satu jam lamanya waktu yang berlalu kemudian menyerahkan kembali kendali kemudi kepada Jimbei
Begitu pula dengan Nami dan Robin yang baru saja menyelesaikan penentuan titik terang keberadaan Laug tale dan juga sudah di tunjukkan kepada sang kemudi kapal membuat kapal berkepala singa*? Itu berlayar kearah yang mereka tuju
Sambil menunggu, Nami sesekali melirik kearah teman-temannya yang sedang duduk terpencar-pencar dengan raut wajah yang Mengerutkan kening. Hingga pandangan nya kini telah mengarah sampai ke sang kapten
Matanya sedikit tercengang Dikala ia melihatnya, Tangan sang kapten yang di lipat didepan dada serta cengkraman nya terlihat telah meneteskan darah dan membasahi kaki nya
"L-lu..." Belum sempat ia ingin bersuara seseorang dibelakangnya menepuk pundaknya pelan
Melihat kearah orang itu Nami tak mengerti mengapa Zoro mencegahnya untuk tidak berbicara kepada Luffy
"Z-zoro...kau melihat nya bukan...tangan Luffy.."
Orang itu adalah Roronoa Zoro, seorang pendekar pedang sekaligus wakil kapten di bajak laut Mugiwara
Zoro mengangguk kemudian ia menggelengkan kepalanya seolah berkata untuk tidak bicara tentang hal itu sekarang kepada Luffy. Tentu saja sejak awal dia sudah melihat darah merah segar itu menetes, karena ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari sang kapten
"Tidakkah kau melihat nya Nami... pandangan itu benar-benar bukan seperti luffy yang kita kenal... Pemerintah Dunia sialan mereka sudah terlalu banyak menyakiti dan menguji kesabarannya itu"
Nami kembali melihat kearah Luffy, pandangan matanya kini berubah menjadi sendu " kau benar, segitu teganya mereka....padahal sejak awal kami tidak ingin memulai atau berniat untuk membocorkan semuanya tapi..."
Sambil mengerutkan dahinya Nami kemudian mencengkram telapak tangannya sendiri "....mereka yang memaksa kita untuk melakukannya, lagi pula sejak awal kesalahan mereka memang sudah tidak bisa tertutupi lagi, tapi mengapa mereka melampiaskannya kepada kita yang hanya ingin berpetualang dan mencapai cita-cita kita??" Nami berkata dengan mengerutkan keningnya.
Zoro menatap Nami ia kemudian mengingat Nami yang dulu yang mungkin akan mengatakan hal itu dengan tangisan tak berdaya namun sekarang semuanya berubah Nami yang sekarang sudah tidak menangis bahkan jika bertemu dengan musuh yang jauh lebih kuat darinya itu ia tidak akan gentar begitu pula dengan Usopp dan Chopper yang seiring berjalannya waktu menjadi lebih Berani
Tak tahan lagi dengan keheningan itu..Luffy kemudian melepaskan cengkraman tangannya sendiri lalu menarik topi jerami nya kebelakang dan kemudian ia naik keatas tempat duduk yang berada tepat dibawah sangkar burung
"Minnaa...." Ia bersuara membuat semua pandangan kini tertuju kearahnya
Luffy diam sambil mengamati setiap wajah dari Nakama nya. Robin dengan wajah pucat serta marahnya, sanji yang terbilang masih dibatas wajar meski tidak dengan konsumsi rokok nya yang terus menerus semenjak itu, Yamato dan Jimbei yang tidak bisa menutupi ekspresi wajah emosi nya, Brook dengan ekspresi tengkorak biasanya namun tidak dengan benang Violin nya yang biasa terjaga malah menjadi terputus-putus, Chopper dan Usopp yang terlihat marah, Marco dan Aokiji yang dengan ekspresi datar nya meskipun tidak dengan tangan nya yang terlihat memerah seperti tangannya sendiri, dan tidak lupa untuk Zoro dan Nami yang sama seperti lainya... mereka terlihat sangat marah
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘑𝘰𝘶𝘳𝘯𝘦𝘺 𝘨𝘰 𝘵𝘰 𝘭𝘢𝘶𝘨𝘵𝘢𝘭𝘦 (Hiatus)
Non-Fiction#🚫⚠️ kelanjutan dari Book "𝘖𝘯𝘦 𝘱𝘪𝘦𝘤𝘦 || 𝘵𝘩𝘦 𝘚𝘦𝘤𝘰𝘯𝘥 𝘔𝘢𝘳𝘪𝘯𝘰𝘧𝘰𝘳𝘥 𝘞𝘢𝘳 " ~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~• 1 bulan setelah keberangkatan Mugiwara no parents dari markas pasukan revolusioner di pulau Momorimo kerajaan kama...