Dih, jijik banget gue liat cewek sok cantik !Tapi dia emang cantik ...
Percuma cantik, tapi kelakuan kayak lont*
Dinar yang kayak malaikat, jauh banget kalo dibandingin sama cewek iblis
Dasar cewek kegatelan!
Alodie melangkahkan kakinya dengan dagu terangkat, telinganya seolah tuli saat mendengar bisikan-bisikan yang berisi hinaan juga cemoohan untuknya. Meskipun begitu, ia merasa terusik karena orang-orang bermulut lebar itu membuat paginya dipenuhi polusi.
Alodie benar-benar muak, selama ini ia tidak pernah mengusik dan mencampuri urusan mereka. Akan tetapi, mereka selalu saja mencampuri kehidupannya. Orang-orang itu seolah tahu bagaimana kehidupannya, lantas mengomentarinya. Terlebih lagi siswi-siswi berwajah polos tapi sangat suka mencibirnya, siapa lagi jika bukan antek-antek Dinar. Anggap saja mereka semua itu dayang-dayang yang suka menjilat.
Suasana hati Alodie yang semula muram itu semakin bertambah gelap. Bahkan, gadis itu mengurai rambut coklatnya hingga menutupi sebagian wajahnya. Bukan tanpa alasan, Alodie hanya tidak ingin jika orang-orang melihat wajahnya yang membengkak akibat hadiah dari papanya.
"Odie!" teriak Gaby seraya berlari ke arah Alodie dan memeluk pundaknya.
"Ngapain liat-liat? Mau gue colok mata Lo satu-satu!?" sinis Gaby membuat sekumpulan gadis yang tengah berghibah itu langsung membubarkan diri.
Tentu saja tidak semudah itu mereka pergi tanpa melayangkan cibiran pada Gaby yang dianggap sampah dan numpang tenar dengan Alodie. Tapi tenang saja, Gaby tidak begitu menghiraukan mereka justru gadis itu sibuk membicarakan kucing yang baru dibeli kakaknya. Tak lupa, ia juga mengolok-olok kakaknya yang jomblo hingga membeli kucing.
"Bukannya lo suka kucing?" tanya Alodie heran.
Gaby langsung mengangguk, "Tapi gue kesel sama kucing baru kakak. Laganya sok banget, apalagi kalo jalan di depan gue udah kayak model. Rasanya pengen gue tendang bokong jeleknya! Dia juga menguasai sofa di rumah dan kalo gue mau duduk pasti dia natap gue galak banget kayak mau nyakar. Sok iye banget, berasa tuan rumah."
"Anehnya, tuh kucing kecentilan tiap dekat kakak sama papa. Anjir mukanya pengen gue tabok bolak-balik!" ucap Gaby dengan menggebu-gebu.
Alodie hanya bisa terkekeh mendengar curhatan Gaby yang panjang sepanjang jalan kenangan. Bahkan curhatan Gaby itu tidak juga berhenti dari mereka di koridor sekolah hingga masuk ke dalam kelas, bahkan sudah lebih dari 15 menit gadis itu tidak juga lelah berbicara. Gaby memang memiliki kemampuan super jika sudah berghibah.
"Kenapa lo nggak tendang?"
"Nih liat kaki gue! Gue tendang malah dia cakar kaki gue huhu ...," ucap Gaby sedih melihat salah satu kakinya sudah tidak mulus lagi.
"Sabar, mungkin itu karma."
"Kampret! Lo sama kakak sama aja. Bukannya kasian sama gue, malah bersyukur." Lagi-lagi Alodie hanya bisa terkekeh melihat wajah Gaby yang kesal.
BRAK
"Anjir, bangsat!" teriak Gaby secara spontan saat mendengar gebrakan meja di depannya.
"Lo--"
"ALODIE!"
Mulut Gaby langsung terbungkam saat melihat sosok di depannya yang sudah membuat kegaduhan di pagi hari. Sosok itu menatap Alodie dengan wajah memerah menahan amarah. Gaby hanya bisa mendengus, sepertinya suasana pagi hari ini akan rusak yang disebabkan oleh si ketua OSIS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alodie: The Queen Of Badness (END)
Teen Fiction[On Going - Revisi setelah Tamat] Katanya, Alodie itu iblis berwajah malaikat. The Queen of Badness, itulah julukan yang diberikan padanya. Alodie Aubree Nori, gadis remaja yang terkenal akan segala keburukannya. Ia kejam, angkuh, dingin, suka menin...