Chapter Empat Puluh Lima

20.1K 1.8K 257
                                    


"Goblok!"

"Tolol!"

"Hilangnya Alodie bukan sepenuhnya salah Angkara. Tapi harusnya lo juga ngaca! Kalo lo ngga jadi pengecut dan jauhin Alodie, dia ngga akan ilang!"

Semuanya hanya mendengarkan perkataan Azka dalam diam, terlebih lagi Alter. Setelah kekacauan yang Alter buat dengan menghajar Angkara hingga laki-laki itu pingsan, mereka semua langsung membawa Angkara ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Dan di sinilah, di ruang rawat VIP Angkara dengan laki-laki itu yang sudah sadar semenjak 1 jam lalu, akhirnya Azka angkat bicara. Laki-laki itu berbicara dengan serius. Hal yang sangat jarang terjadi karena biasanya Azka selalu bertingkah konyol.

"Al, lo cuma lagi berusaha melimpahkan kesalahan dan rasa bersalah lo ke orang lain." Azka menepuk pundak Alter, berusaha menguatkan sahabatnya yang nampak frustasi.

"Gue harus gimana, Ka? Gue takut Alodie hilang karena mereka, dan kalau sampe terjadi sesuatu sama Alodie, gue akan nyesel seumur hidup."

"Harusnya sedari awal, gue ngga membiarkan Alodie masuk ke hidup gue. Hidup gue terlalu berbahaya buat dia."

Hening. Semua orang terdiam, baik Kenzo, Rendra, Rafa dan Angkara. Di antara mereka, Azka memang paling dekat dengan Alter. Selain mereka yang satu sekolah, mereka juga tetanggaan. Azka lebih tahu bagaimana kehidupan Alter.

"K-kayaknya mereka tau kalo hoodie punya lo yang dipake Alodie itu ada penyadapnya. Jadi, mereka buang hoodie itu di pinggir jembatan--aishh," ujar Angkara dengan ringisan diakhir karena ujung bibirnya yang robek.

"Anjing!" Bukan, bukan Alter yang mengumpat tapi Kenzo.

"Istighfar, Bang! Mulut lo kek kebon binatang," ucap Azka yang terlonjak kaget saat mendengar umpatan Kenzo.

"Gue Kristen, tolol!"

"Oh iyah, maap lupa."

"Hahaha."

Akhirnya suasana yang tadinya tegang kini perlahan mencair. Biar bagaimanapun mereka harus tetap berpikir jernih dan menyusun strategi untuk menemukan keberadaan Alodie.

***

Kabar mengenai hilangnya Alodie sudah menyebar di lingkungan sekolah. Awalnya sebagian orang menganggap jika itu hanya kabar burung. Namun, semuanya diperkuat dengan ketidakhadiran gadis bernetra abu itu selama sepuluh hari, padahal Alodie hanya mendapatkan skors dari sekolah selama seminggu.

Tak hanya itu, berita hilangnya Alodie yang merupakan putri dari salah satu pengusaha cukup berpengaruh di Indonesia sudah gencar-gencarnya ditayangkan di media massa juga elektronik, serta media sosial. Kedua orang tua gadis itu sudah melaporkan kehilangan putrinya selama tiga hari kemarin.

Dibalik hilangnya Alodie, banyak desas-desus dan spekulasi yang bermunculan di kalangan murid SMA Dharma Sakti. Terutama orang-orang yang membenci atau sebut saja hatters Alodie. Bukannya berempati mereka justru menyebarkan issue dan berita hoax yang dimuat di media sosial sekolah dan forum sekolah jika Alodie bisa saja bukan hilang melainkan bunuh diri. Hal ini dikarenakan gadis itu memiliki banyak masalah yang cukup pelik akhir-akhir ini.

"Bangsat!"

"Siapa yang bikin berita hoax di Instagram sekolah?!" teriak Gaby murka.

Dengan wajah sembap dan penampilan yang berantakan Gaby langsung merobek berita-berita tentang Alodie yang juga tertempel di mading sekolah. Tidak hanya satu mading, tapi juga 6 mading dari masing-masing jurusan juga angkatan.

Alodie: The Queen Of Badness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang