Meskipun bulan Juli di Korea Selatan tengah dilanda musim panas yang amat terik, hal itu berbanding terbalik dengan cuaca di Australia. Negara ini tengah mengalami musim salju dengan suhu yang nyaris mencapai minus.
Seonghwa mengusap-usap kedua telapak tangannya untuk menciptakan rasa hangat, tubuhnya dengan cepat terkejut karena baru saja menikmati langit cerah di Korea dan langsung diterpa butiran salju di Australia.
Liburan musim panaslah yang membuat Seonghwa menapakkan kaki di Negri Kangguru ini untuk mengunjungi Hana, kekasihnya. Mereka tidak bisa bertemu ketika liburan musim dingin tiba karena Hana memilih untuk tidak pulang, ia berulang kali meminta maaf pada Seonghwa yang sebenarnya hal itu bukan suatu masalah besar, tapi diam-diam Seonghwa merengut sedih karena harus menghabiskan liburan sendirian.
Sejak saat itu, Seonghwa memutuskan untuk bekerja paruh waktu di sebuah restoran ayam cepat saji. Ia mengumpulkan pundi-pundi uang dan ditabung untuk membeli tiket pesawat serta memesan hotel saat ia berkunjung ke Australia nanti. Hana tidak tahu akan hal ini dan memang lebih baik begitu, Seonghwa rasa ini bukanlah suatu hal besar untuk diceritakan.
Reaksi orangtua Seonghwa ketika ia menunjukkan tabungan serta niatnya untuk mengunjungi Hana adalah... terkejut. Ya orang tua mana yang tidak terkejut? Namun Seonghwa berusaha meyakinkan ayah dan ibunya serta berjanji untuk tidak macam-macam. Pada akhirnya, Seonghwa diberi izin untuk pergi dan ibu berkata bahwa ia bangga karena Seonghwa menggunakan uang miliknya sendiri.
"SEONGHWA!"
Lelaki itu mendongak dan mendapati kekasihnya sedang berlari dengan wajah berseri-seri. Sepersekian detik berikutnya, Hana telah menubruk tubuh Seonghwa dan memeluknya erat-erat.
"I miss you! I miss you! I miss you!"
Seonghwa terkekeh dan membenamkan wajahnya pada rambut Hana, sejenak melupakan lalu lalang manusia di sekitar mereka karena bandara yang ramai. Seonghwa tidak peduli, ia hanya ingin memeluk Hana tanpa terhalang rindu lagi.
"Aku juga rindu padamu."
Hana mendongak, memperhatikan wajah kekasihnya yang sudah satu tahun tidak ia lihat secara langsung. Memang tidak ada yang berubah dari Seonghwa, namun kekasihnya itu terlihat dua kali lebih dewasa ketimbang saat ia masih duduk di bangku SMA. Tubuh Seonghwa juga terlihat lebih tegap dan berisi, ia pasti rajin berolahraga dan mau tak mau Hana harus menghapus pikiran mesumnya tentang Seonghwa yang bertelanjang dada ketika sedang workout.
"Kau lapar?"
Seonghwa mengangguk, "Dan lelah."
"Baiklah, kita makan dulu lalu aku akan mengantarmu ke hotel. Oh, satu lagi, aku sudah memiliki SIM dan meminjam mobil temanku. Jadi kita bisa berjalan-jalan di Adelaide, mengunjungi kampus dan dorm, bagaimana menurutmu?"
"Terdengar bagus, kau sudah dewasa ya."
Hana menggerutu karena Seonghwa selalu menganggapnya sebagai anak kecil, tapi kemudian ia tersenyum malu ketika Seonghwa menggenggam tangannya. Rasanya lega karena mereka bisa melakukan kontak fisik seperti ini lagi setelah malam-malam panjang hanya bertatap muka online lewat videocall. Hana belum tahu berapa lama Seonghwa akan berada di sini tapi ia harap waktu tak cepat berlalu, karena Hana masih rindu setengah mati dengan kekasihnya itu.
*****
Seonghwa menyantap burger ikan di genggamannya dengan rakus, Hana sampai kasihan melihatnya. Entah apa yang membuat Seonghwa begitu kelaparan, mungkin karena jet lag.
"Kau sudah memesan hotel?"
"Ya, akwu memesan secarwa onwine."
Hana menggelengkan kepala sementara jemarinya meraih tisu untuk mengusap saus tomat di sudut bibir Seonghwa, "Telan dulu, Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTBITE // Park Seonghwa ✔
FanfictionDi tengah radang dingin yang menerpa, kisah Seonghwa dan Hana dimulai. © Originally written by Stehargreeves, 2022.