Seonghwa merutuki dirinya sendiri karena sudah tidak tahan untuk buang air kecil di tengah ulangan harian Ekonomi yang diadakan oleh Bu Guru Cho. Seonghwa bahkan masih ingat ketika sang guru menatapnya jengkel dan berakhir mempersilahkan Seonghwa untuk pergi ke toilet meski harus bernegosiasi selama beberapa menit.
Ini semua karena susu stroberi dingin tadi, batin Seonghwa. Pikirannya melayang pada Hongjoong yang memberi Seonghwa dua kotak susu stroberi sebelum ujian dan Seonghwa langsung meneguknya sampai habis, dan sekarang ia harus berjalan di koridor yang sepi seorang diri sampai matanya menangkap sosok asing yang terlihat konyol. Seorang siswi perempuan sedang berdiri di depan pintu kelasnya dengan satu kaki terangkat dan kedua tangan memegang telinga. Wajah siswi itu tampak kesal dengan bibir mengerucut, sepertinya ia baru saja dihukum.
Seonghwa memilih untuk abai dan masuk ke dalam toilet laki-laki, sejenak ia memikirkan nasib siswi tersebut dan sedikit kasihan karenanya. Tapi, itu bukan urusan Seonghwa. Selesai buang air kecil dan mencuci tangan di wastafel, Seonghwa memutuskan untuk kembali ke kelas. Namun ia menyempatkan diri untuk menatap siswi itu. Rambutnya sebahu, ia tampak lucu dengan wajah kesalnya yang merengut. Kesalahan apa yang ia buat sampai dihukum seperti itu? Seonghwa menggeleng-gelengkan kepala lalu kembali ke kelas sambil tersenyum kecil.
*****
"Ada kejadian lucu tadi."
Hongjoong mengernyitkan alisnya penasaran, "Apa?"
"Aku sedang berjalan di koridor dan melihat seorang siswi perempuan yang dihukum di depan kelasnya. Ia mengangkat satu kaki dan kedua tangannya memegangi telinga, sepertinya ia melakukan kesalahan lalu dihukum."
"Kau mengenalnya?"
Seonghwa menggeleng, "Tidak."
"Kim Hongjoong dan Park Seonghwa, dilarang mengobrol." Bu Guru Cho menatap keduanya sengit.
Seonghwa buru-buru menunduk dan pura-pura fokus pada kertas ujian di atas meja, namun pikirannya hanya tertuju pada gadis itu. Gadis lucu dengan wajah muram, gadis lucu yang Seonghwa tak tahu namanya.
*****
Keesokan harinya, kelas Seonghwa kedapatan jam kosong karena Pak Guru Choi tidak hadir dan tidak meninggalkan tugas. Alih-alih bermain game seperti teman-temannya, Seonghwa memilih pergi ke perpustakaan untuk mencari buku bacaan. Sepertinya bukan novel karena novel terlalu panjang, maka komik adalah pilihan terbaik.
Sesampainya di sana, Seonghwa membungkuk singkat pada perpustakawan yang sedang berjaga di meja depan. Beliau sudah hapal dengan Seonghwa karena lelaki itu terbilang sering meminjam buku. Langkah kaki Seonghwa mulai menyusuri rak bagian komik secara perlahan, memilih komik yang tepat untuk dijadikan bacaan.
"Bukankah kelasmu sedang jam kosong?"
Seonghwa menoleh dan mendapati siswi yang dihukum kemarin tengah menatapnya sambil berbisik.
"Ya." Jawab Seonghwa singkat.
"Lalu, apa yang kau lakukan di sini?"
"Mencari komik untuk dibaca."
Gadis itu menatap Seonghwa aneh, "Kenapa tidak bermain game diponselmu?"
"Emm, aku tidak tertarik." Jawaban yang Seonghwa berikan itu benar adanya, ia memang tidak tertarik bermain game mobile pada ponselnya.
"Baiklah."
"Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini?"
Gadis itu nyengir, "Kabur."
"Hah?"
"Matematika sangat membosankan jadi aku memilih kabur dari kelas."
"Bukankah hal itu dilarang?"
"Tentu saja, tapi hal yang dilarang itu menantang dan menyenangkan." Ia mengangkat bahu, "Cari saja komik yang kau mau, tapi jangan berisik karena aku mau tidur."
Siswi perempuan itu menelungkupkan kepalanya di meja, beberapa menit kemudian kedua matanya terpejam dan napasnya berhembus teratur secara perlahan. Ia benar-benar tertidur rupanya.
Seonghwa meraih satu buah komik dan melangkah meninggalkan perpustakaan, namun lagi-lagi ia menyempatkan diri untuk berhenti dan mengamati gadis itu sejenak. Rambutnya jatuh menutupi wajah dan bahu kecilnya yang naik turun dengan napas teratur. Entah apa yang Seonghwa pikirkan sehingga ia menghampiri gadis itu dan menaruh sebungkus permen coklat di sebelahnya, permen pemberian Hongjoong. Sempat Seonghwa hirup samar-samar aroma mint yang menguar dari seragam siswi perempuan itu, mungkin aroma parfumnya.
Tak ingin menghabiskan waktu lebih lama, Seonghwa memutuskan untuk mengeluarkan kartu perpustakaannya untuk diserahkan sebagai tanda meminjam buku. Lalu Seonghwa kembali ke kelas sambil memikirkan perkataan gadis itu. Ia kabur dari kelas dengan sangat gampang dan santai, keberaniannya patut diacungi jempol. Meski begitu, Seonghwa menggelengkan kepala karena hal itu merupakan tindakan tidak terpuji dan berusaha melupakan obrolan singkat keduanya tadi.
Peristiwa itu terjadi pada tahun ajaran baru. Sekarang, siapa yang menyangka bahwa siswi tersebut telah menjadi kekasih Seonghwa?
*****
A/N :
A little flashback karena buku ini mau tamat dan bakal kangen momen Seonghwa dan Hana 🥺
Thank you for reading! 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTBITE // Park Seonghwa ✔
FanficDi tengah radang dingin yang menerpa, kisah Seonghwa dan Hana dimulai. © Originally written by Stehargreeves, 2022.