Hana terbangun dari tidurnya ketika seseorang membanting sesuatu di atas meja. Ia sudah siap mengumpat tetapi urung karena ternyata Seonghwa yang melakukannya, lelaki itu menatap Hana dengan satu alis terangkat dan menunjuk sebuah buku tebal berwarna merah.
"Ini adalah kumpulan soal-soal dari seluruh mata pelajaran, sebagian sudah ku kerjakan tapi jika kau tidak yakin dengan jawabannya kau bisa melihat kunci jawaban di lembar paling belakang. Ada pertanyaan?''
"Huh?''
"Tidak ada? Oke, aku pergi dulu. Jangan lupa dikerjakan.''
Sebelum Seonghwa berlalu, ia masih sempat mengusak singkat rambut Hana yang dibalas gerutuan oleh gadis itu. Tak mengindahkan perkataan Seonghwa, Hana kembali menidurkan kepalanya di atas meja dan memasuki alam mimpi.
*****
"Sejak kapan kau berteman dengan Park Seonghwa?'' Jiwon mengguncang-guncang bahu Hana dengan brutal sementara sahabatnya menghela napas panjang.
"Kami tidak berteman, Jiwon."
"Seonghwa memberimu buku untuk belajar! Laki-laki mana yang sangat peduli sehingga ia memberi bukunya pada orang lain untuk belajar?!''
Hana mengusap dahinya perlahan, pening dengan perkataan sahabatnya yang tak masuk akal. "Kami memang sepakat untuk mulai belajar bersama, hanya sebatas itu."
"Sebatas itu? Seonghwa mengusak rambutmu tadi!"
"Itu bukan apa-apa.'' Hana menjawab tak kalah keras, berusaha meyakinkan Jiwon sebelum ia berkata lebih jauh. ''Percaya saja padaku, oke? Kau tidak ingin melihat sahabatmu ini terus-terusan menjadi pemalas bukan?"
Jiwon memicingkan mata, "Jika Seonghwa dapat memotivasimu untuk rajin maka aku setuju."
Akhirnya.
"Tapi aku kaget sekali ketika ia menyeretmu di koridor kemarin, seakan-akan ia adalah seorang pacar yang protektif dan melupakan mantannya begitu saja."
"Mantan?''
Anggukan kepala Jiwon berikan sebagai jawaban, "Jisun adalah mantan pacarnya Seonghwa."
Hana tidak tahu tentang hal ini sebelumnya. "Benarkah?''
"Ya, tapi tidak lama, seingatku hanya sekitar dua minggu. Beberapa orang mengatakan kalau Seonghwa berengsek dan mencampakkan Jisun, apalagi ketika ia menarik tanganmu kemarin, mereka yang berada di koridor beranggapan bahwa kau kekasih barunya Seonghwa."
Tidak masuk akal, batin Hana.
"Maka dari itu aku bertanya sejak kapan kau dekat dengan Seonghwa, karena setelah ia putus dengan Jisun, Seonghwa tidak pernah lagi terlihat bersama seorang perempuan."
"Ia jahat, kau tahu. Kau lihat kan ia tadi membanting bukunya di depanku? Ia selalu bersikap seenaknya seperti kemarin saat menyeretku." Hana mengibaskan tangan pelan, "Lupakan saja, aku tidak ingin membahasnya."
"Tapi kau harus tetap mengerjakan soal-soal yang ia berikan."
Ugh, Hana ingin pulang saja rasanya.
*****
Kelas Hana dan Jiwon termasuk jarang mendapat jam kosong maka dari itu Hana sering membolos, tapi hari ini kelas tersebut dapat mengucap syukur karena Pak Guru Hwang tidak hadir sekaligus tidak memberi tugas. Hana memutuskan untuk tidur sementara Jiwon memainkan ponselnya, namun ketika Hana menggeser kepalanya, ia terantuk buku berisi kumpulan soal itu. Hana menggerutu, membuka matanya dengan paksa dan teringat akan pesan Seonghwa tadi yaitu menyuruhnya untuk belajar.
Kedua netra Hana mengerjap, alih-alih meraih pensil dan mengerjakan kumpulan soal itu, ia malah beranjak dari duduknya dan melesat keluar kelas, meninggalkan Jiwon yang terheran-heran dengan tingkah sahabatnya barusan. Entah apa yang membuat Hana keluar dari kelas hanya untuk mencari lelaki itu. Park Seonghwa. Terhitung sudah dua menit Hana melangkah di koridor, berharap menemukan sosok Seonghwa. Sudah pasti ia sedang berada di dalam kelas dan mencerna pelajaran bukan? Kenapa Hana berharap bahwa lelaki itu akan muncul di hadapannya dalam sekejap?
"Aku kembali ke kelas saja."
Langkah Hana terhenti ketika pintu toilet siswa laki-laki terbuka dan menampakkan sesosok yang ia cari, Park Seonghwa. Mereka saling memandang untuk beberapa detik dan Hana berjalan mendekatinya.
"Hana, apa yang kau lakukan di sini?"
Tanpa menjawab pertanyaan Seonghwa, Hana telah lebih dulu menarik tangannya dan berlari secepat mungkin, membawa Seonghwa entah ke mana. Meski lelaki itu melayangkan protes pada tindakan spontan Hana, Seonghwa tetap tidak berhenti dan terus berlari mengikuti langkah kaki Hana dengan tangan keduanya yang saling menggenggam satu sama lain.
*****
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTBITE // Park Seonghwa ✔
Fiksi PenggemarDi tengah radang dingin yang menerpa, kisah Seonghwa dan Hana dimulai. © Originally written by Stehargreeves, 2022.