6

3.3K 366 50
                                    

Beberapa tahun terakhir, ia selalu melakukan segalanya sendiri. Hidup jauh dari kedua orang tua memaksanya untuk selalu mandiri. Walaupun kedua orang tuanya berada di kasta berada, hal itu tak membuat dirinya menjadi sosok yang manja. Didikan ayah dan ibunya yang tak memprioritaskan harta patut ia syukuri.

Ringisan pelan keluar dari celah bibirnya saat ia tak sengaja menekan pompa asinya terlalu kuat.

Payudaranya yang sebelumnya terasa nyeri kini mulai berangsur normal karena cairan itu telah keluar. Mengingat perkataan Hinata mengenai Sasuke dan kepulangannya, ia kembali dilanda perasaan gelisah.

Beberapa kali ia melirik jam dinding yang tergantung apik di samping televisi. Pikirannya kembali melayang--- memikirkan akan hal apa yang akan dibicarakannya nanti ketika suaminya itu pulang. Jujur saja, membayangkan duduk berdua dengan suaminya itu semakin meningkatkan intensitas debaran jantungnya. Ia belum terbiasa.

"Apakah dia jadi pulang?"

Ia bermonolog setelah meletakkan cairan asinya di kantong dan menyimpannya di dalam kulkas kecil yang sejak awal terletak disudut kamarnya. Ia lantas sedikit menyibak tirai jendela kamarnya.

Hari sudah gelap karena jam dinding telah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam dan suaminya belum juga pulang. Menutupnya kembali, ia  berinisiatif untuk menunggu Sasuke di ruang tamu. Walaupun ia hanya istri kedua, namun perannya sekarang adalah seorang istri. Ia tak akan menyia-nyiakan didikan yang diberikan oleh ibunya yang selalu mewanti-wanti dirinya sebelum ia menikah agar selalu patuh kepada sang suami dan setia melayaninya.

Menyalakan layar plasma yang menggantung di dinding ruang tamu, ia beberapa kali mengganti channel siaran yang entah mengapa begitu tak menarik hingga beberapa kali denting ponselnya menyala baru membuatnya focus pada benda pipih itu.

Yamanaka Ino

Malam guys, mohon untuk bulan depan, semua alumni13 bisa berkumpul bersama. Hitung-hitung untuk mempererat tali persaudaraan. Yang mau membawa pasangan, dipersilakan dan perlu digaris bawahi : Tidak ada alasan untuk tidak ikut.

Thanks all.


Dahi Sakura mengkerut saat melihat penekanan kata sang wakil ketua kelas di akhir kalimat. Senyum lebar terbentang di bibirnya tatkala mengingat bahwa wanita berambut pirang itu masih sama seperti dulu. Pemaksa.

Ia lantas menscroll layar ponselnya yang telah mendapatkan respon dari beberapa teman sekelasnya.

Naruto
Tck! Kenapa mendadak pirang?! Aku sedang di Amerika tahu!

Shimura Sai
@Naruto--- Pulanglah.

Hinata Hyuuga
Jam berapa, No?

TenTen
Ahh, aku kangen kalian. Pokoknya kali ini harus complete. Titik.

Sakura menghentikan gerakan jarinya saat mendengar suara kenop pintu utama terbuka. Kepalanya menoleh dan maniknya sedikit membeliak saat melihat Sasuke tertangkap dinetranya. Meletakkan ponselnya diatas meja, ia lantas berdiri akan menghampiri namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya.

"Selamat malam, Sasuke-san."

Langkahnya terpaku. Melihat tatapan datar suaminya, entah mengapa otaknya menjadi blank. Kini kedua tangannya saling bertaut karena lagi-lagi dirinya diserang rasa canggung.

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang