Art of Loving

774 59 18
                                    

Semilir bayu mengempas presensinya. Helai-helai kuning bermandikan sinar mentari senja bergerak cepat mengiringi silir angin yang berembus dari ufuk barat.

Kedua netra beriris bak langit di siang hari itu sudah menyipit sambil memusatkan atensi ke satu titik dalam frame. Tangannya siap menekan tombol di sisi atas sementara senyumnya mengembang tipis tatkala pandangannya tepat melihat panorama sempurna untuk bahan lukisannya.

Cekrek.

Satu kali jepretan berhasil, sebuah gambar berkualitas tinggi terpampang di layar kamera. Senyumnya lagi-lagi terpatri. Netranya kemudian menatap ke sekeliling guna mencari objek lain yang pantas untuk dipotret dan diabadikan dalam album seninya.

Sebelum kembali mengambil gambar lain, dia segera berbalik ketika embusan angin menerpa kelewat kencang. Tangannya refleks menutupi kedua mata agar tak kemasukan debu yang turut beterbangan terbawa arus sang bayu. Sayup-sayup lewat celah jarinya tatkala angin mulai tenang dan netranya sudah dapat kembali melihat jelas, dia mengerjap. Terpaku. Takjub. Terpesona.

Bibirnya terbuka hingga membulat tanpa sadar. Jantungnya mendadak bertalu cepat hingga kedua pipinya menghangat. Baru kali ini hatinya dibuat jungkir balik hanya karena seorang gadis berdiri jauh dari eksistensinya, tengah menikmati sepoian angin yang nyaris membawa tubuh langsingnya terempas ke udara.

"Cantik." katanya.

Hingga di situlah, awal mula sang seniman muda memulai seni perjuangannya dalam mencintai sang pujaan hati.

Art of Loving

BoruSara Fanfiction

.
.
.

Slice of Life, Drama, Romance.

Rate : T+ s/d M

Disclaimer Character : Naruto & Boruto © Masashi Khisimoto.

Story by : Me.

.
.
.

Happy Reading!

~o0O0o~

Boruto Uzumaki tersenyum puas memandangi hasil kerjanya malam ini. Lukisan pemandangan danau Sentu beraliran naturalisme-nya yang telah ia kerjakan selama satu minggu penuh itu menghasilkan kepuasan batin yang nyata.

Sesosok perempuan bergaun selutut berwarna merah terdapat di tengah lukisannya. Tampak membelakangi dan sedang menikmati apa yang tersaji di depan mata. Boruto benar-benar terpesona.

Kendati tak sempurna, Boruto senang telah berhasil menyelesaikan mahakaryanya yang ke-dua puluh satu itu. Setelah memberi markah di sisi bawah lukisan, Boruto berdecak senang serta-merta merasa bangga terhadap dirinya sendiri.

Namun, sesekon berikutnya, lengkung simetris di bibirnya lindap seketika. Digantikan seraut kecewa pula sendu yang menghias mimiknya. Boruto menunduk, teringat ucapan orang tuanya membuatnya merasa sakit ketika melihat kembali hasil karyanya barusan.

Rasa bangga juga kepuasan yang tadi membuncah kini lenyap, terhapus oleh segenap tamparan telak tatkala suara-suara yang menyudutkan jiwanya membuat dia ragu dan kembali dirasuki ketidakpercayaan akan kemampuannya sendiri.

Dia kembali jatuh. Terpuruk. Takut. Hingga rasanya semua tak dapat terlihat lagi.

"Percuma. Buang-buang waktu."

COLORS ~Kumpulan Cerpen BoruSara~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang