MARVEL (23)

1.8K 174 0
                                    

"Ayo pulang, gue ikutin motor lo dari belakang." Marvel berdiri dan mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Gresha. "Gue belom bayar nih makanan," kata Gresha membuat Marvel mencibirnya.

"Gue ini pacar yang bertanggung jawab, gue yang bayar." Dengan tampang songong dan angkuh Marvel berjalan sembari menggandeng tangan Gresha menuju Mak Ipeh yang sedang berjalan menuju salah satu meja. "Mak!" Panggil Marvel.

Mak Ipeh menoleh. "Ono opo?"

Marvel nyengir, melepaskan tautan tangannya dan merogoh saku kolornya. Marvel mengeluarkan satu lembar uang dua puluh ribu dan menyerahkan ke Mak Ipeh. "Bayar jajanan nih bocah, Mak." Kata Marvel.

Mak Ipeh menyambut hangat yang dari Marvel dan mengangguk. "Oke oke!"

"Ya udah Mak, mau balik, udah malem."

"Hati hati, jangan ngebut Pel!" Peringat Mak Ipeh dan kembali berjalan setelah mendapat anggukan dari Marvel.

"Pamit sama temen temen lo dulu, nanti mereka nyariin," Gresha memegang tangan Marvel dan cowok itu hanya menurut.

"Gue balik." Ujar Marvel saat setelah sampai di meja teman temannya. "Jangan banyak cincong, besok lo beliin gue jajan Din, U, inget kesalahan Lo tadi!" Peringatan yang di berikan Marvel hanya mendapatkan respon anggukan singkat dari keduanya.

"Hati hati!" Kata Gerhana membuka suara.

"Bawa cewek lo, jangan ugal ugalan!" Biru ikut mengingat kan Marvel.

"Halah, iya iya! Tenang aja!"

"Gue balik ya?" Kini Gresha yang pamit.

Dino mengacungkan jari jempolnya, begitu juga Utara. "Iya ayang Gresha!" Dino mengedipkan sebelah matanya genit.

Utara menampol paha Dino. "Ada pawangnya!" Dino nyengir saat melihat Marvel memicingkan matanya dan menatap tajam ke arah dirinya. Duh, serem emang.

"Iya iya elah, serem amat." Dino mengalah.

Setelah nya Marvel menarik tangan Gresha keluar dari warung Mak Ipeh menuju tempat Gresha parkir motor, kebetulan juga motor Marvel di parkir di sana, deket gitu. "Cepet, gue ikutin." Titah Marvel.

Gresha mengangguk.

****

Pagi harinya Gresha terburu buru, jam sudah menunjukkan pukul 06.55 pagi, yang artinya sebentar lagi akan bel, jarak sekolah dari rumahnya lumayan jauh, tapi ya gak jauh jauh banget sih.

Gresha keluar dari kamarnya dengan seragam yang lengkap sudah melekat indah di tubuhnya, biasanya di meja makan sudah ada Marvel si meresahkan dan menyambutnya dengan ucapan selamat pagi, dan entahlah, cowok itu bahkan hari ini tak datang untuk menjemput nya. Biarkan saja, dia gak peduli.

"Pagi, ma!" Seru Gresha dan mencium pipi Sasi dengan cepat.

Sasi tersenyum, "Pagi, oh ya, tumben Apel gak kesini? Sakit apa?" Bahkan suara dari sang mama terdengar khawatir.

Gresha mendengus akan hal itu, jika ada Marvel, maka dia sudah seperti anak pungut. Selalu saja Marvel, gak tau aja kelakuan nya di luar gimana, suka main cewek. "

"Gak tau." Gresha mengedikkan bahunya dan berjalan menuju meja makan dan duduk di sana. Mama Sasi hanya geleng geleng saja, biasa, hubungan anak muda.

"Ya udah kamu sarapan, pesen ojek aja kalo mau berangkat," kata Mama Sasi yang diangguki oleh sang anak.

"Loh dek? Mana pangeran kamu?" Tanya Ariana setelah keluar dari kamarnya dengan baju rapih dan kepala yang terlilit oleh handuk.

"Lagi ngaspal jalan pemerintahan kak," balas Gresha nyeleneh.

"Di tanya yang bener juga!" Kesal Ariana.

"Udah jangan ribut, kak, cepet duduk, kita makan." Titah Mama Sasi menengahi perdebatan kedua anak nya itu.

****

"Marvel!" Geram Gresha saat cowok itu merecoki nya, pagi pagi gini udah di sambut muka menjengkelkan Marvel.

"Marah ya karena gak gue jemput?" Tebak Marvel sembari menoel noel pipi berisi Gresha dengan telunjuknya, cowok tak tau diri itu duduk di meja guru, menemani Gresha yang tengah berusaha membersihkan coretan spidol di papan tulis putih.

"Maap dong, tadi malem gue nonton video 69, melewati lembah bersungai dan gunung terberat," Gresha menoleh cepat dan mencubit paha Marvel dengan kencang, itu pasti sakit, terbukti dari ringisan cowok itu.

"Jangan lo cubit, ntar yang bangun bagian tengahnya!" Peringatan Marvel tak diindahkan gadis cantik itu.

"Sangean banget sih jadi cowok!" Semprot Gresha dengan bahasa yang terdengar vulgar, mata Marvel hampir copot dari tempat nya mendengar kalimat itu.

"Apa apa? Ulang, gue gak denger!" Gresha melirik sinis ke arah Marvel. "Gak!" Ketusnya dan menoleh, membuang arah pandang nya, cewek itu menaruh asal penghapus papan tulis dan berbalik, berjalan menuju meja yang persis berada di depan meja guru yang tengah Marvel duduki sekarang ini.

Marvel loncat, menyusul Gresha dan ikut duduk di sebelah nya, cowok itu menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi. "Sepi nih Sha, kita coba untuk--"

"Lo lanjutin tuh omongan lo, gue nikahin bapak lo, Vel, serius." Gresha menoleh tajam, cewek itu berdesis tidak suka dan menghela napasnya.

Ini masih pagi loh, dan Marvel udah buat tensi darahnya kembali naik?! Huh!

"Papa Tulus udah letoy, punya gue masih tegak, gagah, ngacung tinggi kayak keadilan sosial bagi anak anak kita nanti, Sha." Marvel tersenyum mesum, cowok itu memajukan tubuhnya.

Mumpung kelas masih sepi karena di usir sama Marvel, cowok itu memanfaatkan waktu sebaik baiknya. Tadi Gresha sempat bertemu Marvel di jalan, namun cowok itu malah lanjut, padahal sempat menoleh kepadanya.

Gresha yang mendapat tanda tanda bahaya segera mengambil satu buah buku yang kebetulan terdapat di meja yang tengah ia tempati, menggulungnya dan memukul kepala Marvel dengan keras. "Mampus! Otak lo tuh bersiin! Pagi pagi bukannya nyebarin kebaikan, pahala, malah mau maksiat! Jauh jauh lo dari gue! Gue cari suami yang bisa nuntun gue ke jalan yang bener, bukan jalan ke sesatan!" Cerocos Gresha mengeluarkan wejangan nya.

Marvel sibuk mengelus kepala nya yang menjadi objek kekerasan Gresha, perempuan itu harus di ragukan kelamin nya, kekuatan nya kuat. "Ssshhh, sakit bego!"

"Salah lo sendiri lah!" Semprot Gresha.

***

Jangan lupa vote komen.

Sweet Promises (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang