Berjanjilah untuk bahagia

22 2 0
                                    


Biru POV

Aku tersentak ketika papa mengatakan bahwa saudara kembar dari gadis yang akan dijodohkan denganku adalah salah satu korban kecelakaan lima tahun yang lalu

Wajahku mendadak pucat, peluh mengalir di dahi ku, tanganku bergetar bahkan rekam medis yang ada di tanganku sampai terjatuh, terbayang peristiwa kelam yang ku alami saat itu, saat dimana aku hampir kehilangan papa, dan karena peristiwa itu banyak nyawa melayang termasuk sahabatku dan itu semua karena kebodohan ku

Papa membawaku ke ruang ICU, dan aku melihat Sea yang sedang menunggu seorang gadis dengan wajah yang hampir mirip dengannya terbaring diatas ranjang rumah sakit

Berbeda dengan Sea, Rea nama gadis itu terlihat lebih kurus dengan wajah tirus dan rambut yang tipis.
Rea terus menatapku, sesekali kulihat senyum tipis dari bibirnya, sampai akhirnya dia bertanya apakah aku mengenalnya? Sontak aku menjawab tidak, aku masih merasa gugup bertemu dengannya

Setelah papa dan Yudha keluar dari ruangan, Rea meminta untuk berbicara berdua denganku, tidak ingin mengecewakannya akupun langsung menyanggupi, dan benar dugaan ku, Rea mengingat semuanya

Rea mengatakan jika usianya mungkin tidak akan lama lagi dan ia memintaku untuk membahagiakan dan menjaga Sea

Bagaimana mungkin aku bisa membahagiakannya sedangkan ada perjanjian diantara kami, aku tidak bisa  menjamin kebahagiaan Sea tapi aku berjanji pada Rea untuk menjaganya

Yang membuat ku merasa lega adalah ketika Rea mengatakan sudah memaafkan ku tapi bagaimana dengan Sea?

                             🌊🌊🌊

Author POV

“Sea, kamu cantik sekali” suster Alma tersenyum pada Sea yang terlihat anggun dengan memakai kebaya pengantin berbahan brokat putih dipadukan kain jarik batik

Seringnya berurusan dengan rumah sakit membuat Rea dan Sea mengenal para petugas medis disana termasuk Suster Alma, usianya tiga tahun lebih tua dari Sea dan Rea, bisa dibilang Suter Alma sudah seperti kakak untuk Sea dan juga Rea dan kali ini dialah yang mendampingi Sea menikah

“terima kasih suster”

“Sudah selesai Nona Sea” seorang pria bertulang lunak yang merupakan MUA tersenyum puas

“Cantik sekali, eiyke sampai pangling ciin, beda dari aslinya ya” Puji MUA seraya memegang bahu Sea dari belakang menghadap pada Cermin beauty case dengan lampu dikedua sisinya

Sea tersipu malu seraya mengulas senyuman

“Terima kasih kak”

“Selamat ya Sea, semoga kamu berbahagia” ucap suster Alma

“terima kasih suster, terima kasih sudah baik pada kami”

Sea menatap pantulan dirinya dicermin, tangannya mengusap rangkaian bunga melati yang  menghiasi sanggul belakang hingga menjuntai ke dada

Sea masih tidak menyangka bahwa hari ini dia akan menikah, tidak pernah terbesit dalam pikirannya bahwa ia akan menikah di usia 22 tahun, karena sejak orangtuanya meninggal, yang dipikirkan hanyalah bagaimana bertahan hidup dan Rea bisa sembuh

"Ayah, ibu hari ini Sea menikah" gumam Sea, setitik airmata menetes dari sudut matanya

“Sudah jangan sedih lagi, ayo aku antar ke kamar Rea, dia pasti senang melihat kamu” ujar suster Alma membuyarkan lamunan Sea

Sea terpaku melihat keadaan kamar VVIP yang Rea tempati kini, selain fasilitas lengkap dan mewah ternyata di dalam kamar tersebut sudah ditata untuk acara pernikahannya
Terdapat satu buah meja dan enam buah kursi Yang mengelilingi meja yang sudah disiapkan sebagai meja untuk akad nikah, beberapa box hantaran seserahan berbaris rapi diatas sofa

The Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang