5. Cengkraman

627 50 0
                                    

Killian berdiri di belakang kursi yang diduduki oleh Flo, lalu memegang sisi kursi dan menunduk untuk berbisik tepat di telinga Flo, "Hal itu adalah, mimpi. Kau hadir dalam mimpiku, Flo. Anehnya lagi, kau hadir dalam mimpi erotis yang membuatku bangun dalam kondisi tegang di pagi harinya. Kondisi yang sangat aneh, sekaligus membuatku tertarik. Aku tertarik menjadikan mimpiku itu menjadi sebuah kenyataan."




Flo yang mendengar bisikan tersebut tentu saja merasa sangat gelisah. Ia bahkan terlihat tidak bisa mengendalikan ekspresinya yang sontak saja memucat. Dari posisinya saat ini, Killian bahkan bisa melihat bahu Flo yang rapuh terlihat bergetar. Meskipun begitu, Killian terlihat tidak merasa bersalah sudah membuat Flo berada dalam situasi seperti itu. Jujur saja, ia malah merasa senang karena kondisi tersebut sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Flo sendiri saat ini merasa sangat panik. Ia tidak boleh boleh berada dalam kondisi ini lebih lama. Flo sadar jika ini adalah situasi yang sangat berbahaya. Jika dirinya berada dalam situasi ini lebih lama, rasanya Flo tidak bisa bersikap dengan benar atau bahkan mengatakan sesuatu yang mengungkap rahasinya. Flo pun bangkit dari posisinya saat itu juga, dan dengan suara bergetar ia berkata, "Ma, maaf, saya harus undur diri."

Setelah mengatakan hal itu, Flo bahkan tidak menatap Killian dan pergi begitu saja. Bahkan kedua kakinya hampir kehilangan kekuatan karena dirinya terlalu panik dengan situasi yang tengah terjadi. Flo rasa wajahnya saat ini pasti terlihat sangat mengerikan, karena ia memiliki tidak memiliki kekuatan untuk melakukan hal itu. Kini ia fokus untuk terus berlari menuju lift, dan segera meninggalkan lantai khusus hotel yang dipergunakan untuk restoran mewah tersebut. Flo bahkan mengabaikan para pelayan yang menyapa dirinya dan bergegas untuk segera masuk ke dalam lift yang kebetulan terbuka karena ada tamu yang baru sampai.

Flo menghela napas panjang, karena ternyata Killian tidak mengejar kepergian dirinya. Meskipun begitu, ia segera bergegas untuk segera menekan tombol lift menuju lantai bawah. Namun, saat pintu lift akan tertutup, seseorang menahannya dan membuat Flo terlihat sangat gugup. Ternyata itu adalah Killian yang segera meraih salah satu tangan Flo untuk menariknya mendekat dan berbisik, "Maaf, aku lupa menyampaikan hal yang paling penting."

Flo tentu saja secara refleks mendorong dan menjauh darinya. Namun, Killian masih menahannya dengan kuat, membuat Flo bahkan tidak bisa bergerak untuk menjauh darinya. Pintu lift juga tidak bisa ditutup karena Killian masih menahannya. Dalam hati Flo mengutuk, mengutuk dan bertanya-tanya ke mana orang-orang? Padahal Flo yakin jika apa yang terjadi di sini sangat menarik perhatian. Namun, tidak ada satu pun orang yang muncul untuk membantunya. Flo bahkan tidak bisa berkata-kata saat ini. Killian menyeringai saat melihat Flo yang sangat persis seperti seekor kelinci yang tersudutkan oleh sang predator.

Killian pun melanjutkan perkataannya dengan berkata, "Aku akan menjadikanmu sebagai milikku, Flo. Kau hanya perlu menantikan waktunya tiba."

Setelah mengatakan hal itu, Killian pun mencium pergelangan tangan Flo yang ia genggam dan melepaskan tangan Flo. Ia juga membiarkan pintu lift tertutup, sementara dirinya masih berdiri di luar lift. Sembari menyunggingkan sebuah seringai yang membuat Flo yang melihatnya merinding bukan main. Begitu pintu lift benar-benar tertutup, dan tatapan matanya dengan Killian sepenuhnya tertutup, Flo pun kehilangan kekuatan pada kedua kakinya dan segera mencari topangan.

Bisa dilihat jika Flo terlihat bergetar hebat saat ini. Flo belum pernah berada dalam situasi seperti ini sebelumnya. Flo seakan-akan baru lepas dari pandangan predator yang sangat berbahaya. Tidak salah jika Flo menyebut Killian sebagai seorang predator. Sebab pria itu benar-benar telihat selayaknya seorang predator yang siap untuk menerkam dan melahapnya kapan saja.

"A, Apa yang harus kulakukan sekarang?" tanya Flo merasa sangat bingung hingga tidak bisa berpikir dengan jernih. Selain karena perkataan Killian yang menyatakan akan menjadikan Flo miliknya, Flo juga cemas karena Killian ternyata tidak melupakan mimpi yang sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Bahkan mimpi itulah yang membuat dirinya tertarik pada dirinya.

Mimpi Panas 2 : Flo & KillianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang