I | Kembali

203 53 47
                                    

Setelah tiga tahun.

Setelah tiga tahun, Narine kembali menginjakkan kakinya di tempat ini. Tempat dimana Ia tumbuh, mengenal cinta dan patah hati pertamanya.

Ketika mobil yang membawanya memasuki area perumahan, senyum gadis itu memudar. Rasanya campur aduk sekali, banyak perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Terlebih setelah peristiwa kala itu. Tentang janji yang nyatanya harus diingkari.

Narine masih terdiam saat mobil berhenti di depan sebuah rumah, perempuan paruh baya berdiri di sana, antusias tidak sabar menyambut kedatangan Putri kesayangannya.

Namun pandangan si gadis terpaku pada rumah yang berada tepat di samping Sang Ibunda berdiri.

3 tahun yang lalu.

Narine memeluk pria itu erat, "Pokoknya harus sering kesana..." Ucapnya dengan berderai air mata.

Lelaki itu mengangguk "Pasti." Katanya.

.

Lamunan Narine buyar ketika supir membukakan pintu mobil, Ia pun bergegas keluar tak sabar juga untuk bertemu dengan Sang Ibunda.

"Anak Bunda akhirnya nyampe juga. Capek gak sayang?"Narine yang berada di pelukan Bunda menggelengkan kepalanya.

.

Narine Kinasa, gadis ini sepertinya sudah terbiasa dengan 'pindah'. Sejak kecil harus selalu siap kemana saja, tinggal bersama Bunda lalu tinggal bersama Ayah. Kembali ke Bunda lalu kembali ke Ayah. Seperti siklus kehidupan, selalu bergantian.

"Yakin gak usah Bunda bantu?"

"Gak apa-apa Bunda, gak banyak kok yang di beresin," Terbiasa dengan pindah Narine jadi tidak memiliki banyak barang, lagi pula kali ini Narine kembali ke rumah asalnya jadi Ia hanya membawa pakaian dan beberapa buku saja.

"Yaudah kalo gitu, Bunda ke bawah dulu ya mau belah semangka kesuakaannya Kamu."

"Asiiik." Narine antusias.

Sarah pergi dan senyum yang mengembang, bahagia sekali rasanya melihat putri kesayangannya itu kembali ke pelukannya.

Hal yang sama juga di rasakan Narine, walau tidak sepenuhnya senang, Narine tetap bahagia bisa kembali dengan Bunda.

Mendengar suara langkah kaki, Narine seketika berdiri, pasalnya takut sang Bunda kerepotan membawa semangka ke kamarnya.

"Bunda padahal—" Kalimat gadis itu terpotong.

"Rin..." Panggil Pria di hadapannya tersenyum, masih senyum yang sama seperti dulu.



3 tahun lalu.

"Kamu datang kan Rin?"

"Maaf... jadwal ujianku gak bisa di ganti." Jawab Narine di balik telepon.

"Yaudah it's okay, kamu bisa datang setelah selesai ujiannya."

Pada akhirnya sampai 3 tahun berlalu, Narine nyatanya tidak pernah datang.

.

Narine mematung, pandangannya masih tidak percaya walau sebenarnya hal ini pasti akan terjadi dan menjadi hal yang paling diantisipasi Narine tapi ternyata tetap saja Narine seterkejut ini melihat pria itu.

Pria yang selama ini menjadi alasan Narine enggan pulang. Juga Pria yang menjadi cinta dan patah hari pertamanya.


"Om Rion..."

..,



TBC🌻


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
a moment for a whileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang